Menyisahkan Kekecewaan Festival Sego Boranan Pada Acara Puncak HJL Ke- 449, Nasi Boranan Gratis Untuk Siapa ???

Daerah, Regional10,150 views

Kabarone.com, LAMONGAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan menggelar Festival Sego Boranan di puncak peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL) ke- 449. Kegiatan bertempat di Jl. Ahmad Yani (depan pendopo Lokatantra).Acara tersebut diramaikan dengan grup musik La Nur, Tari Sufi dan tari boranan (26/5). Acara Festival Sego Boranan yang dipusatkan di sekitar Alun-alun Lamongan Jawa Timur ini, dihadirkan 150 pedagang. Sehingga jika masing-masing pedagang menyiapkan 100 pincuk sajian, maka diakomulasikan ada 15 ribu sajian Sego Boranan yang bisa dinikmati untuk berbuka puasa.
Desain festival sego boranan itu ditata sedemikian rupa, sehingga menarik minat wisatawan untuk datang ke Lamongan. Sementara penjual Sego Boranan yang dihadirkan dalam festival ini.

Kegiatan ini menyisahkan polemik di masyarakat, terutama saat acara akan dimulai kemarin (26/5). Diantarannya,” kalau memang ambil nasi berdasarkan kupon, harusnya tidak di woro-woro (diumumkan), cukup yang diberi kupon saja yang di kasih tahu, dan kenapa harus pakai kupon harusnya sistem tebas dari pedagang tidak pakai kupon, jadi siapa saja boleh mampir dan menikmati.
Banyak yg gak bisa ikut menikmati.
Lebih lanjut, karena kupon ternyata dari kampung atau masing-masing desa ada jatah nya, yang kedinasan juga dari kantor nya masing-masing.Tdk ada kupon yang di bagikan di tempat,” ujar para pengunjung yang hadir.

Menurut Rizky dari Mantup,” kecewa tidak bisa masuk, karena tak ada kupon di tempat festival nasi boranan. Di pamflet juga tidak di terangkan kalo kupon sudah di sebar lewat desa, Rt dan Rw. Banyak warga yang kecewa atas festival nasi boranan pada acara puncak HJL tahun ini.
Di brosur katanya 150 pedagang nasi boranan, yg di festival tersebut tidak sampai 100 pedagang nasi boranan, kisaran cuma 70 an pedagang,” kata Rizky

Ditambahkannya, oleh keterangan penjual sego boranan, tahun lalu dia juga ikut dalam festival tersebut, dan di borong dengan harga Rp 500.000,- dan pengunjung tanpa kupon.Tapi untuk thun ini dia tidak ikut, karena tahun lalu dia merasa merugi jika di borong cuma Tp 500.000,-.”Kata mbak dewi,” pungkasnya (*).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *