Gubernur Kaltara : Derajat Kesehatan di Kaltara Perlu Ditingkatkan

Daerah, Regional689 views

Kabarone.com, Kaltara – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr H Irianto Lambrie menyebutkan, instansi terkait di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara butuh meningkatkan seluruh indikator kesehatan. Ini dikarenakan, kesehatan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan masyarakat, dan nantinya akan mendorong percepatan pembangunan yang positif.

Pernyataan ini diungkapkan Irianto, lantaran rasa keprihatinannya atas tingkat indikator kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya Kaltara yang masih dibawah daerah lainnya. Hal ini juga berimplikasi pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. “Ada tiga indikator yang mempengaruhi IPM itu, yakni tingkat pendidikan, kesehatan masyarakat dan kesejahteraan,” kata Irianto.

Secara garis besar, menurut laporan terbaru the United Nations Development Programme (UNDP) yang dirilis bulan Maret menunjukkan kualitas manusia Indonesia kalah dari negara tetangga Malaysia. Kualitas manusia Indonesia juga lebih rendah dari Turki. Dipaparkan pula, IPM Indonesia pada 2015 berada di peringkat 113, dengan skor 0,689. Sementara Malaysia ada di peringkat 59 dengan skor 0,789, dan Turki di peringkat 71 dengan skor 0,767. “Menilik hal itu, selayaknya derajat kesehatan masyarakat, pendidikan dan kesejahteraan ditingkatkan. Nah, Kaltara bisa mengawali peningkatan indikator itu, dan bisa dimulai dari indikator kesehatan,” urainya.

Keyakinan ini diungkapkan Irianto, lantaran Kaltara masih memiliki jumlah penduduk yang relatif sedikit. Sehingga untuk membiasakan hidup sehat, cukup memungkinkan direalisasikan hingga membudaya. “Seperti budaya mencuci tangan sebelum makan atau kegiatan lainnya, memiliki pasar dan toilet yang bersih,” jelasnya.

Selain keterlibatan masyarakat, yang menjadi perhatian Gubernur adalah integritas dan dedikasi dari tenaga kesehatan di Kaltara. “Setiap tenaga kesehatan, utamanya dokter di Kaltara ini, patutnya memiliki niat lurus untuk mengabdi di seluruh wilayah Kaltara. Jadi, seorang tenaga kesehatan harus memiliki inisiatif dan ber-reorientasi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” papar Irianto.

Guna diketahui, dengan IPM untuk 2015 adalah 0,689 menempatkan Indonesia dalam kategori pembangunan manusia menengah. Nilai IPM meningkat 30,5 persen dari nilai pada tahun 1990. Hal ini mencerminkan kemajuan yang telah dicapai Indonesia dalam hal harapan hidup saat lahir, rata-rata tahun bersekolah, harapan lama bersekolah dan pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita selama periode tersebut.

Namun demikian IPM Indonesia menurun tajam ke 0,563 (turun 18,2 persen) bila kesenjangan diperhitungkan. Kesenjangan pendidikan dan harapan hidup saat lahir di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata di Asia Timur dan Pasifik, namun Indonesia lebih baik dalam hal kesenjangan pendapatan dan gender dibandingkan dengan rata-rata di kawasan ini.

Sementara itu, berdasarkan informasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, IPM Provinsi Kaltara pada 2015 terus mengalami. Pada 2015, IPM Provinsi Kaltara telah mencapai 68,76. Angka ini meningkat sebesar 0,12 poin dibandingkan dengan IPM Provinsi Kaltara pada 2014 yang sebesar 68,64.

Selama periode 2014 hingga 2015, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 72,16 tahun, meningkat 0,04 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,54 tahun, meningkat 0,01 tahun dibandingkan pada 2014. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,36 tahun, meningkat 0,01 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp 8,35 juta rupiah pada 2015, meningkat Rp 65,11 ribu dibandingkan tahun sebelumnya. (humas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *