Cegah Narkoba Merusak Santri, BNN Gencarkan FGD Dilingkungan Ponpes

Kabarone.com, Jakarta – Penyalahgunaan yang semakin marak dikhawatirkan akan merusak masa depan para generasi muda terutama santri-santri yang ada di Pondok Pesantren. Pasalnya narkoba tidak pandang bulu dan dapat merasuki siapa saja, termasuk juga para santri di Ponpes. Untuk itu BNN kembali melaksanakan program kegiatan Kepedulian Masyarakat Melalui Pemberdayaan Lingkungan Pesantren Dalam Upaya P4GN yang bertajuk Focus Group Discussion atau FGD  di Ponpes Al Islah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Minggu (13/12).

Dewan Guru dan murid dari Ponpes Al Islah sangat antusias mengikuti FGD yang dipandu oleh Moderator Karina Navalia. S.Si dengan menghadirkan narasumber dr. Lastri Riyanti, MARS tersebut.

Pimpinan Ponpes Al Islah Ust. Hasyim,dalam sambutannya mengatakan, “kami merasa sangat senang dengan kegiatan BNN, FGD ini dapat memberikan sosialisasi tentang penyalahgunaan Narkoba di masyarakat khususnya di lingkungan Pondok Pesantren,” ungkap Ust. Hasyim.

“Dengan kegiatan seperti ini kami jadi lebih mengetahui jenis-jenis dan bahaya dari Narkoba. Sebelum BNN datang ke Ponpes, kami pernah mendapatkan sosialisasi dari Polres/Polsek setempat,” imbuhnya.

Beliaupun berharap acara ini dapat memberi manfaat agar lingkungan pondok pesantren yang dipimpinnya tersebut dapat terhindar dari bahaya narkoba.

Sementara itu, dr, Lastri Riyanti MARS yang menjadi narasumber dalam pemaparannya menegaskan bahwa Pondok Pesantren harus waspada karena peredaran gelap narkotika yang semakin sulit dideteksi dan sudah semakin banyak korban berjatuhan karena penyalahgunaan narkotika.

“Penyalahguna narkotika adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau melawan hukum. Sebagian besar korban penyalahgunaan narkotika awalnya tidak sengaja mengkonsumsi/menggunakan narkotika, mereka dibujuk, diperdaya, ditipu, dipaksa,dan/ atau diancam untuk menggunakan narkotika,” ungkapnya.

Lastri pun menjelaskan beberapa ciri – ciri fisik seorang pecandu narkotika. “Jalan sempoyongan, bicara pelo, apatis, mengantuk, kebersihan dan kesehatan tidak terawat, banyak bekas suntikan/sayatan, ditemukan alat bantu penggunaan (jarum suntik, bong, pipet, aluminium foil, botol minuman dll),” jelasnya.

Ia menambahkan, para penyalahguna narkotika merupakan orang yang sakit dan oleh sebab itu perlu direhabilitasi agar dapat terbebas dari pengaruh narkoba itu.

“Penanganan dilakukan secara komprehensif meliputi aspek biopsikososial dan spiritual, sehingga memerlukan waktu lama, kemauan keras, kesabaran, konsistensi dan pembelajaran terus menerus,” pungkasnya. (Dn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *