Datangi Kantor Bukit Kapur Mild, Kepala Desa Bangkalan Melayu Pertanyakan Kejelasan SPK TBS

Daerah, Regional645 views

Kabarone.com, Kotabaru – Adanya kesenjangan di segi kegiatan ekonomi Desa, khususnya Desa Bangkalaan Melayu yang berada di sekitar pusaran perusahaan perkebunan kelapa sawit Group Sinarmas, yang sampai saat ini belum ada yang menguntungkan di segi finansial Desa. Johansyah Kepala Desa Bangkalan Melayu Kecamatan Kelumpang Hulu mendatangi kantor Bukit Kapur Mild, Selasa (26/2/18).

Di katakan Johansyah, kedatangannya ke kantor Bukit Kapur Mild hanya ingin mempertanyakan kejelasan tentang surat perjanjian kerja (SPK) tandan buah segar (TBS) milik masyarakat setempat yang saat ini di kelola oleh salah seorang pengusaha dari Jakarta dan di limpahkan kepada warga di luar warga Desa Bangkalaan Melayu. “Padahal seharusnya pengelolaan atau pelaksana tandan buah segar (TBS) milik masyarakat dari Desa Bangkalaan Melayu sendiri bukan dari luar Desa karena lokasi aktivitas perusahaan berada di wilayah administrasi Desa Bangkalaan Melayu,” ungkapnya.

“Padahal sebelumnya saya sudah menghadap Regional Controler (RC) lalu di arahkan ke bagian yang menangani surat perjanjian kerja (SPK) pak Slamet untuk menyampaikan surat permohonan atas nama BUMDES Desa Bangkalaan Melayu untuk mengelolanya, dan saya selalu menindak lanjuti surat yang sudah saya sampaikan ke pihak perusahaan, saya tunggu- tunggu sampai sekarang tidak tau kejelasanya, taunya tiba-tiba saat ini sudah ada yang kelola tandan buah segar (TBS) milik masyarakat setempat,” imbuhnya.

Lanjut Johan, Masalah kerjasama ya bisa- bisa saja dengan pihak pengelola yang sudah ada saat ini, tapi secara sosial dari dulu Desa Bangkalaan Melayu belum pernah diberi kesempatan untuk kelola usaha apapun yang ada di perusahaan. “Padahal Bukit Kapur Mild ini berada di Desa Bangkalaan Melayu tapi kenapa ketika ada kesempatan pekerjaan Desa Bangkalaan Melayu tidak di libatkan dan di beri kesempatan untuk mengerjakannya, jadi saat ini yang jadi masalah bukan kerjasamanya atau bagi hasilnya tapi ada kecemburuan sosial,” imbuhnya dengan nada kesal.

Maksud saya itu kalau orang dari luar Desa bisa kelola tandan buah segar (TBS), Desa Bangkalaan Melayu juga harus bisa kelola dan kalau memang tidak bisa ya tidak bisa semuanya agar tidak ada ribut- ribut lagi nantinya,” tuturnya.

Sampai berita ini di wartakan, manager Bukit Kapur Mild Cahyo Pamungkas dan Slamet tidak bisa di konfirmasi via telepon seluler.(Hrp)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *