SEMARANG. Kabarone.com– Peristiwa meninggalnya Meta Novita Handayani (38) seorang ibu rumah tangga warga Perumahan Permata Puri Bukit Delima B 9 Nomor 17 RT 3/8 Kelurahan Bringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, mengundang perhatian banyak pihak.
Terlebih, setelah diketahui otak (dalang) pembunuhan itu tidak lain mantan pembantu korban, yakni Yuliana Anggraeni (16). Pelaku merancang semua aksi sadistis itu lantaran sakit hati karena dipecat dan sering dimarahi korban.
Yuliana kemudian menceritakan kejadian yang dialaminya kepada Rifai sekaligus menantang pacarnya, Rifai (23) warga Mangkang Wetan Kecamatan Tugu itu untuk melakukan pembunuhan tersebut.
Tidak ingin mengecewakan kekasih tercinta, Rifai pun menyanggupi permintaan tersebut sebagai bukti cintanya kepada Yuliana.
Tak berselang lama, dua sejoli yang sedang dimabuk asmara itu kemudian merencanakan aksi balas dendam. Keesokan harinya, dengan membawa sebilah pisau dapur pasangan kekasih itu mengintai sekitar rumah korban.
“Rencana pembunuhan hanya satu hari sebelum kejadian. Disuruh kok mau, ya karena cinta sama pacar. Apalagi, korban dulu juga pernah ngata-ngatain saya waktu jemput pacar pulang kerja. Katanya saya jelek, hitam, kere (miskin). Kalau satu kali enggak apa-apa, tapi ini sering,” kata Kapolres Semarang Kombes Pol Abiyoso Seno Aji saat gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Senin (5/3/2018).
Abiyoso menjelaskan kasus pembunuhan itu diotaki Yuliana yang sakit hati kapada majikannya. Yuliana yang diketahui beralamat di Dusun Krajan, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal kemudian menantang kepada pacarnya untuk membalaskan sakit hatinya itu. “Kedua pelaku ini berpacaran. Yuliana pernah jadi pembantu korban namun dipecat,” ucapnya.
Dihadapan penyidik, Yuliana mengakui menyimpan dendam kepada mantan majikannya. Selain melarang menjalin hubungan asmara dengan Rifai, korban juga sempat memberhentikannya dari pembantu rumah tangga. Meski demikian, dia mengaku awalnya tak ingin membunuh korban. Dia bersama kekasihnya hanya akan memberi pelajaran kepada korban.
“Saya bilang pada pacar saya hanya berniat mencelakai saja, enggak ada rencana membunuh. Saya pernah disumpahin Bu Meta. Saya dikeluarin (kerja sebagai pembantu) terus saya disepatani (disumpahi) tidak akan dapat pekerjaan hingga beberapa bulan. Ibu Meta sering bilang seperti itu,” ujar Yuliana.
Diketahui seperti diberitakan sebelumnya warga Bukit Delima B9 Perumahan Bukit Permata Puri, Ngaliyan, Kota Semarang digegerkan dengan kasus pembunuhan yang menimpa salah seorang warganya bernama Meta Novita Handayani.
(amr)
KOTABARU,kabarOne.com- Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-78, Polres Kotabaru melaksanakan kegiatan operasi pasar murah dan…
SURABAYA, kabarOne.com- – Ruang Merdeka kembali mengadakan kegiatan lapak gratis yang kali ini bertempat di…
Jakarta ,Kabarone.com,-Ketua Badan Pengawasan Mahkamah Agung (Bawas MA), Hakim Pengawas Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta dan…
KOTABARU,kabarOne.com- Bapenda Kotabaru melaksanakan kegiatan Operasi sisir PBB-P 2 di tiap Kecamatan salah satunya di…
SEMARANG,kabarone.com - Universitas Negeri Semarang (Unnes) membuka kesempatan calon mahasiswa untuk bergabung melalui Seleksi Mandiri…
KOTABARU,kabarOne.com- Sebagai bentuk kepedulian dan wujud empati jajaran Polres Kotabaru dalam menyambut moment Hari Bhayangkara…