Pasangan Dirman-Ida Jadikan Musyawarah Sebagai Metode Perjuangan

Politik589 views

Kabarone.com, Semarang – Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said dan Ida Fauziyah, akan menjadikan musyawarah sebagai metode dalam perjuangan. Demikian disampaikan Ali Khamdi, Ketua Tim Perjuangan Merah Putih, pada Selasa, (22/1), di Markas Perjuangan, Jalan Pamularsih Nomor 95, Semarang.

Musyawarah, papar Ali, adalah cara baik dan bijak adalah menyelesaikan masalah. Musyawarah sendiri berasal dari kata syawara yang berarti berunding, rembug atau sejenisnya. “Nah, Pak Dirman dan Ibu Ida, akan menggunakan musyawarah sebagai metode dalam perjuangan,” papar Ali.

Hal ini tentu dilakukan karena sesuai dengan prinsip demokrasi, bahwa proses pilkada seharusnya adalah dari, oleh dan untuk warga. “Artinya, warga adalah subyek dalam proses politik ini. Sebagai subyek, warga harus punya ruang kesempatan untuk ambil bagian secara substantif dan kongkrit, tidak hanya nyoblos di bilik suara,” terang Ali.

Untuk itulah, lanjut Ali, para pendukung Pak Dirman dan Ibu Ida, mengusulkan diselenggarakannya Musyawarah Reboan. Di tingkat desa, Musyawarah Reboan adalah wahana bagi Majelis Desa – organ perjuangan yang dibentuk di tingkat desa/kelurahan – , dalam menciptakan ruang kesempatan bagi warga untuk terlibat. “Dalam forum Musyawarah Reboan itulah, warga akan membuat keputusan politik yang didasarkan keadaan desa setempat,” jelas Ali.

Dengan demikian, Ali menjelaskan, tidak ada strategi besar, yang ada adalah strategi setempat, yang dikembangkan atas dasar sumber daya dan tantangan setempat. Pak Dirman dan Ibu Ida, sedari proses pilkada benar-benar ingin menghadirkan demokrasi dan menjadikan demokrasi bekerja.

“Pada 24 Januari besok, secara serempak akan diselenggarakan musyawarah Reboan di seluruh kabupaten/kota, yang melibatkan tokoh-tokoh dan penggerak tingkat kecamatan, di wilayah masing-masing,” jelas Ali.

Dasuki Riswandi Koordinator Eks Karesidenan Pekalongan Tim Perjuangan Merah Putih, mengatakan dari pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan Majelis Desa di wilayahnya berbagai persoalan yang dihadapi warga dapat diidentifikasi. “Dalam pertemuan Majelis Desa kita bermusyawarah mengenai berbagai persoalan yang dihadapi warga desa, selain itu juga berusaha merumuskan solusinya. Tentu saja musyawarah juga membahas mengenai bagaimana warga memenangkan Pak Dirman dan bu Ida,” jelas Dasuki.

Selain Dasuki, Ahmad Sangidun Pengurus Eks Karesidenan Banyumas Tim Perjuangan Merah Putih mengatakan musyawarah di Majelis Desa membuat partisipasi warga dalam Pilkada menjadi lebih besar. “Jika warga diajak diskusi mengenai Pilkada ada semangat untuk menjadikan Pemilihan Gubernur dan wakil gubernur ke depan sebagai gawe-nya warga, tentu saja keterlibatan warga menjadi lebih besar,” tandas Sangidun (Amr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *