Kabarone.com, Tulang Bawang (Lampung) – Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari dinas PU Pera pusat yang dikucurkan di kampung karya bakti kecamatan Meraksa Aji kabupaten Tulang Bawang Lampung, diduga dipungli oleh pendamping. Awakmedia kabarone sa’at melakukan kontrol sosial di kampung karya bakti, Senin 31 Desember 2018, menemukan ada beberapa kejanggalan berawal dari penggunaan asbes sebagai atap yang seharusnya standar rumah sehat menurut kementrian PU PR harus menggunakan atap genteng.
Lebih lanjut awakmedia ini bersama anggota lsm KP Kum Ham melakukan cross check ke penerima bantuan (PB), dan sungguh diluar dugaan yang seharusnya bantuan ini benar benar untuk membantu warga masyarakat miskin yang tidak mampu tapi kenyataannya di lapangan bantuan tersebut disunat oleh para oknum oknum nakal selaku pendamping.
Bagaimana tidak menurut beberapa (pb) yang meminta agar namanya tidak di expose dia mengatakan “iya pak kalau kami dua kelompok yang di dampingi oleh ibu Dewi kami hanya menerima 2000 alias dua juta, itu untuk dana upah tukang, tukangnya, keluar di unit dua ibu Dewi yang mengambilkan uangnya dan kami sudah terima dari ibu Dewi sebesar 2juta, Ungkapnya.
“Ya kami masyarakat kecil ini gak tau pak dikasih segitu kami ya terima aja, tapi gimana pak kami merasa keberatan lah itu aja kami masih nambah banyak untuk upah tukangnya, memang sih ini namanya bantuan stimulasi aja tapi kalo udah di potong gini kami merasa berat juga pak,” imbuhnya.
Dia juga mengatakan, “tempat kelompok kami pernah ditunda pencairannya pak karena ada sedikit masalah ada yang tidak terima kalau harus di potong 500ribu, akhirnya setelah rundingan dan melihat anggota yang lain pada nerima akhirnya padamau nerima segitu,” terangnya.
Ditempat terpisah awakmedia menemui ketua kelompok PB yang di dampingi ibu Dewi. Dia mengatakan, “ya benar pak saya dan semua penerima bantuan memang benar kami hanya terima 2juta, kata bu dewi katanya itu untuk pembuatan rekening dan biaya administrasi lainnya,” ungkapnya.
Lalu salah satu anggota LSM KP Kum Ham juga mempertanyakan kepada ketua kelompok berapa untuk bapak yang dikasih dari bu Dewi? Sambil tersenyum dia berkata “ga ada pak saya kebagian capeknya aja tapi saya bersyukur karna udah di bantu saya hanya dikasih 500ribu dari pihak toko,” ujarnya dengan polos.
Beda lagi dengan dua klompok yang di dampingi oleh ibu Amverawati baik penerima bantuan ataupun ketua klompok nya mereka menyampaikan kalau di klompok mereka dikasih 2,25juta. “Kami terima segitu dari bu Amvera di rumahnya pak lurah karya bhakti. Alasan nya itu untuk biaya buat rekening dan administrasi lainnya,” tuturnya.
Beda lagi dengan dua ketua kelompok yang di dampingi ibu Dewi, kelompok yang di dampingi ibu Vera ini mengatakan kalau mereka menerima 400ribu dari bu Vera 600ribu dari pihak toko, kalau kelompok satunya 200ribu dari bu Vera 450ribu dari pihak toko, itu sesuai jumlah penerima bantuan kan kelompok saya 18, sementara kelompok satunya 9 PB jadi 25.
Dihari yang berbeda awakmedia ini mencoba konfirmasi ke pada ibu Vera melalui sambungan selulernya untuk mempertanyakan perihal temuan tersebut, dan ibu Vera membenarkan kalau memang benar adanya pemotongan tersebut. Dia (ibu vera) menyapaikan kalau dana tersebut di gunakan untuk pembuatan rekening dan biaya administrasi lainnya termasuk transport. Sebelumnya awakmedia ini mencoba menghubungi ibu Dewi Astri Sudirman melalui sambungan selulernya dia mengatakan dia tidak merasa mengurangi dana tukang tersebut.
Menurut dia PB dan kepala tukang mengambil langsung ke bank, sedangkan menurut PB dan ketua kelompok mereka menerima dari ibu Dewi. Dengan jumlah 2juta per PB, dihari yang sama melalui sambungan seluler awakmedia ini mencoba menghubungi Korpas yaitu bapak Teguh Sutyo Bekti guna mengkonfirmasi keterangan lebih lanjut, Tapi sangat disayangkan pak Teguh tidak bisa memberi keterangan pasti. Dia(teguh) Mengatakan saya akan cross check ke lapangan kalau memang ada pemotongan seperti itu maka saya akan perintahkan untuk mengembalikan kepada para penerima bantuan, tapi nyatanya sampai saat ini belum di kembalikan.
Bahkan ada beberapa PB sudah menanyakan kepada awak media ini kapan uang yang dipotong itu akan dikembalikan. Padahal menurut para PB, pak Teguh kalo masuk sama bu Dewi, dan dia selaku korpas seharusnya sedikit banyak tahu apa yang terjadi di lapangan dan daerah yang dibawahinya. Anggota LSM KP Kumham sangat menyayangkan hal ini dan dia menyampaikan agar dinas terkait dan pihak yang berwenang dapat segera menindak lanjuti permasalahan ini.
(Sams)
JAKARTA | Kabar One.com- Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti…
SURABAYA |Kabar One.com - Dalam mendukung jalannya pembangunan merata juga harus dipastikan tidak ada tanah…
SURABAYA,Kabar One.com- Pemerataan pembangunan terus digagas pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dalam setiap urusan…
KOTABARU,kabarOne.com-Sebagai wujud pelestarian adat budaya kearifan lokal serta diharapkan mampu menjadi daya tarik wisatawan, Festival…
JAKARTA,Kabar One.com- Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)…
JAKARTA,Kabar One .com-Kementerian Agraria dan Tata ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menerima Piagam Penghargaan Mitra Kerja…