Sistem Beramal Non Tunai Di Tempat Ibadah

LHOKSEUMAWE,kabarone.com – Transaksi non tunai tidak hanya berlaku sebagai alat pembayaran, namun bisa juga dimanfaatkan untuk beramal di masjid-masid, sehingga dapat mencegah resiko pencurian.

Hal tersebut dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cabang Lhokseumawe, Yufrizal pada acara Pilot Project Elektronifikasi Masjid Menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS) di gedung BI setempat, Senin (23/12/2019).

Beberapa bulan lalu QRIS telah diluncurkan oleh BI, QRIS ini merupakan barcode yang berlaku di Indonesia dalam berbagai transaksi non tunai.

“Selain QRIS yang telah ditetapkan BI, tidak ada lagi barcode lain yang berlaku di Indonesia,” kata Yufrizal.

Dengan transaksi non tunai, kata dia, akan terhindar dari resiko yang tidak diinginkan. Karenanya, BI menggalakkan setiap masjid agar menggunakan QRIS sebagai kotak amal non tunai. Alasannya, lebih mudah dan aman.

“Salah satu faktornya ya keamanan, karena sering menjadi target pencurian di tempat ibadah,” tandasnya seraya menambahkan, dengan demikian tidak ada lagi pencurian kotak amal seperti yang kerap terjadi belakangan ini.

Pada kegiatan tersebut, selain menyerahkan QRIS kepada beberapa pengurus masjid yang ada di Kota Lhokseumawe, BI juga melakukan simulasi atau ujicoba beramal dengan metode non tunai. Hadir pada acara ini, Muspida Kota Lhokseumawe, pimpinan perbankan dan pengurus masjid di Kota Lhokseumawe. (Fadhil)