PAKSIJI dan Inspektorat DIY Ajak Masyarakat Cinta Literasi

YOGYAKARTA, kabarOne.com – Untuk melaksanakan amanah negara berupa penyebarluasan semangat antikorupsi ke seluruh masyarakat sekaligus dalam rangka menyemarakkan Hari Pendidikan Nasional, belum lama ini Penyuluh Anti Korupsi Sahabat Integritas Jogja Istimewa (PAKSIJI) bekerjasama dengan Inspektorat DIY mengadakan Seminar Nasional “Pendidikan Antikorupsi”.

Kegiatan secara luring diikuti 64 orang dilaksanakan di Gedung Inspektorat DIY dan kegiatan secara daring melalui Zoom Meeting dan Live YouTube diikuti 150 orang.

Pada kesempatan itu dilaunching buku Pendidikan Karakter Antikorupsi dengan tema literasi pendidikan antikorupsi: projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Buku tersebut adalah Pendidikan Karakter Anti Korupsi – Proyek Penguatan Pelajar Pancasila di berbagai jenjang pendidikan dari tingkat SD/MI, SMP/MTs hingga jenjang SMA/MA/SMK.

Buku tersebut nantinya menjadi media perbaikan karakter generasi muda agar bisa tumbuh menjadi generasi muda yang antikorupsi.

Kegiatan yang berlangsung di Gedung Inspektorat DIY Jl Cendana, Semaki, Yogyakarta, dilaksanakan dalam dua bagian: pagi hingga siang hari dan siang hingga sore hari.

PAKSIJI ini adalah perkumpulan Penyuluh Anti Korupsi tersertifikasi KPK, bagian dari masyarakat yang telah dilatih dan didik oleh KPK sehingga telah memiliki sertifikat berstandar SKKNI untuk melakukan penyuluhan anti korupsi.

PAKSIJI yang berkantor di Inspektorat DIY anggotanya terdiri dari berbagai elemen masyarakat: pendidikan, kesehatan, keuangan dan sebagainya.

Ketua PAKSIJI, Dr Totok Suharto, ST, M.Si, menyampaikan semuanya berperan dalam pendidikan antikorupsi. “Khususnya kita semua dalam pendidikan,” tandasnya.

Sekretaris Inspektorat DIY, Totok Purwoirawan, SKP, M.Acc, dalam keynote speaker menyampaikan salah satu dari strategi trisula pemberantasan korupsi.

“Sula pendidikan yang digalakkan dengan kampanye dan edukasi untuk menyamakan pemahaman dan persepsi masyarakat tentang tindak pidana korupsi,” katanya.

Menurut Totok, korupsi berdampak buruk dan harus diperangi bersama. “Pendidikan antikorupsi merupakan salah satu strategi pemberantasan korupsi karena dapat menciptakan ekosistem budaya antikorupsi dalam membangun karakter generasi muda,” ujar Totok.

Lembaga pendidikan, lanjut Totok, menjadi salah satu wahana strategis dalam rangka menyuarakan kebaikan serta membekali generasi muda yang bebas korupsi. “Dan merupakan basis pendidikan karakter generasi muda Indonesia untuk jangka panjang,” tandasnya.

Bagi Totok, sangat penting menanamkan pendidikan antikorupsi secara berkesinambungan.

Mewakili KPK, dalam diskusi tersebut Sugiharto, SE selaku Kasatgas Pemberdayaan Direktorat Diklat Antikorupsi KPK RI, menyampaikan mengenai lembaga KPK, sejak dari struktur kelembagaan, strategi pencegahan korupsi hingga rencana program KPK pada tahun 2023.

Sedangkan Dr Suyadi, M.Pd. dan Suyitno, M. Pd, keduanya Penyuluh Anti Korupsi dari PAKSIJI, membahas tentang pendidikan antikorupsi di sekolah sejak dari jenjang SD hingga SMA.

Untuk sesi kedua dari siang hingga sore hari, materi disampaikan Jamila Lestyowati, SE, M.Si yang memaparkan tentang teknik menulis pengalaman. Sedangkan Ir Aniek Juliarini menyampaikan materi strategi menerbitkan buku dan Joko Irawan Mumpuni dari Penerbit Andi menjadi narasumber selaku praktisi penerbitan buku, yang menyampaikan serba-serbi penerbitan buku dan teknik menulis yang cepat, praktis dan mudah.

Dengan berbagai paparan yang disampaikan narasumber, diharapkan masyarakat makin cinta dengan literasi. Dan lebih jauh lagi bisa memanfaatkan literasi untuk menyebarluaskan semangat antikorupsi.

Diharapkan, akan terbentuk masyarakat yang antikorupsi sehingga Indonesia bisa bersih dan bebas dari korupsi. (Fan)