Kabarone.com, Lamongan – Ditenggarai gagalnya mengembangkan pasar modern, Pemkab Lamongan, Jawa Timur ganti strategi dengan mengangkat pasar tradisional. Program ini diharapkan lebih dapat mengangkat sosial ekonomi masyarakat pedesaan. Sederet pasar modern bernilai miliaran rupiah yang dibangun Pemkab Lamongan yang belum prospektif.
Bangunan Pasar Sidoharjo saat ini lebih modern, rapi dan bersih sejak direnovasi tahun lalu. Namun banyak pedagang mengeluh. Karena adanya pedagang dadakan di malam hari tidak menguntungkan bagi pedagang. Keluhan itu berupa pedagang dadakan malam hari dan banyaknya tiang yang berdiri tepat di depan kios.
Seorang pedagang di pasar itu, Narasumber yang tidak mau di sebut namanya mengaku, penjualannya menurun hingga 50 persen setelah renovasi tersebut. Padahal pembangunan pasar ini diharapkan bisa meningkatkan penjualan. “Bangunannya tidak sesuai dengan harapan pedagang, karena penjualan makin sepi,” ujarnya. Menurut dia, dua tiang di depan kios pedagang sangat mengganggu mobilisasi pembeli. Akibatnya, pembeli lebih memilih belanja di emperan atau tepi jalan di depan pasar, daripada masuk ke dalam pasar.
‘’Kondisi itu membuat jumlah pembeli menjadi menurun, sehingga omset pedagang menjadi turun,’’ terangnya.
Pedagang lain,menambahkan, pembangunan pasar tersebut justru tidak memberikan dampak positif bagi pedagang. Seharusnya sebelum pasar dibangun, ada penggalian aspirasi dari para pedagang. Meski bukan pemilik wewenang, namun pasar ini menjadi pusat perekonomian masyarakat Lamongan. “keberadaan pedagang harus diperhatikan. Sebenarnya kecewa, tapi bagaimana lagi,” ujarnya.
Dijelaskan olehnya, sebenarnya perencanaan awal bangunan tidak demikian. Tapi di tengah perjalanan, ada usulan tambahan pedagang.
‘’Sehingga dilakukan perubahan perencanaan,’’ ungkapnya.semula tiang bangunan di rencanakan mepet tembok supaya bisa memberikan akses jalan lebih leluasa bagi pembeli. Tapi karena ada tambahan pedagang, maka jumlah kios ditambah, tapi akibatnya tidak bisa menggeser tiang tersebut. Sehingga keberadaan tiang semakin menghalangi pejalan kaki.
Sementara Kepala UPTD PD. Pasar Sidoharjo Riyanto saat dikonfirmasi mengatakan, “Ya memang benar, untuk tiang di Blok 2 ,sangat mengganggu pedagang kita, kontruksinya seperti itu, sebelum saya bertugas di situ sudah dibangun, namun setelah masa kepimmpinan saya bangunan yang di blok satu, tiangnya cuma satu dan menempel di tembok stand, sehingga lorongnya tidak terganggu.
Untuk pedagang dadakan memang juga mengurangi pendapatan yang punya stand asli,namun belum ada penampungan pedagang dadakan,” ujarnya.
Saat ditanya soal, “Apa pihak pasar sendiri mulai sekarang dan ke depan tidak ada langkah-langkah untuk penertiban,pasar yang Asri jadi kumuh karena pedagang dadakan ?
Riyanto menjawab, Ya ada, setiap saat kita beri edaran pelarangan pedagang baru, senantiasa kita tertibkan jam buka tutupnya, dan pihak security pasar juga kita terjunkan untuk menertibkannya,” kata kepala UPTD PD. Pasar Sidoharjo Riyanto.
Dalam hal ini Kepala Kelurahan Sidoharjo Wanto saat dimintai keterangan mengungkapkan, Ngapunten mas (mohon maaf mas), Terkait dengan pasar sidoharjo secara menegerial kelurahan tidak ada kaitannya sama sekali mas, sebab secara struktur, pasar sidoharjo sudah menjadi UPTD. Pasar sidoharjo dibawah PD. Pasar. Jadi secara struktur, menegerial dan pelaporan, kelurahan sidoharjo tidak tahu sama sekali. Pertanggungjawaban dan pengelolaannya langsung ke PD. PASAR,” ungkap Kepala Kelurahan Sidoharjo,” (red).