Waspadai Komunikasi dan “Hubungan Intim” Dengan Anak Zaman Now

Lifestyle, Ragam1,220 views

Kabarone.com, Jakarta – Memprihatinkan !! Coba perhatikan baik-baik, efek perkembangan teknologi komunikasi dan informasi seperti media sosial, game, smartphone, dan gadget dalam keluarga sendiri. Apakah sudah mulai memprihatinkan atau masih dalam batas kewajaran dan terkendali ? Apakah anda dan anak masing–masing lebih sering bermain media sosial, game, smartphone, atau berkomunikasi satu dengan lainnya ?

Hal inilah yang menjadi salah satu fokus perhatian dari Dr. Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan, S.Sos, M.T atau yang akrab disapa Bunda Rossa Pandjaitan. Sebagai wujud kepeduliannya, pada hari Rabu, 21 Maret 2018 lalu, Bunda Rossa telah melakukan sosialisasi tentang upaya-upaya komunikasi antarpribadi dalam keluarga sebagai cara untuk mempersuasi dan meningkatkan hubungan intim orang tua dan anak pada zaman now.

Dihadiri oleh para peserta remaja dan orang tua yang mayoritas berprofesi sebagai “Pasukan Orange”, acara sosialisasi tersebut sukses dilaksanakan. Bertempat di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) milik Kelurahan Kembangan Utara Jakarta Barat, sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, yang didanai oleh LPPM Universitas Mercu Buana Jakarta, bekerjasama dengan Kelurahan Kembangan Utara Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.

Ingin tahu upaya-upaya komunikasi antarpribadi dalam keluarga sebagai cara untuk mempersuasi dan meningkatkan hubungan intim orang tua dan anak pada zaman now ? Menurut Bunda Rossa ada beberapa upaya. Beberapa diantaranya yaitu, sebaiknya orang tua sedini mungkin mengajarkan pada anak tentang prinsip-prinsip dalam keluarga. Misalnya, pada saat makan atau nonton bersama keluarga, sebaiknya setiap anggota keluarga dilarang asik main media sosial, atau game, ataupun aneka gadget yang ada dalam smartphone. Ajarkan anak agar aktif berkomunikasi dengan sesama anggota keluarga. Artinya, orang tua juga harus mampu menjadi contoh yang baik bagi anak, agar anak paham prinsip-prinsip dalam keluarga.

Selain itu, menurut Bunda Rossa, para orang tua juga harus belajar meningkatkan kreativitas komunikasi antarpribadi dengan anak, sehingga menarik, dan tidak menimbulkan rasa sakit hati pada anak. Upaya lain yang juga ditekankan oleh Bunda Rossa yaitu, orang tua harus mampu jadi motivator bagi anak-anaknya, melalui cara-cara yang fleksibel. Sebab, setiap anak unik dan tidak semua perilaku ataupun tindakan yang benar, berlaku sama untuk semua anak. Tidak lupa Bunda Rossa juga mengingatkan agar sikap empati dibangun dalam keluarga, baik dengan anak maupun terhadap pasangan, sehingga muncul rasa peduli dan tepo selero, yang mampu meningkatkan hubungan intim dalam keluarga.

Selanjutnya, Bunda Rossa juga menegaskan bahwa, agar hubungan antarpribadi dapat menjadi intim, setiap anggota keluarga harus paham dan sabar terhadap proses komunikasi yang dilakukan. Agar tidak membosankan, Bunda Rossa menyarankan agar komunikasi antara orangtua dan anak bersifat tidak statis, tidak monoton, dapat menyesuaikan dengan perubahan waktu dan seiring perkembangan serta perubahan anak, juga harus memperhatikan efek masa depan hubungan anak dengan orang tua.

Bunda Rossa juga mengingatkan agar, baik orang tua maupun anak, seharusnya sama-sama paham bahwa komunikasi dan hubungan intim dalam keluarga, adalah hubungan yang saling mempengaruhi bagaikan sebuah sistem. Artinya, baik orang tua maupun anak, harus sama-sama berupaya saling terbuka dan menjaga cara berkomunikasi, agar tidak menimbulkan rasa sakit hati, sedih, maupun marah. Menurut Bunda Rossa, cara berkomunikasi pada saat ini, cenderung akan mempengaruhi hubungan dan cara berkomunikasi di masa depan.

Informasi lain yang juga penting dipahami yaitu, menurut Bunda Rossa, ternyata hubungan intim dalam keluarga juga harus bersifat saling menguntungan satu sama lainnya. Menurut Bunda Rossa, dalam menjalani hubungan harus ada timbal balik komunikasi yang baik. Harus ada perlengkapan persepsi dan ketertarikan terhadap anak. Artinya, untuk meningkatkan komunikasi dan hubungan intim dalam keluarga, orang tua harus punya rasa ketertarikan untuk berkomunikasi pada anak, sehingga komunikasi dengan anak akan berjalan lancar dan menyenangkan.

Bunda Rossa juga menegaskan bahwa, para orang tua juga harus mampu belajar menerima jawaban yang tidak diharapkan dari anak, termasuk perbedaan persepsi, dan penolakan anak. Itulah sebabnya, agar anak dapat berkomunikasi secara santun saat memberikan jawaban, menyatakan persepsinya, dan melakukan penolakan, maka orang tua harus sedini mungkin menetapkan berbagai aturan tentang cara berkomunikasi yang baik, yang merupakan hasil kesepakatan bersama antara orang tua dan anak, sehingga anak paham cara berkomunikasi yang menyenangkan.

Selain menjelaskan tentang upaya-upaya komunikasi antarpribadi dalam keluarga sebagai cara untuk mempersuasi dan meningkatkan hubungan intim orang tua dan anak pada zaman now, Bunda Rossa juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antarpribadi. Salah satu diantaranya yaitu faktor psikologis, seperti tingkat kepercayaan, tingkat kekariban atau keintiman, maupun tingkat kekuasaan orang tua terhadap anak.

Menurut Bunda Rossa, untuk membangun kepercayaan, pertama-tama sebagai tolak ukur harus dibangun rasa nyaman, agar terbangun kepercayaan untuk saling berbagi atau bertukar informasi tentang diri masing-masing. Selain itu, untuk membangun tingkat kekariban, diperlukan kemampuan bisa menjadi diri sendiri dan dapat mengungkapkan perasaan karib atau intim di depan orang lain, yang ditunjukkan secara verbal maupn nonverbal.

“Contohnya melalui pemilihan kata-kata tertentu seperti panggilan sayang, ataupun sentuhan fisik melalui cara menggandeng, menggenggam tangan, dan menghabiskan waktu bersama-sama. Sedangkan untuk membangun kekuasaan atau kekuatan, yang diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi anak untuk mencapai tujuan yang diinginkan, merupakan hal yang paling signifikan diantara semuanya, karena dapat menjadi kontrol dan ditunjukkan dengan berbagai cara,” jelasnya.

Jadi menurut Bunda Rossa, pada saat berkomunikasi, masing-masing pihak secara tidak langsung akan saling mempengaruhi ketidakseimbangan kekuatan dari informasi yang disampaikan. Hal ini dikarenakan, menurut Bunda Rossa, informasi adalah sumber kekuatan dari berkomunikasi, sedangkan yang dimaksud dengan ‘kekuatan’ itu sendiri ialah merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan.

Demikianlah antara lain upaya-upaya komunikasi antarpribadi yang disosialisasikan di lingkungan Kelurahan Kembangan Utara Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Meskipun saat ini komunikasi dalam keluarga anda berjalan baik, tidak ada masalah, terkontrol, dan terkendali, tidak ada salahnya tetap waspada. Seperti pesan Bunda Rossa, waspada komunikasi dan hubungan intim dengan anak zaman now. (RHP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *