Oleh : Ahya Burhani
Teman-teman terbiasa memanggil saya Abe, singkatan dari Ahya Burhani, pemberian nama dari orang tua saya, Ahya berarti hidup dan burhani berarti harapan. Dengan nama ini, orang tua saya berharap agar saya bisa menjadi manusia yang bisa menjadi sebuah titik harapan untuk bisa mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Sebagai pemuda yang berkesempatan mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi berkat usaha orang tua dan beasiswa, saya sadar bahwa sekedar lulus dengan nilai cumloud saja tidaklah cukup untuk membalas jasa orang tua dan Negara ini, seperti yang selalu diajarkan oleh keluarga saya, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa memberi manfaat kepada orang lain disekitar kita.
Sejalan dengan hal tersebut, dimulai saat di bangku Sekolah Menengah atas, saya tergabung dalam organisasi pecinta alam didaerah saya. Organisasi tersebut bernama Topial (Tongkrongan Pecinta alam balaraja). Saya tidak hanya belajar mendaki gunung, melainkan juga berperan aktif menjaga alam agar tetap lestari. Salah satunya kami terapkan dalam program penghijauan di daerah saya tepatnya di Balaraja dan membuat seminar-seminartentang alam. Salah satunya, Kami bekerja sama dengan Walhi, memberikan 1000 bibit pohon dan seminar tentang pentingnya penggunan energy secara bijak tepatnya april 2007 kepada para pelajar Sekolah Menengah di Balaraja.
Saya memulai studi sarjana di Universitas Islam Negeri Jakarta di tahun 2008 jurusan hukum, dan menyelesaikan studi pada tahun 2012. Semasa kuliah saya mengikuti organisasi PMII, disitu saya banyak belajar bagaimana menjadi orang yang bermanfaat. Salah satunya adalah ketika bencana Situ Gintung melanda kami melakukan penggalangan dana untuk membantu para korban bencana, yang digalang di universitas, jalan dan di luaran serta dibantu oleh warga dan keluarga.
Di samping itu berdasarkan pengalaman saya ketika melakukan Kuliah Kerja Sosial (KKS), di Bogor, tepatnya di Ciasihan, saya meyadari bahwa kurangnya fasilitas pendidikan yang merata di setiap daerah, khususnya daerah terpencil. Oleh sebab itu, saya mempunyai impian untuk berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah saya realisasikan dengan menjadi relawan pendidikan di Konawe Utara tepatnya Asera, tutor bahasa inggris. Tentunya menjadi seorang tutor bahasa inggris tidaklah mudah, saya membutuhkan proses untuk menguasai bahasa internasional ini.
Dimulai setelah lulus dari universitas, saya memutuskan untuk pergi ke Kampung Inggris Pare untuk memperdalam bahasa inggris dengan waktu 2 bulan.
Akan tetapi, saya memutuskan untuk melanjutkan studi saya menjadi 6 bulan. Dengan 4 bulan lainnya saya mengikuti program beasiswa yang dibuat Global English Course Pare yang bernama Teaching Clinic. Saya mengikuti seleksi dan test, akhirnya saya terpilih menjadi siswa yang mendapatkan beasiswa kursus bahasa inggris menyisihkan sekitar 30 orang lainnya. Di sini saya mendapatkan full time study English dimulai dari jam 05.00 pagi hingga jam 17. 30 sore dan dilanjutkan jam 19.00.
Setelah 3 bulan mendapatkan training program ini saya direkrut sebagai tenaga pengajar di sana. Kemudian saya memutuskan untuk mencari pengalaman lain di lembaga lain yaitu Mr.bob English Club menjadi pengajar bahasa inggris adalah bagian yang membanggakan bagi saya, dimana saya bisa membagikan sebagian kecil ilmu kepada orang lain. Di Mr.Bob English Club, saya diberikan tugas untuk berbagi ilmu di beberapa program antara lain, Program Speak up one, kelas dimana saya harus memberikan bahasa inggris dasar dan membangun kepercayaan diri.
Program go go talk, dimana saya memberikan tips dan triks bagaimana berbicara dengan grammar yang baik. Dan Program speak up 100, kelas yang didesign menggunakan 100% English, ditujukan bagi para siswa yang telah mahir berbahasa inggris, membicarakan masalah terkini di Indonesia dan dunia. Tidak berhenti disitu, saya dipilih menjadi Head of Division kelas dan Camp oleh pimpinan, akhirnya dituntut menjadi seorang leader dengan beberapa tugas salah satunya melatih dan merekrut tutor baru guna menjadi tutor yang sesuai standart.
Jika kini saya aktif memberikan kontribusi pengajaran bahasa. Di masa yang akan datang saya berencana menjadi seorang dosen yang akan tetap konsisten berperan aktif bagi kemajuan bangsa Indonesia melalui organisasi social dan keagamaan. Karena bagi saya menjadi seorang dosen adalah posisi paling strategis untuk menuangkan ide-ide dan keilmuan saya untuk memberikan kontribusi yang lebih bagi negeri ini. (*)