Categories: LipsusLiputan Khusus

Kunker ke Negeri Jiran, Gubernur Kaltara Bahas TKI Sampai Perdagangan Lintas Batas

Kabarone.com, Kaltara – Dalam rangkaian kunjungan ke Negeri Jiran (Malaysia, red) beberapa waktu lalu, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr H Irianto Lambrie memaparkan persoalan sekaligus solusi untuk mengelola perbatasan Indonesia-Malaysia di dalam ruang pertemuan Konsulat Jenderal (Konjen) RI Kota Kinabalu.

Salah satu yang dibahas adalah persoalan Tenaga Kerja Indonesia yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, khususnya Pemerintah Malaysia. Setelah mengupas persoalan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Irianto mengalihkan pembicaraannya kepada perdagangan lintas batas. Menurut dia, kebijakan ini belum terkelola dengan baik.

“Saya sudah lapor dan beri masukan ke Menteri Perdagangan, bahkan Presiden juga Menteri Koordinator terkait, tapi belum direspon dengan baik,” kata Irianto.

Irianto pun pada Maret lalu bertemu lagi dengan Menteri Perdagangan dan menyampaikan pemikirannya. “Saya sampaikan perlunya pembaharuan perjanjian perdagangan lintas batas Malaysia-Indonesia yang sudah ada sejak tahun 70 itu,” jelas Irianto.

Dalam pembaharuan perjanjian itu, Irianto menginginkan agar upah TKI di Malaysia ditingkatkan. “Upah RM 600 per bulan itu sudah tak relevan lagi, dan sangat merugikan TKI. Dan, rendahnya upah ini pun akhirnya mendorong penyelundupan barang dari Malaysia ke Indonesia, hingga pedagang lintas batas kita menjadi bahan perasan petugas,” urai Irianto.

Dari pengalamannya, Irianto mengetahui bahwa upah TKI di Malaysia sekitar RM 2 per jam. Mereka bekerja dari jam 7 pagi hingga sore hari. Dalam sehari, TKI bisa memperoleh upah sekitar RM 10 hingga 12. “Pertanyaannya, kenapa mereka tak mau bekerja di perkebunan Indonesia, padahal penghasilan bisa lebih tinggi. Pertama soal prestise, kedua mereka bisa menabung karena distribusi nasional logistik di Malaysia sudah sangat bagus, dan harga kebutuhan pokok dimana-mana sama,” ungkap Irianto.

Mengingat hal itu, perubahan kebijakan perdagangan lintas batas yang cenderung ekstrem itu, dikatakan Irianto harus direalisasikan. Ini guna menegaskan eksistensi Indonesia di mata Malaysia, juga dunia.

“Penutupan perbatasan oleh Malaysia, karena ada tindakan atau kebijakan yang merugikan mereka, sering dilakukan. Ke depan, kita harus tegaskan kehormatan dan kedudukan kita, sehingga masyarakat perbatasan tak lagi kesulitan dan Pemerintah Malaysia menaruh hormat kepada kita,” papar Irianto. (Hms)

redaksi

Share
Published by
redaksi

Recent Posts

Dukung Percepatan Sertipikasi Tanah di Pulau Nusakambangan, Kementerian ATR/BPN Terima Penghargaan dari Kementerian Hukum dan HAM

JAKARTA,Kabar One .com-Kementerian Agraria dan Tata ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menerima Piagam Penghargaan Mitra Kerja…

1 hour ago

Kembangkan Bisnis di Indonesia, APTIKNAS Gelar Pameran Growtec pilihan yang tepat untuk masyarakat melihatnya

Jakarta ,Kabar One.com-Growtech Jakarta dan ProPak Indonesia didukung oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan berbagai…

12 hours ago

Pagelaran Wayang Kulit Momentum HUT M.A ke79 memaknaknai Cerita lakon Wahyu Cakraningrat.

JAKARTA, KABARONE :Acara Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk Sabtu malam tgl 31 Agustus 2024 sangat…

12 hours ago

Menyemarakan HUT MARI Ke 79 Pagelaran Wayang kulit Catatkan Rekor Muri Ki Dalang Dr Yanto Sampai Luar Negeri

JAKARTA,Kabar One.com : Dalam Rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke 79 Mahkamah Agung RI Tahun…

15 hours ago

.Polres Jakarta Timur Belum Ungkap Dugaan Pembunuhan, Keluarga Korban Minta Kepastian Hukum Ke Kapolri

Jakarta ,Kabarone.com,-Keluarga korban orang hilang meminta Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri RI) Sulistyo Sigit Prabowo,…

17 hours ago

Perayaan HUT ke-19 PT. Jhonlin Baratama, Ribuan Warga Makan Gratis

Tanah Bumbu,Kabar One.com-Mengambil tempat di Lapangan Bandara Bersujud Tanah Bumbu, PT. Jhonlin Baratama merayakan Hari…

23 hours ago