Diskusi Reboan Ajak Kaum Perempuan Berperan Perangi Korupsi

Politik478 views

Kabarone.com, Semarang – Perempuan menjadi tulang punggung bangsa dalam upaya pemberantasan korupsi. Pemahaman tersebut harus dipegang teguh perempuan di mana pun.

Telah menjadi rahasia umum bahwa korupsi telah mengakar di setiap sendi kehidupan. Dyah Wiro Haswini, dari Kaukus Perempuan Politik Indonesia mengatakan perempuan mesti bersatu padu melakukan pengawalan.

Pendidikan politik, kata dia, harus dilakukan sampai akar rumput. Untuk mencapai itu, menempatkan perempuan menjadi penggerak utama gerakan melawan korupsi adalah sebuah keniscayaan.

“Ibu adalah simbol kepatutan. Baik posisinya sebagai ibu, istri, anak sampai kekasih, harus menjadi representasi kepatutan,” katanya, Rabu (31/1).

Hal tersebut diungkapkan dalam Diskusi Reboan yang digelar Tim Relawan Perjuangan Merah Putih, di Jalan Pamularsih 95, Semarang.

Saat ini, kata dia, perilaku korup telah mencapai di tataran paling bawah pada strata kehidupan bermasyarakat.

“Strata kehidupan bermasyarakat paling bawah adalah keluarga. Nah, yang mampu mengawal kehidupan di keluarga adalah seorang ibu,” tandasnya.

Dia kemudian mengemukakan contoh perilaku korup di tingkat RT, RW, desa sampai level internasional.

“Pada pemilihan kepala desa, misalnya, ada atau tidak pemilihan kepala desa tanpa permainan uang? Dalam pilkada, pileg, Pilgub maupun pilpres?” Kata dia.

Dalam diskusi bertema Gerakan Perempuan Melawan Korupsi di Jawa Tengah tersebut, mengharap kehadiran penuh perempuan dalam pendidikan perlawanan politik.

“Kita harus menanamkan mental pada suami, anak, pacar, saudara, kawan untuk mengatakan tidak pada korupsi. Tentu harus diawali diri sendiri,” kata Lenny Ratih Augustin dari Perempuan Amanat Nasional.

Dia mengatakan jika perempuan gagal menanam mental anti korupsi pada dirinya, maka jangan heran kasus korupsi semakin menggurita.

Dalam tataran kepemimpinan tingkat provinsi, lanjut dia, jika ingin pemerintahan yang bersih dan bermartabat harus ada sosok perempuan.

“Bu ida tokoh tepat sebagai figur itu, tentu bergandeng erat dengan ibu, anak perempuan serta peremouan-perempuan Jateng,” tandasnya. (Amr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *