Kabarone.com, Jakarta – Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelar sosialisasi tentang Penyalahgunaan, Pencegahan, Pemberantasan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di kantor Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Indonesia, Rabu (18/5). Acara yang digelar meriah di Kantor DPP Aliansi Indonesia itu disambut antusias ratusan perwakilan pengurus daerah Aliansi Indonesia yang hadir.
Ketua Umum Aliansi Indonesia H. Joni Lubis dalam sambutannya menyampaikan bahwa keluarga besar Aliansi Indonesia yang ada di seluruh Provinsi dan Kabupaten di Indonesia sangat siap membantu pemerintah dalam rangka pengawasan, pencegahan, dan penanganan penyalahgunaan narkoba.
“Kami dari keluarga besar Aliansi Indonesia sangat mendukung dan siap membantu pemerintah mengawasi, mencegah dan bahkan kalau diperbolehkan menangkap pelaku pengedar narkoba, karena kami melihat peredaran narkoba ini sudah sangat mengkhawatirkan dan merusak generasi muda bangsa,” tegas H. Joni Lubis.
H. Joni Lubis pun menegaskan akan bekerjasama dengan pemerintah dalam hal ini BNN untuk melakukan tes urin kepada seluruh anggota agar tidak ada anggota Aliansi Indonesia yang melakukan penyalahgunaan narkoba.
“Kami siap di tes urin, bahkan saya yang akan duluan. Dan kalau ada anggota Aliansi Indonesia yang menyalahgunakan narkoba akan kami tindak tegas,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Abah Anom Ketua Komite Eksekutif Badan Penelitian Aset Negara Aliansi Indonesia yang juga menjadi Ketua Panitia Sosialisasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba itu. Abah Anom mengatakan bahwa saat ini penyalahgunaan narkoba tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat saja, tetapi,juga dapat terjadi di Lembaga sosial seperti Aliansi Indonesia.
“Dalam Lembaga apapun, penyalahgunaan narkoba oleh Anggota akan membawa dampak buruk bagi kinerja dan produktivitas Lembaga. Oleh karena itu Aliansi Indonesia siap menjadi pelopor untuk mewujudkan generasi yang bersih dari narkoba,” tegas Abah Anom.
Sementara Direktur Advokasi BNN, Yuni Farida Oktoris, M.Si yang hadir mewakili Kapala BNN Komjen. Pol. Budi Waseso dalam paparannya menyampaikan kondisi bahaya penyebaran narkoba yang kian meningkat dan semakin mengkhawatirkan. Pasalnya, bahaya narkoba sudah menyasar hingga ke daerah terpencil dan ironisnya anak-anak telah banyak menjadi korban, baik dijadikan pemakai sampai dimanfaatkan menjadi kurir pengedar.
“Kondisi peredaran narkoba saat ini sudah sangat darurat karena sasarannya sudah sampai daerah-daerah terpencil. Seperti beberapa waktu lalu saya ke daerah Musi Banyuasin dan kami dilapangan banyak sekali menemukan transaksi peredaran narkoba,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Yuni, dibutuhkan peran serta masyarakat untuk turut mengawasi dan melaporkan bila mengetahui ada transaksi narkoba di wilayahnya masing-masing. Sebab menurut Yuni, personil BNN di daerah masih sangat terbatas, sehingga dengan peran serta masyarakat mengawasi peredaran narkoba diharapkan akan dapat mempercepat proses pemberantasan narkoba.
Masyarakat khususnya keluarga besar Aliansi Indonesia diharapkan dapat menjadi benteng bagi anak-anak agar terhindar dari bahaya narkoba. Orang tua harus berperan aktif mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai menjadi korban kejahatan narkoba. Yuni juga menghimbau agar orang tua jangan segan dan malu melapor bila ada anak-anaknya yang telah menjadi korban agar dapat direhabilitasi dan disembuhkan.
“Peran orang tua sangat penting dalam mengawasi anak-anak agar jangan jadi korban kejahatan narkoba. Dan kalau ada diantara keluarga yang menjadi korban, jangan segan melaporkan kepada pihak BNN agar bisa direhabilitasi dan disembuhkan,” pungkasnya. (Doni)