Categories: DaerahRegional

Dunia Pendidikan Kembali Tercoreng, Siapa Yang Bertanggung Jawab ?

Kabarone.com,Lamongan – Pada saat acara Peringatqn Hari Besar Islam (PHBI) Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh di SMA Negeri 1 Babat (SMABA) Lamongan Jawa Timur baru-baru ini, ada kejadian 9 orang siswa melakukan minum minuman keras di dalam wilayah sekolah, diantaranya 7 orang siswa kelas XII, 1 orang siswa kelas XI dan 1 orang siswa kelas X. Yang menjadi pertanyaan, kenapa hal ini sampai bisa terjadi didalam lingkup sekolahan, mestinya hal ini menjadi pengawasan bersama oleh pihak sekolah. Senin, (16/12).

Sementara, B-O salah satu orang tua wali murid mengatakan”, atas kejadian ini kami begitu terpukul dan keprihatinan yang begitu mendalam kenapa hal ini bisa terjadi karena lepas dari pantauan kami selaku orang tua murid. Kami benar-benar mintak maaf kepada pihak sekolah atas perilaku anaknya dan kami berharap masih diberi kesempatan sekali lagi kepada anak kami bisa berlajar di SMABA, terkait tindakannya mungkin ada sanksi yang diiberikan untuk dilakukan pembinaan.

Sebelumnya, “Karena kami sangat susah sekali untuk mencari sekolah dimana tempat anak kami dipindahkan. Kami benar-benar menyesal sekali atas kejadian ini menimpa ke anak kami”, tandasnya.

“Menurut keterangan wali murid SMABA yang lain E-O menerangkan”, Setelah kejadian itu, pihak sekolah melakukan rapat dewan guru yg dipimpin oleh kepala sekolah dalam proses rapat dewan guru tersebut dilakukan Votting (semua dewan guru SMABA) dengan dua opsi pilihan, pertama 9 orang siswa tersebut dikeluarkan atau tidak. Dari hasil rapat tersebut suara terbanyak bahwa 9 orang siswa harus dikeluarkan. Kemarin siswa-siswa tersebut masih diperbolehkan mengikuti ujian semester, tapi informasi yang ada setelah ujian semester siswa rencananya akan dikeluarkan berdasarkan hasil Votting dan masih menunggu Surat Keputusan dari pihak sekolah.

Sementara itu Kepala SMABA, Sofyan Hadi menyatakan pesta minuman keras kesembilan siswa tersebut terjadi pada saat ada acara peringatan Maulid Nabi di lingkup sekolahan. Ketiganya kepergok saat tim tata tertib dan badan konseling melakukan inspeksi mendadak. Lantas kesembilan siswa tersebut terjerat poin pelanggaran sekolah.

Namun Sofyan sebenarnya juga merasa berat hati meminta kesembilan siswa itu pindah dari sekolahan. Keputusan itu sengaja diambil sebab pihak sekolah takut jika pelanggaran tersebut menular ke siswa yang lain. “Kalau diberi kesempatan, siswa yang lain juga akan mencoba seperti itu,” ujarnya.

Ditambahkan oleh Sofyan Hadi saat dikonfirmasi by phone tidak ada di sekolahan tapi berada di Bluluk”, Atas kejadian 9 orang siswa melakukan minum minuman keras di dalam wilayah sekolah SMABA, diantaranya 7 orang siswa kelas XII, 1 org siswa kelas XI dan 1 orang siswa kelas X. Ia membenarkan atas kejadian tersebut. Akan tetapi selanjutnya orang tua dari kesembilan siswa tersebut meminta pindah sendiri dari sekolah SMABA ke sekolah yang lain.

Dalam kejadian ini menjadi perhatian intens Ketua Harian Non Government Organization (NGO) JALAK Sarwiyono”, Wali murid dari kesembilan siswa yang dikeluarkan oleh SMABA rata-rata menyayangkan, pasalnya kesembilan siswa itu dikeluarkan pihak sekolah dengan dikemas dikasih surat keterangan dari pihak sekolah untuk mencari sekolahan tempat anaknya dipindahkan dengan tanpa adanya teguran dan pembinaan terlebih dahulu.

“Apakah pihak sekolah Ndak sebaiknya melakukan langkah-langkah pembinaan untuk dapat berubah terhadap mereka. Itulah peran sekolah dan orangtua dalam pembinaan moral. Memang anak-anak melakukan kesalahan, namun kejadian tersebut baru sekali, dan belum pernah dilakukan teguran maupun pembinaan dari pihak sekolah,” ungkap Sarwiyono.

Kesembilan siswa tersebut dikeluarkan pihak sekolah, atas dugaan telah melakukan pesta minuman keras di sekolah. “Dia meminta bantuan agar hukuman terhadap anak-anak bisa diringankan. Baginya pihak sekolah seharusnya memberikan teguran terlebih dahulu, baru kemudian memberikan pembinaan yang berkelanjutan.

Ia menyarankan”, dalam menyikapi persoalan ini agar dengan kepala dingin. Dia berharap agar kasus ini bisa menjadi pemicu agar wali murid lebih serius membimbing anaknya”, pungkasnya (*).

redaksi

Share
Published by
redaksi

Recent Posts

PLN UP3 Salatiga, YBM dan LAZiS Berkloaborasi Gelar Semarak Khitan

SALATIGA,kabarone.com - Menjelang peringatan Hari Anak Nasional, PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3)…

18 hours ago

Pertandingan Bola Liga Sentra Indonesia 2024 Dibuka, Ketua Umum Berpesan Jaga Sportivitas

Jakarta Kabarone.com,-Ketua umum Liga Sentra Indonesia Premier Leaque sampaikan pesan agar selalu menjaga sportivitas dalam…

1 day ago

PPDB Jateng Resmi Ditutup, Disdikbud Jateng Ingatkan Satu Hal ini

SEMARANG,kabarone.com - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA dan SMK Negeri Jawa Tengah Tahun Ajaran…

1 day ago

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Lamongan resmi berganti

Lamongan,KabarOne.com-Kepala Kejaksaan (Kajari) Lamongan sebelumnya yang diduduki Dyah Ambarwati resmi digantikan Rizal Edison. Serah Terima…

1 day ago

Agenda Penting Kunjungan Justice Berna Collier ke Bandung,” Sangat Bangga dan Terhormat”

JAKARTA KABARONE Delegasi Australia dan seluruh rombongan berkunjung ke Pengadilan Tinggi Bandung. Di sana mereka…

2 days ago

Hj. Fatma Idiana, Bawa Nama Baik di Kemah Besar Penggalang se-Kalsel

KOTABARU,kabarOne.com- Kontingen Gerakan Pramuka yang akan mengikuti Kemah Besar Penggalang se- Kalimantan Selatan dilepas langsung…

2 days ago