PG. PT. KTM Membahayakan Kesehatan Masyarakat, Maka Aliansi Yang Tergabung Dalam Masyarakat Peduli Lamongan Melakukan  Aksi Demo Susulan

Kabarone.com, Lamongan  – Tindak Lanjut Aksi turun jalan (Demo) pada kesekian kalinya untuk memprotes pencemaran lingkungan baik udara, air dan tanah termasuk bau tak sedap di duga dari limbah Pabrik Gula (PG) PT. Kebun Tebu Mas (KTM).
Pada saat ini elemen yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Lamongan, menindaklanjuti protes kepada PT. KTM agar segera menyelesaikan masalah yang masih di anggap meresahkan masyarakat Lamongan pada umumnya dengan bau tidak sedap dan pencemaran kali Lamong dan debu oleh limbah pabrik KTM.
Sabtu, (15/4/2017).

Pada orasinya orator demo menyuarakan,
Pada kesempatan aksi sebelumnya pihak PT. KTM sudah menyatakan kesanggupannya untuk menyelesaikan masalah – masalah tersebut. Bahkan pihak PT. KTM juga sudah pernah menyatakan permohonan maafnya kepada masyarakat Lamongan umumnya. Namun jawaban tersebut masih belum bisa memberikan kepuasan bagi masyarakat secara umum.
Kami datang untuk meminta kejelasan terhadap management PT. KTM, atas permasalahan bau yang hingga kini belum terselesaikan. Kami ingin bukti keseriusan management PT. KTM atas masalah ini. Karena hingga kini, kami masih merasakan bau yang tidak sedap tersebut,” ungkapnya.

Akhirnya pendemo di temui oleh pihak PG. PT. KTM yang lagi – lagi di wakili oleh Direksi Ir. Adi Prasongko, M.Sc. yang menemui pendemo, ia menjelaskan bahwa tak lepas mengucapkan terima kasih atas aspirasi yang di lakukan oleh saudara – saudara PMII dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Masyarakat Peduli Lamongan.
Tudingan PT. KTM tak mempunyai Amdal ini sangan disesalkan padahal PT. KTM sudah memenuhi prinsip – prinsip Amdal. Selanjutnya di sisi lain keberadaan pabrik KTM adalah untuk masyarakat Lamongan dengan 70 % karyawan PT. KTM berasal dari warga Lamongan dan keberadaan pabrik ini untuk kepentingan bersama,” jelasnya.

Di tambahkan, Adi prasongko mengungkapkan, bahwa masalah bau yang selama ini menjadi polemik masyarakat memang benar dan kami akui, akan tetapi persoalan tersebut sudah kami deteksi untuk menyelesaikannya.
Aksi gerakan masa kali ini sudah  ke lima kalinya, setelah Aksi demo Pemuda Pancasila, LSM lain dan yang terakhir minggu yang lalu sebagai konsekwensi kami melakukan bentuk pertanggungjawabkan atas pemanggilan ke Komisi IV DPR-RI di jakarta.

Sekali lagi kami atas nama management PT. KTM mengakui bau tak sedap yang terjadi, ini di karenakan Eksiden rusaknya tembok dan meletusnya tangki tetes. Sesuai kesepakatan dengan Pemuda Pancasila dan masyarakat sekitar pabrik yang kami tanda tangani saat ini sudah dalam proses tahapan penyelesaian buktinya sekarang sudah tidak bau lagi. Dan selanjutnya penyelesaian sesuai komitmen yang telah kami lakukan tetap kami laksanakan dan ini menjadi tanggung jawab PT. KTM,” ungkap Adi Prasongko.

Di tempat yang berbeda A. Tohari Tim Non Governmen Organisation “JALAK” juga angkat bicara dan sekaligus mengucapkan terima kasih dan merasa bersyukur atas keberadaan pabrik KTM karena dapat menambah lapangan pekerjaan warga Lamongan.
Namun, perlu adanya bentuk realisasinya penyelesaian permasalahan yang terjadi. Maka dari itu harus ada bentuk realisasi secara nyata dari PT. KTM. Untuk itu kami juga atas nama masyarakat Lamongan pada umumnya meminta dan mengawal atas komitmen yang sudah di tanda tangani sebelumnya oleh pihak PT. KTM bersama masyarakat baru – baru ini, yaitu : PT. KTM akan menyelesaikan bangunan bak ekualisasi (penapungan limbah) selama 120 hari (sejak surat pernyataan di tanda tangani) atau di selesaikan pada akhir bulan juni 2017, PT. KTM segera akan menyelesaikan masalah bau limbah dan PT. KTM akan menjalin dan meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat di sekitar PT. KTM.
Dalam hal ini kalau pihak PT. KTM tidak komitmen dengan apa yang sudah di sepakati sesuai pernyataan yang telah dibuat, maka kami Tim NGO JALAK juga sekali lagi akan angkat bicara untuk melakukan pelaporan ke KomnasHam dan Kementrian Lingkungan Hidup atau ke Presiden RI di Jakarta. Karena kami hanya ingin dulunya sebelum pabrik berdiri masyarakat Lamongan umumnya hidup tenang dan menghirup udara segar, sumber air pun bersih. Kami ingin keadaan lingkungan seperti dulu kala,” pungkas A. Tohari (red).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *