160 Bidan Ikuti Diklat Pendidikan dan Pelatihan Penanganan Pertama Gawat Darurat

Daerah, Regional1,160 views

Kabarone.com, Bojonegoro – Penyematan tanda peserta oleh Bupati Bojonegoro, Drs. H. Suyoto Msi kepada dua orang perwakilan peserta Pendidikan dan Pelatihan Penanganan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Obstetri dan Neonatus Angkatan I, II, III dan IV yang digelar oleh Badan Diklat Kepegawaian Pendidikan Pelatihan Pemkab Bojonegoro, Senin (13/2) pagi tadi menandai dibukanya acara Diklat. Tampak hadir dalam kesempatan ini, Wakil Bupati Bojonegoro, Drs H. Setyo Hartono, MM dan segenap tamu undangan lainnya.
Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Drs. Zainuddin, MM dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kemampuan para bidan baik keterampilan komunikasi maupun keterampilan hidup secara spiritual. Kegiatan ini akan dilaksanakan dua gelombang, gelombang pertama tanggal 13-18 Pebruari dan tanggal 20-25 Pebruari yang dilaksanakan di Aula BKPP dan pesanggrahan Tirta Wana Dander yang diikuti oleh 160 Bidan diseluruh wilayah Bojonegoro.
Bupati Bojonegoro, Kang Yoto dalam kesempatan ini menyampaikan tentang kebijakan pembangunan di Kabupaten Bojonegoro. Mengawali sambutannya Bupati menyampaikan tentang 4 kunci agar bisa terampil dalam hidup yakni Ridho, Sabar, Syukur dan Musahadah. Kita harus ingat betul bahwa hidup yang kita jalani saat ini adalah sebuah rangkaian dari masalah dan ujian semua tergantung bagaimana kita mengatasinya apakah menjadi orang yang tangguh. Sejarah kelam Bojonegoro membawa dampak yang berkepanjangan salah satunya kemiskinan dan mental peminta. Banyak hal yang terjadi salah satunya rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kita, kedua adalah Bojonegoro merupakan daerah bencana salah satunya adalah banjir dan kekeringan yang rutin menyapa disetiap musim. Yang menyedihkan adalah banyak petani kita yang mengaku sebagai petani namun tak memiliki sawah. Ini adalah ironi yang memang terjadi dimasyarakat kita.
Masih dalam sambutannya Bupati menjelaskan bahwa tantangan pembangunan di Bojonegoro adalah takut akan kesulitan, tidak sabar dan mudah iri hati, percaya gosip atau beranggapan bahwa rasan-rasan adalah bagian dari sebuah kebenaran. Dan yang terakhir adalah dimana mental kebanyakan dari kita adalah mental peminta. Oleh karenanya perlu adanya transformasi sosial yakni transformasi kepemimpinan dan enterpreuner leadership. Apalagi fungsi pemerintah yakni pelindung atau pengayom, regulator dan pelayanan. Dalam upaya peningkatan kemampuan SDM kita kita melakukan transformasi antara lain melawan rutinitas, melawan self orintation, melawan kemapanan, melawan mitos “ ketidak mampuan “ dan melawan ketidak mungkinan “ ketertutupan “ serta melakukan transformasi kepada semua stake holder.
Secara khusus kepada para bidan yang akan melakukan diklat ini harus memegang tiga kunci yakni bidan adalah service provider atau penyedia jasa, promotor serta educator. Bahkan Bupati dalam kesempatan ini mengajak kepada seluruh hadirin untuk kembali menghadirkan hati dan jiwa kita sebagaimana lagu Hymne Abdi Praja Dharma Satya Nagara Bhakti. Tak hanya menghadirkan pengabdian negara kita namun kepada semua warga utamanya mereka yang lemah dan tak berdaya mereka membutuhkan kinerja kita untuk membantu mereka.
Sementara itu Sucipto dari Badan Diklat Propinsi Jawa Timur saat membacakan sambutan Kepala Badan Diklat Prop Jatim menyampaikan tentang pentingnya melandasi setiap yang kita lakukan dengan Olah Pikir (Pemikiran), Olah Roso( menghadirkan jiwa dan hari dalam melayani ) dan Olah rogo ( jasmani kita harus hadir dalam setiap keadaan ) dalam mengemban amanah kita sebagai pelayan masyarakat.( DAN )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *