Kabarone.com, Merauke – Salah satu prioritas pemerintah pusat saat ini adalah melakukan percepatan pembangunan diwilayah perbatasan Indonesia. Menindaklanjuti itu, pimpinan TNI mengarahakan jajarannya yang bertugas di daerah perbatasan, salah satunya perbatasan RI-PNG.
Di wilayah sektor selatan, dari kabupaten Merauke hingga Boven Digoel, wilayah perbatasan didorong lewat tiga batalyon Satgas Pamtas RI-PNG yakni Yonif 407/Padmakusuma, Yonif Para Raider 330/Tri Dharma Kostrad dan Yonif Mekanis 413 Mekanis Bremoro Kostrad.
Demikian dikemukakan ketiga Dansatgas yaitu, Yonif 407/Padmakusuma, Letkol Inf Abi Kusnianto, Dansatgas Yonif Para Raider 330/TD, Mayor Inf Kamil Bahren Pasha,S.Sos,MA dan Mayor Arif Munawar, Dansatgas Yonif Mekanis 413 Mekanis Bremoro Kostrad kepada wartawan di Merauke, kemarin.
“Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan penuh. Yang menjadi sasrannya, daerah pelosok dan terpencil, sarana transportasi menuju lokasi terdapat banyak rintangan karena kondisi geografis yang rata-rata masih berupa hutan dan rawa,” ujar Dansatgas 407/PK yang diamini dua Dansatgas lainnya.
Program itu dikhususkan untuk masyarakat asli Papua dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Sebab, masih banyak masyarakat pedalaman yang masih hidup dalam ketertinggalan. Lewat pembuatan jamban diharapkan dapat merubah kebiasaan masyarakat yang terbiasa mandi dan buang hajat di sungai beralih ke jamban sehingga menjadikan hidup yang lebih sehat dan bersih.
Di tempat yang sama, Dansatgas Para Raider 330/TD, juga mengutarakan bahwa perehaban rumah ibadah dilakukan oleh para prajurit yang bertugas di serambi depan NKRI itu juga membantu masyarakat dalam beribadah. Pihaknya melaihat, beberapa rumah ibadah yang ada saat ini dalam kondisi yang kurang baik, padahal antusias mereka utuk beribadah sangat tinggi.
“Kami melihat masyarakat di perbatasan ini seperti itu, apakah itu Muslim atau Nasrani. Inilah yang menjadi alasan bagi kami untuk berbuat. Ketika tempat ibadah itu sudah nyaman, masyarakat pun lebih khusuk lagi dalam beribadah,” terang perwira berpangkat melati satu lulusan Akmil 2000 itu.
Sementara Dansatgas Yonif Mekanis 413/Bremoro mengatakan kemanunggalan TNI dengan masyarakat di perbatasan cukup terjadlin dengan baik. Hal ini dapat dirasakan karena selama proses pengerjaan banyak masyarakat yang turut ambil bagian. “Suasana seperti inilah yang menjadi harapan kita semua. Tanpa keikutsertaan dan dukungan masyarakat program ini tidak bisa berjalan lancar,” katanya mengapresiasi masyarakat perbatasan.
Selain melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), ketiga batalyon itu juga ikut menangani permasalahan masyarakat bersama aparat setempat di bidang transportasi, komunikasi, keamanan, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial.
“Kami dari Satgas juga aktif melakukan berbagai kegiatan teritorial dalam bentuk karya bakti, anjangsana, olahraga bersama, mengajar di sekolah, komsos dengan aparat pemerintahan dan tokoh masyarakat, pendampingan masyarakat berkebun, cara membuat tempe, makanan yang bahan dasarnya ada di lingkungan setempat dan bidang lain,” pungkasnya.
Warga perbatasan sangat mengapresiasi tindakan para prajuirt TNI AD itu. Mereka merasa cukup terbantu dalam banyak hal. (As)