Dandim 0812 Turba ke Gudang Bulog

Daerah1,576 views

Kabarone.com, Lamongan – Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan daya serap Bulog dalam membeli hasil panen petani, diantaranya adalah lemahnya pemahaman para petani untuk mendukung secara total program Swasembada Pangan Nasional, juga karena derasnya pengaruh para tengkulak / pemilik gudang swasta / pemilik penggilingan padi yang ditengarai memiliki kemampuan dalam mengendalikan harga hasil panen petani, sehingga membuat sebagian petani menjual hasil panennya kepada para tengkulak.

Berkenaan dengan hal tersebut , Dandim 0812 Letkol Inf Jemz Andre R.E, S.Sos dalam upayanya untuk memenuhi target yang dicanangkan oleh pemerintah, pada Rabu (12\9) melakukan turba ke gudang bulog di lamongan.

“Kita turba ke 2 gudang besar di babat dan lamongan untuk mengecek penyerapan beras yang di terima bulog dari petani dalam rangka upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan di kabupaten Lamongan,” ungkapnya.

“Beras dari petani yang menjadi target bulog dengan medium rata rata bagus terkecuali beras raskin bukan kapasitas dan kami belum paham karena yang menangani bulog langsung,” lanjutnya.

Mendata/mengecek penyerapan beras yg di terima oleh bulog, hasil dari kerjasama dengan TNI khususnya koramil dan babinsa dari penggilingan padi yang ada di wilayah di lamongan, penyerapan yang di targetkan harusnya tercapai, mulai bulan juni-september sebesar 17 ribu Ton wilayah lamongan di 2 gudang besar wilayah masuk babat dan lamongan.

Namun kenyataannya sampai saat ini target baru terpenuhi 43 persen, berupa beras premium itu di luar gabah karena memang saat ini beras yg ada itu kebanyakan juga kadar airnya msih kurang dari 14 persen yg ditetapkan oleh bulog brookennya 15 persen yang sudah buat kontrak, ada 10 persen yang sedang buat kontrak.

“Tapi ini dinamika di lapangan dandim mendorong para penggilingan padi, pengusaha beras dan para petani untuk sedapat mungkin menyetorkan berasnya ke bulog untuk bisa penuhi cadangan beras nasional secara umum, sehingga harapan dari pemerintah tidak mengimport beras dari negara lain Itu dengan maksud supaya para petani lebih sejahtera karena harga beras sudah cukup tinggi. Kemarin harga beras diturunkan oleh bulog sebesar Rp 150,- dari rata2 Rp 8.900,- menjadi Rp 8.750,-,” tegasnya.

Hal senada di ungkapkan Kepala Bulog Babat Teddy. Menurut Teddy, pada dasarnya untuk penerimaan beras di bulog kab.lamongan menagetkan 17ribu Ton sampai akhir bulan september 2015.

“Per tgl 11 september 2015 kemarin terserap 2.795 Ton. Bulog berupaya mencapai target 17ribu Ton. Bulog tidak punya kewenangan untuk menyetop pengiriman beras dari pengusaha beras/petani.
Pengusaha beras/petani selaku mitra buat kesepakatan(Mou) kontrak dengan dolog bojonegoro. Bulog wilayah Tuban, babat, lamongan. Bulog hanya menerima pengiriman beras saja,” ungkapnya.

Kalau di bilang optimis, lanjut Teddy, ya optimis saja untuk penuhi target karena TNI lewat jajarannya datangi ke mitra bulog(pengusaha beras/petani) yang tadinya beras tidak di jual ke bulog sekarang di arahkan TNI Babinsa di masing masing wilayah koramil untuk memenuhi target dengan alasan untuk kepentingan negara. Kalau tidak ada kerjasama dengan TNI kemungkinan gudang dolog akan kosong tidak ada beras.

“Target bapak presiden Jokowi jangan sampai ada impor beras ke negara lain. Target sebelumnya dolog tidak boleh nyetop penjualan pengusaha beras/petani ke bulog dengan alasan dolog tidak beli. Tentang harga Premium Rp 7.300,-/Raskin dan medium brookennya 10 persen Rp 8.900,- broken 15 persen 3p 8.750,-,” jelasnya.

Kepala gudang Teddy juga mengatakan, satu hal dan tidak mencari pembenaran akan tetapi menyampaikan realita di lapangan. Suatu misal Luas lahan 1 juta hektar(Ha) hasil produksi gabah 5 ribu Ton petani melaporkan pada pemerintah maka pemerintah buat kesimpulan kebutuhan beras tercukupi. Akan tetapi pemerintah kurang cermat seperti halnya ada kegagalan panen. (pul/as)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *