DKP Bojonegoro Ikuti UNPSA PBB

Daerah, Regional1,127 views

Kabarone.com, Bojonegoro – Setelah berhasil masuk di Top 99 Inovasion Award dan 35 Top Inovasion Award yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) Republik Indonesia. Inovasi Mengolah Sampah Menjadi Berkah yang digagas oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Bojonegoro akan mengikuti ajang United Nations Public Service Award (UNPSA) yang digelar oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Hal ini disampaikan oleh Nurul Azizah Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Bojonegoro ketika ditemui Humas, Selasa (7/2) pagi tadi seusai apel pagi.

Dijelaskan semua bermula di Top 99 yang diselenggarakan oleh KemPAN RI beberapa waktu lalu, dari Top 99 Bojonegoro berhasil masuk di Top 35 pada pengelolaan sampah menjadi berkah. Dan kini oleh KemenPAN Bojonegoro diusulkan masuk di ajang UNPSA tingkat internasional. Saat ini dalam proses persiapan pengajuan proposal untuk bahan penilaian. Kemudian dari proposal inilah nantinya akan diuji oleh PBB untuk dipilih mana saja yang akan maju melakukan pemaparan. Menurut Nurul Azizah, penyampaian paparan nantinya akan di laksanakan di Denhaq Belanda.

Dia menuturkan bahwa pengelolaan sampah menjadi berkah yang dilakukan oleh DKP yang kini menjadi Dinas Lingkungan Hidup (DLH ) ini ada empat hal yakni mengolah sampah menjadi produk pupuk kompos, kemudian gas buang atau gas metan dari aktifitas di Tempat pembuangan Sampah ini diolah menjadi Gas metan yang dimanfaatkan oleh warga sekitar menjadi bio gas. Jadi beberapa rumah tangga di sekitar tempat pembuangan sampah kini memanfaatkan gas metan untuk kegiatan memasak mereka. Selain itu pihaknya juga mampu memberikan peningkatan pemulung di TPS Kalisari ini menjadi yang semula sekedar pemulung kini mereka membentuk Bank Sampah Patrol 21. Secara pendapatan Bank Sampah ini mampu meningakatkan ekonomi dan membuat tata kelola manajemen sampah menjadi lebih baik. Hal yang membanggakan adalah dimana DKP mampu menciptakan alat pengolah limbah plastik atau kresek menjadi bahan bakar atau solar. Dituturkan awalnya alat ini hanya mampu menghasilkan 5 liter solar kini dalam sehari mampu menghasilkan 30 liter solar dari limbah plastik yang dipergunakan untuk operasional alat penghancur sampah dan untuk mencukupi kebutuhan BBM truk pengangkut sampah. Dari 10 kilogram limbah tas kresek atau kantong plastik mampu menghasilkan 5 liter solar. Dari inovasi – inovasi itulah kini pihaknya diminta oleh KemenPAN RB untuk mengikuti ajang UNPSA PBB .( DAN )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *