Kapolda Jateng Ajak Perangi Intoleransi

Daerah343 views

SURAKARTA,kabarone.com – Intoleransi tidak hanya berpotensi menjadi bibit radikalisme, lebih jauh intoleransi jika dibiarkan menjadi ancaman terorisme sehingga wajib diperangi.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi menegaskan pentingnya silaturahmi dan tolerans demi merajut persatuan dan kesatuan negara republik Indonesia.

“Karena apa? Ini perlu ditengah konflik corona ini kita harus bersatu, kita harus melawan adannya intoleransi. Jadi intoleransi itu beda musuh. Jadi beda agama, beda ras, beda suku beda apapun dianggap musuh, itu intoleransi. Dia kalau dibiarkan akan menjadi potensi yang akan memecah belah negara ini, karena apa intoleransi kalau dibiarkan bisa jadi radikalisme,” kata Kapolda saat menghadiri acara Silaturahmi Kebhinekaan dan Doa Bersama oleh Maulana Al Habib Muhammad Lutfi Bin Ali Bin Yahya dengan Para Tokoh Lintas Agama Se-Soloraya.

Kegiatan dalam rangka merajut kebhinekaan dalam bingkai NKRI tersebut dilangsungkan di Lapangan Benteng VastenBurg Surakarta, Senin (7/9/2020).
.
“Jadi awalnya intoleransi, meningkat jadi radikal, meningkat menjadi teroris. dan ini bentengnya adalah bapak ibu sekalian, para tokoh agama, lintas agama,” tegas Ahmad Luthfi.

Menurut Kapolda, ada beberapa kunci merajut Kebinnekaan diera covid-19 diantaranya tidak memaksakan kehendak dan tidak merasa paling benar sendiri.

“Kebebasan yang menghargai orang lain, jangan ada yang merasa paling benar sendiri yang lain disalahkan, jangan ada yang merasa agamis sendiri, jangan ada yang merasa pancasilis sendiri, “ imbuhnya.

Selanjutnya, Kapolda mendoakan agar pandemei ini cepat berakhir.

“Oleh karena itu pada kesempatan kali ini doa bersama diantaranya mendoakan bersama agar covid-19 di wilayah Indonesia khusunya Jawa Tengah dan kusus lagi Soloraya dapat segera berakhir,” harap Kapolda.

Sementara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Paranowo menjelaskan dalam merajut Kebinnekaan masyarakat perlu berpegang pada Pancasila.

“Indonesia ini harus didasari dengan dasar yang kokoh, pondasinya apa? Opo yo, macul dari bumipertiwi ini, oh ternyata Bangsa Indonesia religius, maka lahirlah Ketuhanan yang Maha Esa, Indonesia suka bergotongroyong maka kita ada Persatuan, Teposliro maka kita ada Kemanusian yang Adil dan Beradab,” terang Ganjar.

Dia berpesan agar di masa pandemi ini seluruh elemen masyarakat dapat saling tolong menolong dan bersatu.

“Yuk jangan lukai temen kita yuk, jangan sakiti sahabat kita yuk, ini pandemi belum beres, ayuk ayuk ayuk kita jaga, ini dampaknya mremen (berimbas) sampai ekonomi, ayo tulung tinulong (saling menolong) ojo gebuk gebukan, ojo kampleng kamplengan (jangan saling bertengkar) , setuju!,” ajak Ganjar.

Selaras hal itu, Maulana Habib Luthfi berpesan dengan Ideologi yang kuat, NKRI nya melekat, Ia menjamin keutuhan negara ini dapat tercapai.

“ Bagaimana bangsa kita, kalau punya pendirian, NKRInya melekat, ideologinya melekat menjadi benteng-benteng kita maka Insya Allah kita akan menjaga keutuhan negara kita,” kata Habib Luthfi.

Dirinya mengajak agar kecintaan kepada NKRI harus ditanamkan pada generasi sejak dini.

“Sejauh mana kita menyampaikan kepada anak anak kita, sedini mungkin. Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku,” tandasnya. (Amr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *