Kabarone.com,Lamongan –Dugaan Siswa tak diperbolehkan mengikuti ujian karena belum membayar uang gedung, maka managemen komunikasi sekolah dengan pemangku kepentingan sekolah patut dipertanyakan.
Hal ini diduga terjadi pada seorang siswa SMA Negeri 1 Babat (SMABA) berinisial F-A,15, warga Kecamatan Babat, Senin(03/12), terpaksa tidak dapat mengikuti ujian semester di sekolahnya. Hal itu lantaran siswa yang duduk di bangku kelas XI sekolah menengah atas ini belum membayar uang gedung selama dia masuk di sekolah tetsebut.
Informasi yang dihimpun sejumlah wartawan yang hadir, menurut keterangan E-O, siswa tersebut sempat kebingungan lantaran belum melunasi biaya tunggakan uang gedung.
F-A sempat ketakutan karena tidak bisa mengikuti ujian di sekolahnya. Dan disuruh menunggu di ruangan guru kemudian selanjutnya dipindahkan ke ruang UKS, tak boleh ikut ujian, boleh ikut ujian tapi harus nyicil (mengangsur) uang gedung dulu.
” Setelah kabar ini terendus oleh beberapa rekan wartawan yang datang ke lokasi, dimungkinkan secara diam-diam siswa tersebut diperbolehkan ikut nyusul ujian dan diberi sehelai kertas yang mencantumkan nomer ujian sementara. Akhirnya F-A bisa bergabung mengikuti ujian semester dan oleh pihak sekolah diperbolehkan mengikuti ujian”, ujarnya.
Masih dengan E-O yang sebagai orang tua wali murid menambahkan”, Dulu memang aku pernah membuat surat pernyataan yang isinya akan membayar uang gedung dengan jatuh tempo 3 (tiga tahun). Tapi kenapa disetiap ujian semester selaku saja ditanyakan ke anak saya. Mestinya soal biaya sekolah harusnya berhubungan langsung dengan orang tua wali murid bukan dengan siswa yang nantinya bisa berdampak pada psikologi dan membunuh sebuah karakter anak didik.
Lebih lanjut masih dengan E-O”, aku sempat di ancam isterinya guru SMABA yang berinisial Z-N, “kalau sampeyan mulai lagi lapor ke wartawan bisa aku tuntut balik ya ingat itu. Memang aku dari tadi sudah tidak aku ladeni cuma dia terus marah-marah lewat by WhatsAppnya. Besok rabu aku ketemuan sama kepala sekolah.
Dia juga bilang bahwa salah satu guru SMABA Pak Sigit sempat datang ke rumah, ia hanya sebatas mediasi atas perintah kepala sekolah memohon kalau ada persoalan hendaknya di selesaikan baik-baik”, ujarnya.
Menurut keterangan Tim Wartawan dari pengakuan salah satu dewan guru”, Sigit, terkait persoalan bahwa siswa SMABA saat ujian tidak diperbolehkan ikut karena belum membayar uang gedung, hal itu tidak benar dan yang benar adalah pertama orang tua murid kurang bisa berkomunikasi dengan pihak sekolah, yang kedua takutnya pihak sekolah yang sudah dikasihkan ke anaknya tapi tidak dibayarkan ke sekolah”, ujarnya.
Sementara, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Babat (SMABA) Sofyan Hadi saat mau dikonfirmasi diruang kerjanya terkait hal ini sebelumnya dia bilang sebentar mas jangan masuk dulu karena masih ada tamu, kemudian kami nunggu lama dan tidak dipersilahkan masuk, kemudian saya beranjak dari sekolahan tersebut.
Lebih lanjut, Kepala sekolah juga kami konfirmasi lewat sambungan WhatsApp soal siswa SMABA saat ujian tidak diperbolehkan ikut dan siswa disuruh nunggu diruang guru kemudian dipindah ke ruang UKS lalu disuruh menyusul ikut ujian, alasan ini karena belum membayar uang gedung.
Sofyan Hadi selaku Kepala Sekolah mengatakan”, Itu tidak benar, yang benar adalah seluruh siswa SMABA telah mengikuti ulangan dengan tertib dan lancar serta sukses terima kasih”, tandas Sofyan Hadi.
Kejadian ini pun otomatis menjadi sorotan berbagai pihak. Banyak yang menyayangkan apabila hal itu benar terjadi fan langkah yang diambil oleh pihak sekolah terhadap siswanya yang belum membayar uang gedung dan tidak diperbolehkan ikut ujian. Padahal seharusnya hal itu bisa dikomunikasikan terlebih dahulu harus tidak ada dampak psikologis dan pembunuhan karakter pada siswa (anak didik) harus diberikan perhatian lebih agar tetap bisa mendapatkan pendidikan yang layak”, pungkasnya(*).