Categories: LipsusLiputan Khusus

PDEI : Antisipaai Keselamatan, Jaga Kesehatan Saat Perjalanan Mudik

Kabarone.com, Jakarta – Menjelang Hari Raya Idul Fitri masyarakat berbondong-bondong pulang ke kampung halaman. Hal ini telah menjadi bagian dari tradisi yang kemudian dikenal dengan istilah mudik.

Mudik adalah tradisi tahunan masyarakat Indonesia. Mudik melibatkan jutaan orang dan ratusan ribu kendaraan yg tersebar di ribuan titik rawan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Untuk itu, seluruh pihak baik pemerintah, swasta, media maupun organisasi masyarakat harus bersinergi dan bekerjasama meningkatkan kepedulian untuk menurunkan angka kecelakaan, angka kematian, angka kesakitan, kerugian dan tindak kejahatan pada masa arus mudik dan arus balik lebaran.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan juga menyoroti perihal mudik ini dengan serius.

Kementerian Kesehatan bahkan telah membuka 3.826 posko kesehatan yang tersebar di sepanjang jalur mudik Lebaran. Tahun ini disiagakan ambulans motor yang berfungsi memberikan pertolongan pertama kepada korban kecelakaan secara lebih cepat di kawasan macet. Mereka akan bertugas bersama motor kepolisian di pos terpadu sementara ambulans mobil sendiri disiagakan tiap dinkes kab/kota di setiap pintu tol. Koordinasi terkait kewaspadaan dini kasus luar biasa diare dan penyakit menular lainnya dan berkoordinasi dengan Kepolisian dan Dinas Perhubungan tentang informasi kejadian kecelakaan lalu lintas selama H-7 dan H+7.

Bersamaan dengan itu BPJS Kesehatan memberikan kebijakan penyederhanaan prosedur pelayanan kesehatan selama arus mudik, kasus emergensi dan emergensi bisa langsung ke RS yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dgn membawa kartu KiS/JKN pelayanan bebas biaya berlaku sejak 19 Juni 2017 sampai dengan 2 Juli 2017. Selain itu, terdapat layanan Kesehatan BPJS Kesehatan melalui Care Center 1500400 yang hadir 7 x 24 jam, sementara khusus layanan konsultasi kesehatan dapat diperoleh pada Senin – Jumat pukul 07.00 – 20.00 WIB.

Di luar masa mudik saja sekitar 72-73 orang per hari atau 3-4 orang per jam orang Indonesia meninggal karena kecelakaan lalu lintas. 12 orang yang meninggal pada saat mudik tahun 2016 yang lalu bukan karena kecelakaan tetapi akibat kemacetan panjang di tol brexit, tidak adanya rest area, pos kesehatan, dan gagalnya rujukan ke RS terdekat tentu menjadi pelajaran penting. Padahal 98 persen dari jumlah kasus kecelakaan bisa dikendalikan, karena 78 persen penyebab kecelakaan adalah faktor manusia, faktor kendaraan hanya berkontribusi 6 persen, kondisi jalan 0,88 persen, dan lingkungan 0,23 persen. Sementara itu, mayoritas atau 71 persen yang terlibat kecelakaan ialah sepeda motor, 28 persen lagi mobil, dimana 3 persen diantaranya adalah bus. Selain merenggut ribuan nyawa dan tergerusnya produktifitas dan daya saing bangsa, kecelakaan lalu lintas juga merugikan sekitar 3 persen produk domestik bruto.

Menteri Kesehatan menyampaikan, aparat pemerintah telah bekerja keras untuk menjamin keamanan dan keselamatan pemudik. Tetapi justru masyarakatlah yang tidak disiplin sehingga mengancam keselamatan sendiri.
“Kalau kami sudah bekerja keras. Kalau pemudik tak disiplin. Pemudik atau pengemudi, tolong cek dulu, dong, kesehatannya sebelum berjalan,” ujarnya.

Demikian pula Kementerian Perhubungan; “Mudik tahun ini safety first, harus dinomorsatukan selain masalah pelayanan tentunya,” ujar Budi Karya.

Adapun Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) menggaris bawahi tentang antisipasi yang harus dilakukan masyarakat dalam menjalani mudik tersebut.

Salahsatunya adalah keselamatan berkendara; data tahun lalu dari Kementerian Perhubungan mencatat sejak H-7 hingga H-4 Lebaran 2016 sudah terdapat 150 jiwa pemudik meninggal akibat kecelakaan. Mayoritas sebesar 80 persen kecelakaan melibatkan 80 pengendara motor.

Besarnya volume pemudik terutama pengendara roda dua menjadi salah satu penyumbang tingginya angka kecelakaan. Prediksi pengendara yang menggunakan sepeda motor tahun ini naik hingga 10 persen. Sementara kendaraan roda empat naik sekitar lima persen. Ditambah lagi , 55% kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kantuk.

Dokter Putro S. Muhammad selaku bidang komunikasi PDEI Jakarta menghimbau kepada masyarakat agar memperhatikan keselamatan dan kesehatan selama menjalani mudik.

“Kemacetan secara umum menjadi salahsatu tantangan terberat para pemudik, oleh karena itu sebaiknya masyarakat mempersiapkannya dengan optimal serta mengantisipasi segala kemungkinan yang akan menjadi kendala selama mudik. Aman berkendara dan kelengkapan perbekalan yang memadai menjadi kunci dalam menghadapi mudik. ” ujar Dr. Putro

Terkait keselamatan dan kesehatan yang dimaksud, berikut beberapa tips dalam menjalani mudik :
– siapkan obat-obatan pribadi dan P3K di kendaraan masing-masing.

– sediakan makanan pribadi yang simple tapi syarat kalori & gizi yg cukup (kurma, biskuit, air mineral, air isotonik misal dll); untuk antisipasi apabila kemacetan berkepanjangan.

– khusus yang membawa bayi; sediakan susu / makanan bayi, pampers, obat-obatan sesuai dengan lamanya perjalanan.

– persiapkan kendaraan dalam kondisi sebaik mungkin, taati rambu-rambu lalulintas.

“PDEI senantiasa mendorong implementasi safe community, sebelumnya kita pernah menghadapi teror penembakan di sarinah, teror bom panci di kampung melayu, tapi kita tidak menyadari bahwa di hari-hari menjelang hari raya lebaran pun, kita menghadapi teror kecelakaan dan kematian di jalan raya menuju kampung halaman. Semoga kita tidak abai, tidak memaksakan diri, tetap waspada, mendahulukan keselamatan dan tidak lupa menikmati perjalanan.”

Menurut dr. Halik Malik, MKM, Ketua PDEI Jakarta, kemacetan arus mudik dan panjangnya perjalanan sangat berdampak bagi kesehatan pemudik. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, umumnya pemudik banyak yang mengalami hipertensi karena stress dan mengantuk akibat kelelahan. Pemudik agar tidak memaksakan diri, tetap waspada dan antisipatif terhadap masalah yang ditemui di perjalanan. Sebelum mudik agar memeriksakan kesehatan, mengecek kendaraan, mempersiapkan diri dan keluarga, mempelajari jalur dan memahami bagaimana mencari pertolongan jika menghadapi situasi emergensi.

“Disamping itu untuk menjamin keselamatan berkendara dan mengurangi stress di perjalanan, edukasi dan cek kesehatan memang penting bagi pemudik, namun lebih dari itu negara harus hadir dalam momentum tahunan ini dan pemerintah agar mempersiapkan seluruh kesisteman, sarana dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk menunjang arus mudik.” pungkasnya. (Red)

redaksi

Share
Published by
redaksi

Recent Posts

Ditinggal Kerja, Rumah Ludes Terbakar; Policeline Terpasang

KOTABARU,kabarOne.com- Diduga akibat korsleting listrik, sebuah rumah ludes terbakar di Desa Gunung Sari, RT 006…

8 hours ago

RPJMD Merupakan Produk Daerah, Syairi Mukhlis; RPJPD Bersinergi Dengan RPJPN

KOTABARU,kabarOne.com- Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan produk daerah atau perda yang sudah disepakati…

8 hours ago

Inspektorat Kabupaten Lamongan Sidak Rutin Di 6 Desa Kecamatan Sugio

LAMONGAN, Kabar One.com- Tim Inspektorat Pembantu (Irban) wilayah Kabupaten Lamongan segera memeriksa 6 (enam) Kepala…

2 days ago

Antisipasi Banjir, Camat Gambir Pimpin Gerebek Lumpur RW 02 di Kel Petojo Utara

JAKARTA, Kabar One.com : Dalam rangka mengantisipasi banjir saat memasuki musim penghujan, Pemprov DKI Jakarta…

2 days ago

PN Jakarta Utara Sidangkan Perkara Penipuan dan TPPU Bisnis Cangkang Kelapa Sawit Terdakwa TM Hawari Cs

Jakarta, Kabarone.com,-Terdakwa TM Hawari yang didakwa bersama-sama dengan Ir. Dwi Dharma Sugari, Candra Setiawan (sidang…

2 days ago

Waka Komisi III DPR RI, Kunker Pengadilan Tinggi makasar

Jakarta, KABARONE : Ketua Pengadilan Tinggi Makassar Dr. H. Zainuddin, S.H., M.Hum. mengharafkan Komisi III…

2 days ago