Menelusuri Kunjungan Narapidana Rutan Kelas 1 Cirebon, Diduga ada Transaksional Jam Besuk

Investigasi, Lipsus3,485 views

Kabarone.com, Cirebon – Sanak saudara dan keluarga penghuni rumah tahanan negara (Rutan) Kelas 1 Cirebon yang berkunjung membesuk narapidana mempertanyakan lamanya waktu besuk dan diduga ada transaksional jam besuk dengan oknum petugas.
Biasanya pembesuk setelah lolos dari pemeriksaan petugas, langsung disambut tamping dengan tanggap memanggil tahanan yang hendak dikunjungi. Tamping adalah tahanan yang diberdayakan untuk membantu-bantu di dalam rutan.
Kemudian pembesuk diantar ke aula tempat bertemunya para pembesuk dengan para narapidana. Selanjutnya taping memanggil narapidana berdasarkan berkas administrasi yang diberikan petugas Rutan Kelas 1 Cirebon.
Selang beberapa saat narapidana yang dimaksud datang menemui pembesuk di aula. Di dalam aula terlihat masing-masing pembesuk sedang bercengkrama dengan para narapidana. Nampaknya mereka saling melepas rindu satu sama lainnya.
Pemandangan temu kangen antara pembesuk dengan narapidana rupanya jadi hal biasa, ketika melihat pembesuk dengan narapidana yang berlainan jenis saling berpegangan tangan dan berpelukan melepas rindu.
Meski demikian gerak gerik pengunjung narapidana masih dalam batas normal. Selain itu ruangan aula diawasi tamping serta dilengkapi cctv dan dipantau langsung dengan monitor yang dikelola tamping & petugas.
Tamping mendata jam masuk pembesuk dengan narapidana. Sehingga bila melihat waktu jam besuk habis dari layar monitor. Kemudian salah seorang tamping datang menghampiri narapidana dengan menggatakan waktu kunjungan sudah berakhir.
Namun tamping mendadak menjadi berlagak bak “pahlawan” menawarkan perpanjang waktu dengan syarat membeli air mineral di kantin aula. ” Saya mencoba mau membeli dan ketika menanyakan harga sebotol air mineral pada penjaga ternyata mengejutkan harga sebotol air mineral @ Rp.20.000,-, ” kata Yan salah seorang pembesuk kepada media ini Rabu (28/07-2017) seusai membesuk sanak keluarga penghuni Rutan kelas 1 Cirebon.
Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga digigit monyet pula. Peribahasa ini cocok untuk keluarga penghuni Rutan harus membayar mahal agar bisa melepaskan kangen dihari fitri (suasana lebaran). ” Waktu kunjungan yang sebenarnya berapa menit dan perpanjang waktu yang akan diberikan tamping berapa menit lagi,” ungkapnya.
Ternyata harga sebotol air mineral di rutan lebih mahal ketimbang harga di cave atau dihotel berbintang sekalipun. ” Kami bisa jenguk keluarga penghuni Rutan ini uang dapat minta sumbangan dan utangan dan tidak mampu membayar harga sebotol air mineral semahal itu, ” terangnya.
Sebelumnya pembesuk narapidana di rutan terlebih dahulu diminta mengisi data diri di buku. Proses menemui tahanan / narapidana di Rutan Kelas 1 Cirebon ini cukup ketat. Setelah mengisi data diri dan menyebutkan tahanan yang akan dikunjungi, mereka hanya diminta meninggalkan KTP.
Selanjutnya petugas melakukan pemeriksaan administrasi, terus penggeledahan kepada diri pembesuk & barang bawaannya. ” Barang bawaan pembesuk diperiksa satu persatu secara detail. Ketika melihat makanan ringan terlihat agak banyak di kurangi serta tidak boleh membawa kacang, sukro dan sejenisnya,” paparnya.
Saat barang bawaannya dikurangi petugas mengatakan agar kantin rutannya lalu. Sedangkan untuk makanan jenis kacang yang tidak boleh dibawa petugas tidak memberikan penjelasan apa apa, tuturnya.
Setelah diizinkan bertemu tahanan, petugas meminta menunggu yang terlebih dahulu tangan pembesuk diberikan tanda cap/stempel warna merah dan di beri pengenal untuk digantungkan dilehernya.
Petugas jaga itu lalu memerintahkan rekannya untuk memanggil tahanan yang akan dibesuk. Kerap kali petugas meminta tolong tamping memanggil tahanan yang hendak dikunjungi. Tamping adalah tahanan yang diberdayakan untuk membantu-bantu di dalam rutan. Biasanya, tahanan yang dianggap berkelakuan baik.
Setelah waktu kunjungan berakhir, pembesuk diminta kembali ke ruang jaga untuk didata lagi. Petugas juga akan mengem­balikan KTP maupun barang-barang bawaan yang tadi dititipkan.
“Tadi kami membesuk teman yang sudah ditahan beberapa bulan di sini karena kasus narkoba,” jelas salah satu pembesuk perempuan lain yang ditemui media ini setelah setengah jam berada di dalam rutan.
Sisi lain larangan bagi para narapidana untuk memiliki ponsel pribadi menjadi peluang bisnis bagi para oknum petugas rutan. Sejumlah mantan narapidana mengaku tidak mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan kerabat, klien, maupun keluarganya karena bisa menyewa ponsel milik oknum penjaga rutan.
Im, salah seorang narapidana di rutan kelas 1 Cirebon mengatakan, semua ponsel itu disewakan oleh oknum petugas tanpa dilengkapi SIM card karena para narapidana umumnya sudah mengantongi SIM card sendiri.
” Itu pengalaman pribadi saya saat menjadi penghuni rutan kelas 1 Cirebon, tersangkut kasus penipuan. Ingat kan Pa waktu saya ada di dalam rutan sering komunikasi dengan Bapak,” ungkap Ini seraya mengingatkan.
Inilah yang diduga menjadi modus bagi oknum-oknum aparat rutan untuk menambah penghasilan mereka dengan menyewakan ponsel kepada para narapidana. Sebagaimana diketahui bersama dalam pemberitaan media massa seorang narapidana dapat mengendalikan atau menjalankan bisnis haram dari balik jeruji besi, pungkasnya.
Sementara **Kepala Rutan Kelas I Cirebon, Jalu Yuswa Panjang belum dapat dikonfirmasi. ” Ka.Rutan masih cuti lebaran. Nanti datang lagi Senin mendatang,” kata petugas rutan kelas 1 Cirebon, Acep .T***Mulbae

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *