Optimis, Wujudkan SDM Pertani Milenial Menuju Industri 4.0

Daerah, Regional441 views

Kabarone.com,Lamongan – Dalam mendorong untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) pertani milenial menuju industri 4.0, bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai oleh para petani. Hal inilah yang termotivasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lamongan Ir. Rudjito menggelar temu wicara kontak tani tingkat kabupaten di Pendopo Lokatantra, Jumat (18/10).

Agenda tahunan ini merupakan forum diskusi antara pemerintah sebagai perencana dengan masyarakat petani sebagai eksekutor secara langsung.

Acara tersebut merupakan acara pertemuan strategi dibidang pertanian. Menurutnya, ” Temu wicara ini merupakan acara pertemuan strategis bidang pertanian. Kita tahu hingga saat ini peningkatan produktivitas di Lamongan khususnya jagung rata-rata 19 persen per tahun, dan 2019 ini mencapai 10 hingga 12 ton perhektare, ini sangat luar biasa. Selain itu padi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Sehingga secara bisnis petani mengalami pertumbuhan pendapatan,” ungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Pertekebunan, Rujito.

Bupati Lamongan Fadeli, dalam pertemuan tersebut melihat adanya penurunan semangat dalam membantu petani untuk bercocok tanam (pola tanam) secara benar, dengan menggunakan teknologi pertanian.

Lebih lanjut disampaikan oleh Fadeli, ” Jangan pernah merasa pintar, mari kita terus belajar memperbaiki keadaan. Saya melihat ada penurunan semangat di tahun ini. Mari kita pompa (motivasi) semangat sehingga pertanian modern dapat kita aplikasikan,” papar Fadeli.

” Temu wicara ini merupakan acara pertemuan strategis bidang pertanian dengan menghadirkan narasumber Prof Sidi Asmono dari Indonesia Country Coordinator International Food Policy Research Institute-Program For Biosafety Systems (IFPRI-PBS), dijelaskan, bahwa Lamongan sebenarnya mampu menghasilkan produksi jagung yang lebih banyak.

Namun, dengan sisa konsumsi perkapita per tahun yang sangatlah sedikit, Indonesia rentan terhadap kekurangan pangan untuk masa depan bilamana terjadi gangguan anomali iklim dan hama.

Sementara itu, teknologi belum diterapkan dengan begitu maksimal. Teknologi pertanian menurutnya harus menyentuh sampai tingkat bawah agar dapat berhasil. Selain itu, perlu adanya perbaikan benih lebih unggul agar tahan terhadap hama.

Dia mencontohkan, hama tikus yang selama ini menyerang tanaman telah mengalami perubahan. Oleh karenanya perlu adanya inovasi untuk meminimalisir hama ini menyerang ke tanaman petani yang lebih luas lagi.

Selain itu, hadir pula sebagai narasumber peneliti utama bidang hama dan penyakit tanaman Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur Prof. Moh Cholil Mahfud, Ir Satoto Berbudi Kepala UPT PSBTPH Jawa Timur dan peneliti madya bidang pedologi dan pengindraan jarak jauh BPTP Ir Chendy Tafakresnanto”, pungkasnya (*).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *