Warga Pangkal Buluh Ungkap Pencemaran Dari Pabrik Tapioka, Penjelasan DLH Babel Malah Sebaliknya

Daerah767 views

Babel, Kabarone.com – Warga Desa Pangkal Buluh, Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan mengeluhkan keberadaan Pabrik Tapioka PT Sari Bumi Mulya (PT SBM) yang diduga mencemari aliran air mereka. Menurut keterangan yang berhasil dihimpun, pencemaran tersebut menyebabkan gatal – gatal apabila sumber air yang tercemar digunakan bagi keperluan mandi dan cuci. Demikian pula ada ditemukan ikan – ikan yang mati disepanjang aliran air yang dicemari.

Bahkan aliran air juga turut berubah warna menjadi kehijauan. “Hanya di Desa Kami, aliran air berubah menjadi kehijauan akibat pencemaran itu, “Sebut seorang warga yang tak mau disebutkan namanya. Menurut warga tersebut, pihak desa telah sering menyampaikan permasalahan pencemaran itu kedinas terkait. Namun penyelesaian hanya sebatas itu – itu saja, seperti peninjauan. Dan setelah itu, kejadian kembali berulang.

Sebenarnya, pihak warga sangat mendukung keberadaan pabrik, karena disamping membuka lapangan pekerjaan, juga hasil pertanian warga terutama singkong ada tempat pemasarannya yang memutar roda perekonomian. Tetapi dengan banyaknya sejumlah persoalan yang timbul, seperti perilaku pabrik dalam pemotongan kadar singkong petani yang dinilai tidak wajar, kemudian adanya bau dan limbah dari pabrik, membuat sejumlah warga mulai antipati. Dan mengenai indikasi adanya limbah yang dibuang kealiran air, warga meminta dinas terkait menangani dengan serius. Permintaan itu cukup beralasan, karena pihak warga memang ada memergoki akan hal itu.

Sementara itu, pihak Dinas Lingkungan Hidup Propinsi Bangka Belitung (DLH Babel) melalui Kepala Seksi Penegakan Hukum (Kasi Gakkum), Bidang Pengendalian Dan Penataan Lingkungan Hidup, Budiman Syahbani ditemui Jum’at (19/2), mengatakan tim dari DLH Babel bersama DLH Kabupaten Bangka Selatan telah turun kelapangan dengan mendatangi Pabrik Tapioka PT SBM, menindak lanjuti persoalan limbah itu yang sebelumnya marak diberitakan. “DLH Babel turut mendampingi tim DLH Bangka Selatan dan telah turun lapangan dengan mendatangi Pabrik Tapioka di Desa Pangkal Buluh, guna merespon persoalan itu, apakah memang telah terjadi pencemaran, “katanya.

Dalam peninjauan itu, pihak tim DLH ditunjukan tahapan proses pengolahan limbah dalam kolam – kolam. Ada sebanyak 32 kolam IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dilingkungan pabrik. Salah satu dari kolam itu , ternyata ada yang berisi ikan, menandakan baku mutu air cukup baik sebelum dialirkan keluar. “Yang kami lihat, pemerosesan limbah dalam kolam – kolam IPAL, sebanyak 32 kolam. Ada juga kolam berisi ikan, “ujarnya. Dan mengenai Ijin Pembuangan Limbah Cair, pihak pabrik telah memiliki ijin, yang dikeluarkan dari DLH Kabupaten Bangka Selatan, tambah Budiman.

Masih menurut Budiman, kemungkinan limbah yang turun kealiran air berasal dari tumpukan rembesan onggok imbah padat (ampas) sisa pemerosesan tapioka yang dijemur dan ditutupi terpal. “Kemungkinan pencemaran berasal dari situ, ” katanya. Kepada tim DLH, pihak pabrik menjelaskan, ada dibuatkan kolam untuk tempat air baku yang sempat dialiri rembesan air limbah onggok. Dan pada Bulan Oktober (2020) lalu, saat hujan kolam pernah jebol. “Kemungkinan limbah dimaksud berasal dari kolam yang jebol, dengan airnya berwarna coklat turun kealiran sungai, “paparnya.

Akan hal itu DLH telah mengingatkan pihak pabrik agar diatasi dengan membuat kolam penampungan dan dialirkan ke IPAL sebelum dibuang keluar. “DLH telah mengingatkan pihak pabrik agar hal itu segera diatasi, ” ujar Budiman.

Dan setelah peninjauan itu, dikatakan Budiman pihak tim DLH tidak menemukan adanya pencemaran akibat dari cairan limbah yang dibuang secara langsung kealiran sungai, sebagai mana yang diributkan. Dia malah menantang, jika menemukan hal itu silahkan difoto untuk disampaikan. “Kami tidak menemukan limbah yang dibuang langsung kealiran sungai. Jika ada menemukan, silahkan difoto, ” katanya.

Sebelumnya pihak media sempat mendatangi pabrik tapioka itu guna keperluan konfirmasi. Sayangnya orang pabrik yang berkepentingan untuk menjelaskan, tidak berada ditempat. “Kebetulan sedang tidak ada ditempat pak, ” tutur salah seorang sekuriti pabrik saat ditanya. (Suhardi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *