Mbak Ita Resmi Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Semarang

Daerah215 views

Kabarone.com,SMARANG- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo resmi melantik Plt Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu atau Mbak Ita sebagai Wali Kota Semarang masa bhakti 2021-2026.Ki juga by

Pelantikan ini sekaligus menempatkan Mbak Ita sebagai Wali Kota Semarang perempuan pertama dalam sejarah Kota Semarang.

”Spesial bagi Mbak Ita, karena menjadi wali kota perempuan pertama dalam sejarah Pemerintahan Kota Semarang,” kata Ganjar, Senin (30/123).

Ganjar menyebut dengan pelantikan ini Jawa Tengah menjadi provinsi terbanyak se-Indonesia kepala daerah perempuan. Apiknya lagi, PDI Perjuangan adalah partai yang melahirkan kepala daerah perempuan terbanyak.

“Jadi di Indonesia saat ini ada 43 kepala daerah perempuan, 14 di antaranya adalah kader PDI Perjuangan. Jika ditambah dengan 9 wakil kepala daerah, maka PDI Perjuangan kini memiliki 25 pemimpin daerah perempuan. Inilah manifestasi spirit Marhaenisme dan Sarinah di era modern,” kata Ganjar.

Ganjar lantas mengutip pemikiran Bung Karno dalam buku Sarinah, yakni ‘Yang mula-mula induknya kultur, dialah pembangun kultur yang pertama. Dia dan bukan laki-laki. Dialah pembentuk pembangun peradaban manusia yang pertama’.

Dari situ, Ganjar teringat pada sosok Kunti dalam epos Mahabharata. Digambarkan, Kunti sebagai perempuan tidak asal ‘nerimo ing pandum’, tapi juga sosok yang ‘nggetih’ berjuang untuk rakyatnya sekaligus guru yang membangun kultur serta adab bagi anak-anaknya.

“Kehebatan Kunti menitis pada para kepala daerah perempuan. Mereka bukan saja mampu menjadi pesaing serius dalam hal prestasi, beberapa di antaranya malah lebih berani dan progresif daripada kepala daerah laki-laki,” jelasnya.

Ketua PP Kagama itu mencontohkan progresifitas Bupati Grobogan. Ia mengajukan pinjaman Rp 115 miliar untuk percepatan pembangunan 19 kecamatan di Grobogan. Terobosan brilian ini mengatasi APBD Grobogan yang sangat kecil untuk biaya pembangunan.

Ada juga Sri Mulyani, Bupati Klaten yang menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk mengembangkan Padi Rojolele. Hingga melahirkan varietas Rojolele Srinar dan Rojolele Srinuk yang punya usia tanam lebih pendek dan tahan hama. Harganya pun lebih tinggi.

”Hebatnya kader-kader perempuan PDI Perjuangan ini bukan hasil sulapan. Mereka kader beneran, berjuang dari bawah, bukan hasil comotan dari kiri kanan. Kita meraihnya dengan perjuangan sangat panjang,” tegas Ganjar disambut riuh tepukan tangan para hadirin.

Capaian ini, lanjut Ganjar, tak lepas dari perjuangan Megawati mengawal lahirnya Undang-undang Penghapusan Kekerasan Rumah Tangga, Undang-undang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri, hingga Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

”Semua undang-undang itu lahir dalam rangka untuk menjaga harkat dan martabat perempuan. Termasuk pemantapan kaderisasi lewat program khusus pendidikan bagi kader perempuan. Waktu itu, kebetulan saya dapat tugas jadi pemateri dalam kursus kader perempuan di Ciawi Bogor,” bebernya.

Adapun di Kota Semarang saat ini, kata Ganjar, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Ganjar menegaskan, siap menghasilkan kolaborasi solutif dengan Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang.

”Mbak Ita, saya mendorong terus untuk mengoptimalkan seluruh potensi Kota Semarang. Mulai perdagangan, industri, transportasi, pendidikan, wisata hingga persoalan infrastruktur,” ujarnya.

Soal rencana pembangunan Simpang Lima Underground dan reaktivasi jalur trem, Ganjar menilai dua hal itu bakal mengungkit Kota Semarang semakin maju.

”Titip juga Mbak Ita, potensi anak muda. Mereka yang bergerak di dunia teknologi, E-Sport, UMKM, seni budaya sampai olahraga. Dengan fasilitas yang tepat, Semarang pasti akan lebih hidup kotanya,” pesannya mengakhiri.

jurnalis : amir fatah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *