NUNUKAN. Kabarone.com – Alimin petani garam di wilayah perbatasan Sebatik Kabupaten Nunukan tetap menjual garamnya seharga 4.000 rupiah per kilogram di tengah meroketnya harga garam.
Dia mengaku tidak mau menaikan harga garam halusnya karena tidak mau memberatkan para tetangganya yang merupakan konsumen utama garam buatannya.
”Kami tidak berani kasih naik harga, malah untuk tetangga kita gratiskan, artinya biar tetangga mendukung,” ujarnya, Rabu (02/08/2017).
Selama satu tahun terakhir menggeluti jadi petani garam Alimin mengaku penghasilan yang didapat dari membuat garam tidak cukup untuk menghidupi keluarganya. Dari 5 meja pembuatan garam yang dimilikinya, Alimin mengaku hanya mampu menghasilkan 8 kilogram garam kasar dalam 2 minggu. Tetapi untuk membuat garam beryodium dia mewngaku masih membutuhkan proses lagi sebelum menjadi kemasan garam 500 gram yang dijualnya selama ini.
“Plastik kemasannya saja sudah 1.000 rupiah satu biji. Kalau pendapatan menjual garam tidak cukup. Untuk menyambung hidup kami berkebun agar bisa makan,” imbuhnya.
Peralatan membuat garam berupa 5 buah meja yang dilapisi plastik khusus didapatkan Alimin dari pelatihan yang digelar oleh pemerintah. Itupun mengatas namakan kelompok usaha yang diketuai oleh istrinya.
Karena merasa sayang jika peralatan yang disumbangkan oleh pemerintah kepada kelompok usaha milik istrinya mengkrak dan tidak terpakai, maka Alimudin kemudian belajar membuat garam dari bertanya kepada istrinya Nurhayah.
“Ada 5 kelompok yang ikut pelatihan, tapi bubar semua , tidak ada yang membuat garam karena hasilnya jelek. Mereka perempuan semua, tidak kuat mengangkat air laut dari tengah laut agar hasil garamnya bersih,” ucap Alimin.
Meski dari penghasilan bertani garam tidak mencukup, Alimin mengaku akan tetap menggeluti usaha tersebut. Dia hanya berharap kenaikan garam tidak akan memberatkan para tetangganya yang kebetulan kebanyakan merupakan nelayan untuk mendapatkan garam.
Alimin bahkan berharap mampu berswasembada garam untuk masyarakat Nunukan. Selama ini dia mengaku sangat butuh bantuan modal peralatan. Proposal yang diajukan ke instansi pemerintah daerah tak pernah mendapat tanggapan.
“ Kalau ada bantuan peralatan saya mau memperbesar, biar hasilnya banyak. Kalau kita bisa bikin garam sendiri dari laut disini kenapa tidak kita lakukan? Biar masyarakat sini tidak perlu lagi beli garam dari Sulawesi atau garam dari Malaysia,” pungkas Alimin.
(*)
KOTABARU,kabarOne.com- Diduga akibat korsleting listrik, sebuah rumah ludes terbakar di Desa Gunung Sari, RT 006…
KOTABARU,kabarOne.com- Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan produk daerah atau perda yang sudah disepakati…
LAMONGAN, Kabar One.com- Tim Inspektorat Pembantu (Irban) wilayah Kabupaten Lamongan segera memeriksa 6 (enam) Kepala…
JAKARTA, Kabar One.com : Dalam rangka mengantisipasi banjir saat memasuki musim penghujan, Pemprov DKI Jakarta…
Jakarta, Kabarone.com,-Terdakwa TM Hawari yang didakwa bersama-sama dengan Ir. Dwi Dharma Sugari, Candra Setiawan (sidang…
Jakarta, KABARONE : Ketua Pengadilan Tinggi Makassar Dr. H. Zainuddin, S.H., M.Hum. mengharafkan Komisi III…