Bantuan Pangan Non Tunai Lamongan Diduga Jadi Ajang Permainan Petak Umpet

Daerah, Regional754 views

Kabarone.com, Lamongan – Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang di berikan pada masyarakat miskin (pra sejahtera) di Kabupaten Lamongan Jawa Timur di duga sebagai sarang wahana permainan dengan diasumsikan harganya tidak sesuai dengan nominal yang ada alias tidak sebanding dengan barang yang diterima.

I-W sebagai salah satu penerima BPNT mengungkapkan, “salah satu warga desa Deketagung dusun Kedungsugo dalam menyikapi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), “Ketidak efektifnya sasaran Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang telah digulirkan oleh pemerintah dinilai tidak efektif. Program tersebut disampaikan I-W, Senin (05/11/2018), dengan nada kekecewaan meminta program tersebut perlu untuk ditinjau (Validasi) ulang.

Menilai program BPNT sangat tidak kurang begitu efektif maka menurutnya, “program tersebut lebih menguntungkan pihak pihak oknum terkait dalam hal ini oknum Dinas terkait serta suplayer barang yang didistribusikan ke KPM (Keluarga Penerima Manfa’at) ketimbang dirasakan manfaatnya oleh keluarga miskin (pra sejahtera).

“Program BPNT sebagai gantinya program BLT/Rasidi yang sudah sangat dikenal di masyarakat sangat tidak efektif dan kurang mengena. Selama ini kami banyak menerima keluhan (masyarakat) karena tidak tepat sasaran dan yang mendapatkan hanya orang itu itu saja, ” ujar IW, Senin (05/11/2018).

Di konfirmasi terpisah ibu W-I mengatakan, “untuk jenis barang yang dibagikan kepada Keluarga Penerima Manfa’at (KPM) yaitu Telor 10 Kg dan Beras 9 Kg. Dari Dinas Sosial untuk beras emua sudah di kantongi dan untuk Telor sudah di packing, kami hanya sebagai agennya (penyalur) program BPNT (E-warung). Untuk desa Deketagung jumlah total yang menerima sebanyak 179 KPM (Kepala Keluarga), masing-masing mendapatkan 9 kilogram beras dan 10 butir telur, “ujarnya.

Dalam hal ini, Kepala Dinas Sosial kabupaten Lamongan Mugito saat di konfirmasi berkaitan dengan jumlah beras dan telur yang berbeda-beda di masing-masing kecamatan mengatakan dari total Rp.110 ribu itu tidak harus di habiskan seluruhnya.

” Bisa di ambil 5 kg dulu berasnya, atau telurnya setengah kg dulu, tidak harus di habiskan semuanya, bisa di ambil di hari berikutnya,” jelas Mugito Rabu (05/11).

Mugito menegaskan untuk mengambil bantuan beras tersebut tidak harus sama jumlahnya, masing-masing kecamatan berbeda-beda, tergantung ambil berasnya yang mana, premium atau medium karena harga beras bervariasi.

Berkaitan dengan saldo di rekening keluarga penerima manfaat yang nol rupiah, pihaknya akan melakukan kroscek di lapangan, apakah sudah sesuai dengan SOP apa belum.

Karena kalau penerima manfaat tidak mengambil seluruhnya, berarti di rekening KPM harus masih ada sisa saldo, dari Rp.110 ribu tersebut,” tegasnya.

Mugito kembali menjelaskan, “dengan saldo Rp 110 tersebut bisa di ambil kapan saja, asalkan di dalam rekening masih ada sisanya, dan waktu pengambilan satu bulan, karena setiap satu bulan kita baru mentransfer ke rekening KPM.

“Kebijakan dari pusat memang seperti itu, tidak di patok paketan, masyarakat di ajari untuk mandiri dalam membeli dan menggunakan kartu tersebutUntuk KPM di seluruh Lamongan yang sudah terbagi adalah 90 ribu penerima, yang sudah di terima oleh dinas terkait, dari total 108 ribu KPM yang sebagian masih dalam proses,” pungkasnya (pul/Ian/Pur)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *