Pemkab Bojonegoro Gelar Rakor Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Daerah, Regional663 views

Kabarone.com, Bojonegoro – Kesehatan merupakan salah satu layanan dasar yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,menyadari akan hal ini jajaran Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Kamis (16/2) pagi tadi menggelar acara rapat koordinasi peningkatan mutu layanan kesehatan. Acara dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Bojonegoro,Drs. Soehadi Moeljono.

Sekda dihadapan seluruh pimpinan Puskesmas diwilayah Bojonegoro menyampaikan bahwa peningkatan kualitas layanan di bidang kesehatan ini menjadi tugas bersama baik SKPD terkait bersama dengan kesehatan dalam upaya peningkatan layanan kesehatan, Peningkatan layanan kesehatan mencakup beberapa aspek mulai infrastruktur, manajeman, kualitas layanan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Karenanya Sekda menekankan kepada seluruh kepala UPT untuk mengidentifikasi setiap masalah diwilayah masing-masing sekaligus solusi yang akan dilakukan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Sekda menegaskan Rumah Sakit Sosodoro RS Padangan dan RS Sumberejo ditahun 2017 ini harus selesai baik kelengkapan, sarana prasarana pendukung, SDM bahkan RS Jiwa yang direncanakan di Bojonegoro harus diperhatikan. Kepada para Pimpinan SKPD untuk mendukung dan membantu dalam upaya peningkatan kualitas layanan sehingga akan semakin cepat dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro,Dr. Sunhadi Dalam laporannya menyampaikan bahwa peningkatan derajat kesehatan masyarakat di pengaruhi oleh beberapa hal antara lain faktor lingkungan yang mencapai 45 persen, perilaku diangka 35 persen dan 15 persen adalah layanan kesehatan. Sunhadi menuturkan bahwa Angka Kematian Ibu di Bojonegoro ditahun 2015 dan 2016 sejumlah 23 kasus dan ditahun 2017 sampai januari diangka 0. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu yakni Bulan Januari 2016 lalu AKI di Bojonegoro terdapat 6 kasus. Kematian ibu, menurut dr Sunhadi, dipengaruhi oleh beberapa hal yakni Ibu hamil dibawah usia 20 tahun yang masih tinggi, kemudian Pasangan Usia Subur (PUS) yang beresiko tinggi juga masih tinggi yakni usia dibawah 20 tahun ataukah usia diatas 35 tahun serta yang ketiga adalah penyakit penyerta. Ditahun lalu ibu hamil yang menderita penyakit jantung 10 orang dan 5 diantaranya harus meninggal dunia. Data yang ada dari 19.521 ibu hamil di Bojonegoro 14.489 diantaranya adalah masuk dalam ibu hamil resiko tinggi (risti ). Sedangkan 613 adalah ibu hamil diusia kurang dari 18 tahun dan 1915 ibu hamil diusia diatas 35 tahun.
Hal lain yakni Kematian Bayi ditahun 2016 karena BBLR ( Bayi lahir dengan kondisi berat badan yang rendah ) yang kasusnya mencaai 112 bayi dengan usia kehamilan 32 minggu dan berat bayi dibawah 500 gram. Menurut Sunhadi hal ini dikarenakan gizi ibu yang rendah dimasa kehamilan. Berkaca dari kasus kematian Ibu dan Bayi inilah maka Pemerintah melalui dinas kesehatan melakukan beberapa upaya antara lain dengan pendewasaan usia perkawinan, revitalisasi UKS dan beberapa kegiatan lain( DAN )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *