Peternak Ayam Petelur Akan Gulung Tikar, Pemerintah Harus Turun Tangan

Daerah, Regional467 views

Kabarone.com,Lamongan – Beberapa pekan terakhir peternak ayam petelur di Kabupaten Lamongan begitu resah. Kenapa hal itu sampai terjadi, karena harga telur ayam dipasaran merosot tajam dalam beberapa pekan. Saat ini harga telur di kalangan peternak turun drastis hingga mencapai angka Rp 16.000 per kilogram nya.

” Sebelumnya harga telur per kilo gramnya Rp 19 ribu, selanjutnya turun terus menerus. Harga tersebut jauh di bawah harga normal yang berada pada kisaran Rp 19.000 hingga Rp 20.000 per kilogramnya. Jika dihitung dari perhitungan bisnis, maka antara biaya produksi dengan hasilnya sangat tidak seimbang”, ungkap Muhammad Fahrudin Ainun Rahmatilah kepada wartawan, salah seorang peternak ayam petelur di Kecamatan Mantup Lamongan, Senin (14/10/2019).

Menurutnya, sekitar satu bulan ini harga telur terus terombang-ambing. Dan turunnya bertahap, pertama Rp 18 ribu, terus Rp 17 ribu dan sekarang Rp 16.500 per kilogram. ” Biasanya saya bisa menghasilkan 135 kilogram telur per hari, saat harganya Rp 19.000, memperoleh Rp 2.565.000. Tapi sekarang harganya Rp 16.000, kita hanya dapat 2.160.000. Jadi hasilnya ya merosot Rp 405.000 dalam satu hari.

Padahal, harga konsentrat tetap normal, satu zak isi 50 kilogram harganya Rp 380 ribu. Harga dedak Rp 3.500 sampai Rp 4.000 per kilogram sedangkan jagung sekitar Rp 4.500 hingga Rp 5.000 per kilogram.

Muhammad Fahrudin Ainun Rahmatilah yang akrab disapa Udin ini mengatakan, merosotnya harga telur ayam tersebut membuat para peternak ayam petelur seperti dirinya mengalami kerugian yang cukup drastis. Diakui, tidak tahu secara pasti apa yang menyebabkan harga telur ayam turun begitu drastis, padahal menurutnya harga pakan ayam tidak mengalami penurunan.

” Menurut Udin, saya pikir kalau masih seperti ini nanti malah rugi. Jadi lebih baik dikosongkan dulu. Kondisi tersebut membuat Udin dan para peternak lainnya menjual ayam-ayam yang tidak lagi produktif, dirinya masih enggan untuk melakukan peremajaan dan membiarkan sebagian kandangnya kosong sementara waktu. Mereka takut usahanya akan hancur akibat harga telur yang terus merosot. Sudah afkir satu bulan yang lalu dan sebenarnya ini sudah waktunya mengisi (ayam) lagi.

Sebenarnya kami tidak minta (harga telur) mahal, cuma ya harus seimbang, jadi pakan sama produksi seimbang,” katanya. ” Udin berharap ada ikut campur tangan pemerintah untuk menstabilkan harga telur. Para peternak saat ini hanya bisa menerima kenyataan, tanpa bisa berbuat apa-apa untuk bisa mendongkrak harga. Ia dan para peternak ayam petelur di Lamongan pun berharap agar harga telur ayam bisa kembali normal”, pungkasnya (Pul/As).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *