Kabarone.com, Konawe Utara – Excavator PC 110 yang merupakan Aset Daerah Kabupaten Konawe Utara dari Dinas Perikanan dan Kelautan terbengkalai. Alat berat ini sudah hampir setahun tertanam di lokasi pekerjaan pembuatan empang di desa sama subur kecamatan Sawa. Menurut keterangan dari pemilik lahan, H. Anwar, Sabtu (18/2/17) mengatakan, alat berat ini awalnya mau digunakan untuk mengerjakan pembuatan empang di lahan saya, akan tetapi jembatan kayu yang dibuat roboh dan akhirnya exacavatornya jatuh dan tertanam, jelasnya.
Lanjut dia, saya sudah habiskan dana sekitar 15 juta rupiah untuk mengangkat alat berat ini, namun sayangnya gak ada bantuan dari pemerintah, ungkapnya. Selain itu ia juga ungkapkan bahwa selama ini anggota DPRD Konut sudah turun meninjau hal ini. Pernah kami lakukan upaya untuk mengangkat alat ini, bahkan ada yang mau angkat alat ini awalnya 20 juta sampai naik, namun setelah lama mereka menaikkan karena alatnya juga sudah semakin lama semakin tertanam dan kini dimasuki air, jelasnya.
Untuk upaya itu menurutnya, Rahman Sorau yang kala itu sebagai penanggung jawab, akan tetapi hingga kini tak ada juga tindak lanjutnya, ungkapnya. Kami sebenarnya mau sekali melakukan kerjasama untuk mengangkat alat ini, akan tetapi jika kami sendiri yang mau membiayai tentunya kami tidak bisa bahkan pernah kami keluarkan dana lima belas juta rupiah namun tak berhasil naik karena tekhnisinya kala itu tidak baik sehingga tali slingnya putus, apalagi tali sling yang dipakai kecil, jadi untuk sekarang ini harus menggunakan dua alat berat baru bisa karena alatnya semakin tertanam, beber H.Anwar.
Dalam hal ini tentunya pemerintah daerah Kabupaten Konawe Utara diminta untuk segera menindak lanjuti hal ini, mengingat alat berat yang merupakan aset daerah Konut ini sudah sejak sepuluh hari setelah idul fitri tahun 2016 lalu tertanam dan tak ada upaya dari pihak terkait, apalagi pihak Perikanan Kelautan seakan-akan tidak tahu menahu akan hal ini. Tentunya dengan kejadian ini, kerugian daerah akan terjadi dan kerugian petani tambak pula akan terjadi karena alat berat ini tertanam do saluran induk yang mengairi lahan warga di desa Sama Subur ini. (K7)