Situs Sejarah Nama Air Kepala 7 Dikotori Sampah, Lurah Turun Tangan

Daerah625 views

Pangkalpinang, Kabarone.com – Kelurahan Air Kepala Tujuh, merupakan pemekaran dari Kelurahan Tua Tunu, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang. Awal mula nama Air Kepala 7 konon berasal dari 7 mata air yang mengalir menuju satu aliran air lebih besar. Mata air dimaksud atau biasa disebut masyarakat setempat “tumbak/tumbek” menurut legenda bukan sembarang mata air. Tetapi mata air misteri, tempat bersemayam makhluk halus. Akibatnya masyarakat menganggap angker, banyak pantangan jika melalui sumber mata air tersebut. Apabila pantangan dilanggar, konon dapat mengakibatkan musibah atau bala. Tak heran, dulunya mata air itu sepi, jarang dikunjungi.

Dari legenda itulah dan memang ada aliran air dari 7 sumber mata air, warga kemudian menamai tempat itu Tumbek Tujuh atau dalam Bahasa Indonesia Air Kepala 7 cikal bakal nama Kelurahan Air Kepala Tujuh. Namun sayangnya, kesucian sumber nama Kelurahan Air Kepala 7, sekarang sumber airnya dikotori gunungan sampah. Sumber air nama sejarah tersebut, sekarang ini tepat pada bagian atas sumber mata air pertama (kepala tumbek), gunungan sampah tersebut menumpuk. Padahal aliran air itu juga dipakai warga dibagian hilirnya sebagai tempat mandi dan mencuci, yang dipastikan turut tercemar.

Mengatasi tumpukan sampah yang tepat pada jalan tikungan Perumahan PNS Kemang Permata itu, Minggu (6/12/2020) puluhan warga Perumahan PNS dengan didampingi Lurah Air Kepala 7, Basori Setiawan, Ketua RT 8 Abdurahman dan Sekretaris Yayan Sumarna, bergotong royong membersihkan sampah tersebut. Kegiatan itu turut didukung 2 unit mobil sampah kelurahan beserta tenaga kebersihan.

Lurah Basori dalam kegiatan itu tidak canggung membersihkan, dia turut mengangkat sampah kedalam bak mobil sampah dari jenis pick up itu. Dalam penjelasannya, dia meminta kesadaran dari warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, terlebih pada tempat yang sekarang sedang dibersihkan. “Saya mohon dukungan masyarakat untuk tidak membuang sampah disini. Karena situasi dan kondisi disini (yang sepi), memang mengundang masyarakat membuang sampah sembarangan, “katanya.

Kemudian untuk mengantisipasi hal itu, Basori berjanji sebagaimana permintaan warga, akan meminta mobil sampah rajin meronda kawasan itu, minimal 2 hari sekali. ” Dari satgas kebersihan kelurahan, saya minta minimal 2 hari sekali untuk memantau tempat ini, “ujarnya. Dia juga meminta kepada warga yang mengetahui oknum warga yang membuang kembali sampah ditempat itu, untuk tidak segan – segan melapor kepada pihaknya atau RT. “Kemampuan kelurahan terbatas, tolong bantu diawasi. Jika ada ketahuan, silahkan lapor kelurah atau rt, “pintanya.

Ditambahkan Basori, untuk ketersediaan kotak sampah atau kontainer tidak ada lagi, karena memang dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang kemungkinan sudah dihapus. Penanggulangan sampah dikembalikan kepada kelurahan masing – masing, karena tiap kelurahan sudah disiapkan mobil sampah dan tenaga kebersihan. Malah menurut Basori, adanya kotak sampah dapat mengundang masyarakat dari luar yang bukan warga setempat untuk membuang sampah. Contohnya di Pasar Pagi, kontainer sampah yang tersedia justru dipenuhi oleh bukan sampah pasar dari pedagang.

“Untuk kontainer sampah, dari LH kemungkinan ditiadakan. Justru ketersediaan kontainer mengundang masyarakat luar membuang ditempat itu. Contohnya di Pasar Pagi, kotak sampah isinya lebih banyak bukan sampah pasar, “katanya. Kemudian dari segi keamanan, aset kotak sampah yang disiapkan malah oleh warga ada sampah yang dibakar didalam kotak sampah, sehingga dapat merusak aset. Jadi langkah kelurahan meminimal sampah sementara dengan meronda tempat dimaksud. “Kedepan kita bagi mobil sampah yang ada, sebagian memantau kawasan ini, jelas Basori.

Namun sayangnya, volume sampah ditikungan Perumahan PNS terlalu banyak, baru terangkut tidak sampai separuh. Ditambah cuaca yang hujan, kegiatan gotong royong itu cukup terhambat. Sementara keterangan dari sejumlah warga Perumahan PNS yang dihimpun, berharap agar tempat itu kembali bersih, tidak jorok seperti sekarang. Warga ingin kesan wilayah itu dengan anggapan sebagai lokasi “Jin Buang Anak” agar hilang. Apalagi diujung jalan yang berbatasan dengan Desa Kace Timur Kabupaten Bangka, akan berdiri megah sekolah pesantren terpadu, terdiri SD, SMP dan SMA Islam. Ini setidaknya atensi pemerintah, terhadap perkembangan wilayahnya yang bakal pesat kedepannya, walaupun letaknya dipinggiran Kota Pangkalpinang. (Suhar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *