Kolektor Timah Lingkungan Nelayan 2, Tak Tersentuh Hukum

Kabarone, Bangka-Maraknya penambangan timah ilegal dilaut Sungailiat, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka (Babel) salah satu faktor karena begitu banyaknya pembeli bijih timah ilegal (kolektor) yang tersebar dibeberapa tempat. Kolektor inilah yang menampung bijih timah tersebut dari penambang. Mereka juga turut memodali penambang, baik dana operasional maupun peralatan tambang.

Padahal, penambangan ilegal dilaut Sungailiat, tidak mengenal status kawasan, yang penting jika ada mengandung banyak bijih timah, sikat. Mau kawasan pariwista, lindung pantai, tak peduli. Terakhir, kawasan wisata Pantai Tanjung Pesona turut dirambah penambang. Modus kerjanya, para penambang menggasak Pantai Tanjung Pesona diwaktu malam, sekira selepas Magrib.

“Mereka kerja diwaktu malam,” kata Ari, salah satu warga. Bahkan, menurut warga tersebut, jarak dari tepi pantai hanya sekitar 5 meter. Para penambang menggasak Pantai Tanjung Pesona menggunakan perahu nelayan yang dimodif dengan peralatan tambang (perahu rajuk timah). Kumpulan perahu rajuk itu dapat digeser kemanapun, setelah ada banyak hasil, mereka menggeser ketempat lain untuk membersihkan bijih timahnya, memisahkan dari sisa pasir. Menjelang pagi, tidak terlihat lagi kumpulan perahu rajuk timah itu, seolah tidak pernah ada penambangan ilegal.

Hasil bijih timah yang didapat, kemudian disetor kepada kolektor timah, salah satunya kolektor yang ada di Lingkungan Nelayan Dua (2), Kelurahan Sungailiat, Kecamatan Sungailiat. Salah satu kolektor, yaitu A saat ditanya (14/5) membenarkan sebagian bijih timah yang dia dapatkan juga berasal dari penambangan di Pantai Tanjung Pesona. “Dari Tanjung Pesona ada, dari penambangan laut Sungailiat lain juga ada, “kata A.

Selain A ada kolektor lain seperti If, U, Ar dan Ab ss. Digudang If terlihat tumpukan karung bijih timah yang baru dia dapatkan dari sejumlah penambang yang mengantar ketempatnya. Demikian juga ditempat Ab ss, terlihat lebih banyak tumpukan karung pasir timah dengan kesibukan pekerjanya. Salah satu pekerjanya kemudian mendatangi tim media menanyakan maksud kedatangan. Pekerja itu berusaha menggelabui dengan mengatakan, usaha tersebut dijalankan Ar. Padahal diketahui lokasi itu dijalankan Ab ss. Kegiatan pembelian pasir timah ini berlangsung menjelang waktu Maghrib hingga selesai lepas Isya (antara 17.30 WIB – 21.00 WIB) (Suh/tim).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *