Respon cepat Dilakukan Oleh Ketua DPRD Kotabaru, TBS Anjlok Petani Menjerit

Daerah218 views

KOTABARU,kabarone.com- Ketua DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis, SSos respon cepat sikapi jeritan yang dialami para petani kelapa sawit di wilayah Kabupaten Kotabaru yang mengakibatkan anjoknya harga Tandan Buah Segar (TBS).

Dengan anjloknya harga TBS di petani lokal, langkah cepat di ambil oleh ketua DPRD Kotabaru dengan mendatangi Kantor Dinas Perkebunan dan Perternakan Provinsi Kalimantan Selatan (Disbunnak Kalsel), Kamis 28/4/2022.

Dari hasil kunjungan kerja (kunker) ke Disbunnak Kalsel, disimpulkan, PKS (Pabrik Kelapa Sawit) sudah melanggar ketetapan Pemerintah mengenai harga sawit sesuai dengan aturan Permentan nomor 1 tahun 2018, dan tentunya akan ada sanksinya.

Setelah Pemerintah pusat melalui keputusan Presiden melarang ekspor CPO (Crude Palm Oil) dan seluruh turunannya dan harga TBS langsung anjok, petani pun menjerit.

Di katakan Syairi, Rata-rata harga (TBS) di Rp 2.000 sampai Rp 2.100. Paling tinggi di harga Rp 2.400, bahkan ada Rp 1.900 dari harga Rp 3.500 yang berlaku di sana, paparnya.

Anjloknya harga tidak mengacu dengan harga yang sudah ditetapkan oleh Provinsi, jadi disinilah kekecewaan kita selaku wakil rakyat di Kotabaru atas keluhan petani di Kabupaten Kotabaru, ucapnya.

Diperkuat lagi surat edaran Dirjenbun Nomor 165 yang baru-baru saja, seluruh harga TBS tetap mengacu keputusan di Disbunnak Provinsi masing-masing, dan mungkin kajian ini berdasarkan kerja sama komite dari pihak perusahaan juga, ujar Syairi.

Seharusnya ketika terjadi penurunan harga, ada kontrol atau pengawasan dari Disbunnak Provinsi, karena Kabupaten kewenangannya sangat terbatas, jadi ketika kondisi ini terjadi, selain surat edaran yang dikeluarkan oleh Gubernur Kalsel, tetap perlu dilakukan sweeping dari Disbunnak Provinsi terhadap PKS-PKS nakal.

“Ini PKS yang bermain kalau saya lihat, sehingga harga anjlok semua, ucapnya.

Belum lagi ketika PKS mengeluarkan harga Rp 2.000, Rp 2.100 per kilogram, turun ke SPK akan lain lagi, sampai ke masyarakat hari ini yang saya tahu hanya Rp 1.400 sampai Rp 1.500, sangat hancur harga di bawah, terangnya.

Apalagi ini momen lebaran, dengan kondisi ekonomi sekarang ini anjlok ketika pandemi Covid-19. Padahal saat harga Rp 3.500, petani sedikit terbantu, walau sempat terjadi kelangkaan minyak goreng, tutupnya.(HRB)

By; Herpani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *