Pedagang Pasar Sumber Tolak Relokasi

Daerah, Regional885 views

Kabarone.com, Cirebon – Meski Pemerintah Kabupaten Cirebon berupaya merelokasi Pasar Sumber, tetapi ribuan pedagang Pasar Sumber yang sekarang menempati pasar darurat, secara tegas menolak relokasi pasar permanen yang rencananya dibangun di Kelurahan Kenanga, Kec. Sumber, Kab. Cirebon.

Wujud penolakan tersebut sampai sekarang tetap ditunjukkan para pedagang dengan membentangkan spanduk berisi penolakan relokasi pasar.

Seperti dikatakan Ketua Ikatan Pedagang Pasar Sumber (IPPS), H. Mohamad Ridwan kepada sejumlah pekerja media kemarin, penolakan relokasi pasar permanen yang rencanya akan dibangun di Kelurahan Kenanga ini sudah melalui musyawarah dengan para pedagang yang menempati pasar darurat.

“Namun  rencana pembangunan pasar utama yang akan dibangun di wilayah Desa  Kenanga, kami para pedagang menolak rencana itu,” tandas Ridwan.

Menurutnya, faktor utama yang membuat para pedangang menolak pembangunan pasar di Kenanga yakni akses transportasi di Kenanga tidak representatif, sehingga dikhawatirkan para pembeli dari beberapa daerah seperti Watubelah, Sendang, Kemantren, Babakan, Sumber dan Mandirancan enggan ke Kenanga.

“Karena jaraknya terlalu jauh, sehingga yang dikhawatirkan, pedagang akan ditinggalkan pembeli,” tegasnya.

Mengingat, lanjutnya, lokasi tersebut sulit dijangkau transportasi angkutan umum sebab tidak strategis, akibatnya akan memakan ongkos yang lebih besar.

 

“Kami para pedagang meminta kepada pemerintah agar membangun pasar di lokasi yang lama, karena pasar lama memiliki letak yang strategis. Semua angkutan dari segala penjuru juga melewati pasar utama, selain itu saran pendukung lainnya juga sudah cukup memenuhi syarat untuk dijadikan pasar,” ungkapnya.

 

Jika Pemerintah Kab. Cirebon memaksa mendirikan pasar permanen di Kenanga, dikhawatirkan daya beli konsumen Pasar Sumber akan menurun, dan masyarakat akan beralih ke pasar-pasar yang dianggap memiliki jalur transportasi yang setrategis seperti Pasar Plered, Pasar Kalitanjung dan pasar lainnya.

 

“Pemasangan sepanduk ini adalah langkah awal kami untuk menyalurkan aspirasi para pedagang, dan kedepan kami juga akan melayangkan surat kepada DPRD Kab. Cirebon terkait masalah ini. Kami lebih mengedepankan musyawarah dengan anggota dewan untuk mencari titik terang dari permasalahan ini,” tuturnya.

 

Selama berada di pasar darurat saja, menurut Ridwan, banyak pedagang yang mengeluhkan penurunan omzet hingga mencapai 50 persen. Jika pemerintah memaksakan mendirikan pasar di Kenanga, menurutnya tidak menutup kemungkinan banyak pedagang yang gulung tikar.

 

“Keberadaan pasar darurat saja sudah lebih dari 3 bulan, dan ini bukan lagi bentuk penyesuaian. Banyak pedagang yang mengeluh kalau omzetnya menurun, dan ini sangat prihatin sekali, apalagi kalau pedagang dipindah ke Kenanga. Dikhawatirkan pedagang nantinya banyak  yang gulung tikar karena sepinya pembeli,” tegasnya.

 

“Aspirasi pedagang untuk tetap mempertahankan Pasar Sumber di pasar lama juga didukung oleh banyak elemen masyarakat dari Kelurahan Sumber, seperti karang taruna, dan forum RW,”imbuhnya. (Mulbae)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *