Jakarta Kabarone : Abdurahman, warga Kampung Sumur, Klender, Jakarta Timur, “hingga saat ini terpaksa hidup dalam kegelapan setiap hari nya.”
“Awalnya pada tahun 2009 pandangan mata saya kabur, melihat tiang listrik bengkok-bengkok, tulisan gak kelihatan, kemudian saya dioperasi, bukannya sembuh malah makin gelap sampai sekarang,” ungkap Maman, saat ditemui di rumahnya, Kampung Sumur, Klender, Minggu (4/6/2023).
Menurut Dia “Kata dokter katanya katarak, retina mata saya putus, awalnya saya sedih, tapi mau bagaimana lagi, ini sudah takdir saya,” ujar Maman.
Pernyataan Pihak maman “Alhamdulillah yang namanya rezeki selalu ada, asal ada kemauan yang dibarengi doa dan ikhtiar, kalau ada temen, saudara dan tetangga minta dicarikan motor atau yang mau jual motor sampai rumah, insya Allah siap bantu masarin,” katanya.
“Masarinnya lewat HP kebetulan banyak jaringan soal jual beli motor. Kalau pakai HP jadul saya masih hapal mencetnya, tapi kalau sudah android sulit, saya dibantu anak saya kalau mau telepon,” tambah Maman yang tinggal bersama keluarganya di rumah kontrakan.
Meski “hidup dalam gelap”, ia juga tetap bisa melakukan pekerjaan di rumah, meski dengan cara meraba.
“Mulai dari nyapu, ngepel, mindahin motor sampai mandiin burung saya masih bisa, meski hanya meraba,” kata Maman yang tinggal bersama istri dan anaknya di rumah kontrakan.
Keluarga
Bagi Maman, hartanya paling berharga yang saat ini ia miliki adalah istri dan kedua putrinya. Mereka masih tetap setia dan menerima kekurangan dirinya.
“Alhamdulillah ya Allah, bersyukur banget saya punya istri, dan dua orang anak yang tetap menemani saya, kalian adalah penyemangat saya,” tutur Maman bersyukur.dilansir sudut pandang
Pada kesempatan itu, ia mengucapkan terima kasih kepada Pemred Media Sudut Pandang Umi Sjarifah yang telah bersilaturahmi sekaligus memberikan paket “Jumat Berkah”.
“Terima kasih Ibu Umi dan Pak Rukmana, terima kasih media Sudut Pandang, berkah selalu, sehat selalu, semua urusannya dimudahkan dan semoga hubungan silaturahmi tetap terjaga,” ucapnya mendoakan. (**sena).