Warga pesisir Lamongan menggelar pawai gunungan festival kupatan

Wisata1,400 views

Kabarone.com, Lamongan – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Lamongan Chairil Anwar mengaku pawai atau arak-arakan ketupat ini salah satu tradisi warga pantura Lamongan yang sudah turun-temurun diakhiri kenduri ketupat di Tanjung Kodok. Tradisi ini diperingati sebagai bentuk syukur dan peristiwa pemindahan masjid sendang duwur dari Jepara yang dibawa secara utuh oleh Sunan Sendang Duwur.

Ini merupakan janji Pemkab Lamongan untuk membuat tradisi masyarakat pesisir sebagai agenda tahunan. Ratusan warga dari berbagai desa mengusung gunungan ketupat terdiri dari satu gunungan ketupat dan akan dijadikan jamuan dalam kenduri massal.

“Masjid ini masih tetap ada dan tradisi ini dilanjutkan masyarakat dengan bersyukur secara bersama-sama,” kata Anwar sambil menambahkan pawai ini untuk mengenalkan lokasi wisata di pantura Lamongan lengkap mulai wisata budaya, religi hingga edukasi.

Selain pawai gunungan Ketupat, pawai ini juga diikuti oleh sejumlah seni tradisi yakni, jaran jenggo dan terbang jidor. Tiba di lokasi Tanjung Kodok, gunungan ketupat ini diperebutkan dan menjadi rebutan ratusan warga yang sebelumnya juga sudah banyak berkumpul di Tanjung Kodok yang kini masuk lokasi wisata WBL.

“Kalau total peserta pawai ada sekitar 500 orang,” jelasnya.

Gebyar Ketupat itu diawali dengan defile perahu hias nelayan pantura yang dilanjutkan rebutan gunungan ketupat dan kenduri kupat. Yakni makan beramai-ramai kupat dengan berbagai sayur dan olahan lauk oleh pejabat dan seluruh warga pantura Lamongan.

“Dalam acara itu,kupat buatan nelayan dengan menilai keunikan bentuk, hiasanperahudefile, komposisi dan rasa ketupat saat dicampur dengan lauk pauk juga dilombakan,” tuturnya.

Sementara Bupati Lamongan, Fadeli yang membuka Gebyar Kupatan Lamongan ini menyatakan tradisi kupatan ini menjadi agenda tahunan dan bagian dari upaya untuk melestarikan tradisi. Dulu, kata Fadeli, Tanjung kodok yang kini menjadi WBL menjadi salah satu tujuan wisata terbaik Asia. Sebab, setiap tujuh hari setelah Idul Fitri dilaksanakan peringatan Hari Raya Ketupat atau disebut kupatan oleh masyarakat setempat.

Selain Fadeli, turut hadir Wabup Lamongan Kartika Hidayati, forkopimda, kepala OPD dan ribuan warga yang ikut membanjiri acara tersebut, bupati Fadeli menyampaikan :

“Melalui gebyar ketupatan ini, kami ingin menghidupkan kembali tradisi leluhur. Terutama untuk memaknainya sebagai bagian untuk mengenang kegigihan syiar yang dilalukan oleh Sunan Drajat dan Sunan Sendang Dhuwur,” tegasnya.

( Fer/ian/Pull )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *