Kabarone.com, Lamongan – Wilayah serta kawasan jagung modern Taman Teknologi Pertanian (TTP) di Desa Banyubang Kecamatan Solokuro khususnya dan umumnya di Kabupaten Lamongan Jawa Timur pada panen raya jagung ini sukses melampui target yang di canangkan. Pengembangan pertanian jagung modern di Lamongan dengan target produktivitas 10 ton per hektar. Hal ini tidak lepas pula dengan adanya kebutuhan dalam ketersediaan pupuk yang memadai. Rabu, (7/03/2018).
Pada pemberitaan sebelumnya Bupati Lamongan Fadeli, SH, MM. mengungkapkan, potensi pertanian di Lamongan luar biasa dari 100 hektar Demonstrasi Farming ada 20 varietes menghasilkan 10 ton, hanya 6 varietes yang diatas 10 ton setelah sukses kita kembangkan menjadi 10 ribu hektar di banyubang sendiri ada 300 hektar.
Potensi untuk 10 ribu hektar ini tersebar di 12 Kecamatan menuju pertanian modern. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni mengubah pola tanam, pemilihan bibit unggul terlebih lagi soal pemupukan yang nantinya mendapatkan hasil yang diharapkan. Seperti halnya olahan produk olahan makanan jagung tidak hanya menghiasi supermarket, tetapi sudah kita ekspor ke delapan negara seperti malaysia, Timor Leste, bahkan sampai ke Timur tengah, Jepang, Korea Selatan. UKM kita tingkatkan pengelolaannya, jagung dibikin es crem, wingko, ceriping ini luar biasa. Suksesnya pertanian jagung dengan produk olahannya mempunyai nilai multi efek luar biasa yang nantinya dapat memperluas lapangan pekerjaan ke arah UKM di Kabupaten Lamongan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Viva Yoga Mauladi Anggota Komisi IV DPR RI juga menjelaskan, Kabupaten Lamongan ini juga mendapatkan manfaat secara nyata dalam rangka mendukung program pemerintah atas kedaulatan pangan nasional. Harga penjualan jagung tinggi, jadi nantinya akan bisa mensejahterakan petani jagung di Lamongan. Jadi para petani jagung bisa menikmati dari hasilnya.
Alokasi lahan petani jagung modern seluas 100 Ha di Demfarm (demonstrasi farming) tepatnya di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro, yang mampu menghasilkan jagung sampai 11,8 ton / per Ha.
Kesuksesan Demfarm jagung modern itu ini dan dikembangkan di lahan seluas 10 ribu Ha dengan menyebar meliputi wilayah dari 12 kecamatan di Kabupaten Lamongan. Saat ini pemerintah Pusat sedang giat–giatnya mengembangkan daerah khusus petani jagung, yaitu di Kabupaten Lamongan ini dengan harapan Tahun 2017 Pemerintah tidak lagi import jagung,” jelasnya
Terkait hal tersebut kali ini Kepala dinas peternakan hewan Lamongan Ir. Sukriyah,MM bersama jajarannya tanggap, cermat dan cerdas utk memotori dalam mensukseskan program pemerintah daerah Kabupaten Lamongan yang memiliki kawasan percontohan pertanian organik ini, kawasan ini tidak sama sekali menggunakan pupuk kimia.
Kini melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan sudah menyiapkan ketersediaan pupuk organik di 12 kecamatan di Kabupaten Lamongan diantaranya Kecamatan Solokuro, Laren, Paciran, Brondong, Mantup, Sugio, Kedungpring, Modo, Bluluk, Sukorame, Ngimbang dan Kecamatan Sambeng,” jelas Sukriyah .
Dikatakannya lagi oleh sukriyah, dengan penerapan siklus Zero Waste Tersapu Jagat (Ternak Sapi Unggul Jagung Meningkat), baik limbah kotoran ternak maupun sisa pertanian bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dan bahan pakan. Khususnya pada bidang pertanian, Pemerintah Kabupaten Lamongan sudah sejak lama menginisiasi petani agar menerapkan pertanin organik. Dengan Istilah “Tersapu Jagat” (Ternak Sapi Unggul Jagung Meningkat) merupakan siklus pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan secara tuntas, sehingga tidak ada limbah yang tidak bisa dimanfatkan semuanya bisa digunakan pupuk juga agar tidak mengotori lingkungannya,” ujar Sukriyah.
Ditambahkannya, Pertanian jagung kini sedang berkembang pesat, demikian pula peternakan. Terkait hal ini untuk menjaga ketersediaan pupuk organik melalui Dinas peternakan hewan (Disnakwan) Lamongan juga telah melakukan pembinaan dan memberikan bantuan peralatan terhadap kelompok ternak (Pokter) untuk mengolah kotoran ternak sapi dan limbah jagung menjadi pupuk organik,” tambahnya.
Dari hasil pembinaan yang telah dilakukan oleh dinas peternakan hewan kepada masing-masing kelompok ternak (Pokter), “Alhasil sekarang para pokter sudah pandai mengolah limbah jagung dan kotoran sapi menjadi pupuk organik untuk tanaman pertanian,” pungkasnya (pull/pur/tian).