Politikus Termuda Partai Amanat Nasional Hamzah Fansyuri Banyak Mendapat Laporan Terkait Polemik Penerima Bantuan PKH

Lamongan, kabarone.com – Warga dusun Ngangkrek Desa Balun kecamatan Turi Lamongan bernama Chosim, Kudhori, Karsi dan beberapa warga yang tergolong warga tidak mampu Mengaku tidak dapat PKH sejak awal, dari ada nya program itu. Seperti yang terjadi Di Dusun ngangkrik Turi, ada beberapa rumah yang layak, kondisi dengan bangunan bagus malah dapat PKH, hal ini berbanding terbalik dengan dengan kondisi di lapangan oleh beberapa rumah di Dusun ngangkrek, bangunan papan sesek gedhek, malah tidak mendapatkan PKH.


Terkait permasalahan carut marut para penerima dan oknum petugas PKH dilapangan mendapatkan respon dari Politikus Termuda Partai Amanat Nasional Hamzah Fansyuri mengatakan,”
Ada beberapa warga mengeluh kalau dirinya tidak pernah mendapat bantuan PKH saat saya ngopi di dusun ngangkrik desa balun kecamatan turi, kemudian saya datangi rumahnya untuk memastikan kondisi rumah warga, ternyata memang sungguh memprihatinkan dan layak menerima bantuan PKH.” tutur anggota komisi A DPRD Lamongan tersebut kepada kabarone.com
Masih menurut Hamzah Fansyuri,” malah ada yg rumahnya bagus dan ada mobil terparkir, stiker penerima bantuan PKH tertempel dirumahnya. Saya langsung hubungi pendamping PKH desa balun, dan jawabannya warga tersebut belum ada di data BDT kemiskinan.Saya sampai detik ini masih sering blusukan kedesa-desa, jadi saya tahu persis polemik apa saja yang terjadi di masyarakat.

“Saya selaku wakil rakyat turut bertanggung jawab atas polemik ini, kami minta kepada pemerintah untuk menindak lanjuti masalah ini, dan serius dalam melakukan verval (verivikasi & validasi) supaya program Keluarga Harapan bisa tepat sasaran.” Tegasnya

Hal senada diungkapkan oleh Kasun ngangkrek suhadak ketika di konfirmasi Tim Wartawan Senin (9/3) menyayangkan hal tersebut, diri nya Mengatakan bahwa Proses awal pkh itu melalui kelompok, dari 2 Dusun itu ada ketua kelompok nya, ketua kelompok di ambilkan dari salah satu penerima pkh. Sehingga tingkat akurasi nya masih ada beberapa yang kurang tepat karena dinilai tidak ada nya koordinasi dengan pihak perangkat desa.

“Bahkan Ada warga di dusun ngangkrek rumah nya bagus, punya Mobil Dan motor banyak malah dapat PKH, yang rumah nya kayu, gedhek sesek malah tidak dapat, faktor kedekatan emosioanal yang terkadang masih di jadikan acuan oleh penerima bantuan PKH, sedangkan kalau ada permasalahan di bawah terkait penerima PKH, selama ini perangkat desa yang kena awu angetnya.

“Di Tahun 2019 kemaren ada verifikasi ulang pendataan dari petugas pencacah Lapangan dari Dinsos, perangkat desa merasa senang. Sehingga Kasun Dan Perangkat Desa ikut di libatkan Dari proses awal, tetapi kenyataan nya di lapangan kelihatan nya masih data lama yang digunakan oleh petugas PKH dan belum ada nya update penerima dana PKH di tahun 2020 ini..

“Di tahun 2020 ini bahkan ada yang sudah di beri stiker penerima bantuan tapi belum ada nya realisasi di desa ngangkrek ini.

Selama ini perangkat desa merasa di selingkuhi oleh petugas PKH Karena , tidak ada nya koordinasi yang baik antara petugas pkh, ketua kelompok dan perangkat desa.”ujar Suhadak

Saat di klarifikasi di balai desa , Kepala desa Balun Khusyairi mengatakan,”Selama ini bahkan pemerintah Desa tidak tau, mulai dari Nol, Pendataan, dan siapa saja yang berhak menerima PKH tersebut. Data yang sudah di data oleh kelompok paling tidak di serahkan ke desa, berkomunikasi dan berkoordinasi biar pihak perangkat bisa mengetahui dan bisa ikut memberi masukan, memastikan bahwa yang menerima tepat sasaran dan sesuai, pasti proses nya berjalan dengan baik” , ucapnya.( Red).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *