Budidaya Kelulut Pilihan Utama Program PPM Untuk Warga Desa Tamiang Bakung

Daerah588 views

KOTABARU,kabarone.com- Lebah Kalulut, banyak orang menyebut dengan kelulut, klancing, klanceng, lonceng, teuweul (Sunda), gala-gala (lilin lebah) dan lain-lain, dengan nama ilmiahnya Apis Trigona merupakan jenis lebah madu yang paling banyak dipelihara secara tradisional oleh masyarakat pedesaan sekitar kawasan hutan se-Indonesia.

Budidaya lebah tanpa sengat atau meliponikultur, akhir-akhir ini menjadi trend di tengah-tengah masyarakat, di berbagai daerah masyarakat berlomba-lomba mengembangkan budidaya lebah berukuran mini tersebut.

Pada banyak kasus, semangat yang besar ini tidak didukung dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, di satu sisi upaya masyarakat ini perlu direspon oleh berbagai pihak agar bahu-membahu memberikan informasi yang akurat dan baik terhadap masyarakat.

Seperti halnya pelatihan budidaya kelulut yang digelar oleh PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin melalui program PPM PT Arutmin Indonesia untuk warga Desa Tamiang Bakung Kecamatan Kelumpang Tengah Kabupaten Kotabaru di demplot Dahlia beberapa waktu lalu.

CD Officer PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin Ferry Ariadi Wardhani, Kamis 4/2/2020 mengatakan, Meliponikultur menjadi solusi yang baik dalam rangka pelestarian hutan kita, setidaknya ada dua manfaat kegiatan pemeliharan lebah tanpa sengat, meliputi manfaat ekonomis dan manfaat ekologis, bagi peternak atau pembudidaya kelulut, usaha ini mendatangkan manfaat ekonomi dari pemasaran produk perlebahan dan produk perlebahan antara lain madu, roti lebah (beebread), dan propolis.

Kata Ferry, lebah madu kelulut dipilih karena kekayaan jenis lebah kelulut yang kita miliki menjadi contoh kecil potensi ekonomi berbasis keanekaragaman hayati dan kelulut merupakan kelompok lebah madu, dan bisa dibudidayakan.

Madunya bahkan dihargai lebih mahal ketimbang madu dari lebah Apis spp, jika potensi kelulut ini dikelola dengan baik, tentunya bisa memberikan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat, terutama mereka yang berada di sekitar wilah binaan Arutmin, ujarnya.

Sementara Kepala Desa Tamiang Bakung M. Jainudin mengatakan, sangat berterimakasih kepada pihak PT. Arutmin yang sudah mengadakan kegiatan ini dan menghadirkan orang yang sudah berhasil di budidaya kelulut dan masyarakat saya yang mengikuti pelatihan banyak dapat ilmu, ungkapnya.

Saya berharap untuk selanjutnya kepada PT. Arutmin nantinya bisa memfasilitasi di segi pemasaran dari hasil budidaya kelulut masyarakat Desa Tamiang Bakung.

Karena saat ini sudah ada salah satu warga kami yang sudah mulai mengembangkan budidaya kelulut dan di segi penjualan masih terkendala, ujar Jainudin.(Hrp)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *