PT. Manunggal Sarana Sentosa Terancam di Black List PU Konut

Kabarone.com, Wanggudu – Proyek peningkatan jalan poros Kelurahan Tinobu Kecamatan Konawe Utara, Sulawesi Tenggara yang menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Konut tahun anggaran 2015 lalu sekitar empat miliar lebih yang dikerjakan oleh PT. Manunggal Sarana Sentosa kini menuai kritikan.

“Jalan yang berjarak sekitar 2 km lebih dengan yang dikerjakan oleh PT.Manunggal Sarana Sentosa itu sudah rusak parah sehingga pihak kami (PU) Konawe Utara menolak hasil pekerjaan perusahaan itu,” kata Ageng Adrianto, ST., MT PPK Bidang Bina Marga Dinas PU Konawe Utara, Rabu (21/9) kepada wartawan media ini.

Menurutnya, hal ini terjadi sebelum dirinya menjabat sebagai PPK namun ia bisa menjelaskan apa yan ia ketahui saja, selanjutnya iapun menunjuk Safri‎ selaku Direksi tekhnis kala itu untuk menjelaskan kepada Wartawan terkait proyek yang dikerjakan oleh PT.Manunggal Sarana Sentosa tersebut.

“Kami memang menolak hasil pekerjaan dari PT. Manunggal Sarana Sentosa yang mana pekerjaan peningkatan dan pengaspalan jalan di Kelurahan Tinobu Kecamatan Lasolo itu sudah rusak sebelum di seratus persen pekerjaannya.”

“Selain itu, selaku Direksi Tehknis saya baru menanda tangani 75% pekerjaan itu, jelasnya. Akan tetapi hingga kini pekerjaan tersebut terhenti, bahkan sudah di audit oleh pihak BPK dan kami sudah menerima informasi dan surat yang saya tidak mengetahui apa isinya tetapi disitu dikatakan bahwa pihak PT.Manunggal Sarana Sentosa harus melakukan pengembalian,” ungkapnya.

Jika dilihat dari hasil pekerjaannya, pihak PT. Manunggal memang sudah menyalahi bestek karena jalannya sebelum satu tahun sudah hancur, sehingga kami menolak hasil pekerjaannya itu, tambahnya. Kepala Bidang Bina Marga waktu itu sekaligus PPKnya adalah pak Arjuna, terangnya. Sehingga kami tidak bisa menjelaskan lebih jauh lagi, cetusnya.

Untuk pekerjaan yang mereka kerjakan (Manunggal-red) adalah empat buah Box, Drainase, Talud serta jalan sepanjang dua kilo lebih, beber Safri adapun jenis aspal yang digunakan adalah Hot Mix atau ACBC.‎ “Jalan itu sebenarnya mulai poros Tinobu sampai hulu Tinobu, tetapi karena jalannya tidak labil sehingga terjadi keretakan dan mengakibatkan jalan itu rusak parah,” terangnya.

Sementara, Arjuna kepala Bidang Bina Marga yang hendak di konfirmasi tak berada ditempat. Dalam hal ini, informasi yang berhasil dihimpun wartawan media ini, menunjukkan adanya kelambanan penanganan kasus ini, sehingga prosesnya masih dikatakan mandet di tengah jalan, proyek ini menggunakan anggaran miliaran rupiah sehingga sudah patut untuk di periksa oleh KPK karena terkesan lamban. (Andi Jumawi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *