Meneropong Pemimpin Ideal Untuk Lamongan

Opini1,128 views

 

 

LAMONGAN,kabarone.com – Kabupaten Lamongan merupakan salah satu Kabupaten yang ada di provinsi Jawa Timur, letak geografisnya berada di pantai utara. Dengan jumlah penduduk kurang lebih 1.360 juta (BPS), bila boleh di clasterisasi tentang potensi dasar Kabupaten Lamongan maka ada tiga potensi mendasar yang dimiliki.

Pertama adalah daerah utara dengan potensi pantainya serta daerah perbukitan batu kapur yang cocok untuk perkebunan dan peternakan, yang kedua daerah tengah dengan potensi pertanian dan perikanan tambak yang ketiga adalah daerah selatan yaitu daerah perbukitan yang cocok untuk perkebunan dan peternakan. Ini adalah clasterisasi yg sederhana menurut potensi alam di daerah masing-masing yang bersentuan langsung dengan masyarakat, walaupun ada sektor pariwisata, jasa, industri dan pengrajin sekala kecil menengah, yang juga memiliki potensi utk di kembangkan. serta masih banyak yang bisa di galih lebih jau tentang potensi yang ada di masing-masung daerah.

Dengan potensi dasar yang luar biasa dan APBD 2.939 T. Lamongan masih menyandang angka kemiskinan yang cukup besar yaitu 14.5 % dari jumlah penduduk 1. 360 juta (BPS). Selain angka kemiskinan yang cukup besar, Kabupaten lamongan juga masih menyandang angka penganguran yang cukup tinggi, bahkan ironisnya penganguran tertinggi di sumbang dari lulusan SMK, artinya ada dua kemungkinan yang terjadi dalam fenomena ini, pertama adalah tidak terbangunnya link and Match antara dunia pendidikan dan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) yang kedua masalah kualitas, dimana lembaga dan produknya mengalami Under Quality sehingga sulit untuk mengakses DUDI. Kemiskinan ini adalah problem mendasar yang ada di Kabupaten Lamongan.

Dalam pandangan saya, kemiskinan merupakan sumber utama munculnya masalah sosial. Kondisi kemiskinan dengan berbagai dimensi dan implikasinya merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang menggambarkan kondisi kesejahteraan sosial yang rendah. Karena itu, kemiskinan pada hakikatnya adalah masalah sosial itu sendiri. Untuk itu kemiskinan sedapat mungkin harus ditangani secara serius agar angka kemiskinan menjadi rendah atau zero.

Dalam pandangan Chambers, kemiskinan terjadi karena disebabkan kondisi kerentanan (vulnerability) dan karena ketidak berdayaan masyarakat atau (powerless). Maka untuk keluar dari dua permasalahan tersebut, masyarakat harus diberdayakan (empowerment). dengan program pemberdayaan, masyarakat akan mampuh mengembangkan potensi yang dimiliki secara maksimal dan mampuh keluar dari belenggu kemiskinan.

Untuk merealisasikan program pemberdayaan tersebut kita harus menciptakan kesempatan pada masyarakat dalam meningkatkan dan merealisasikan potensi-potensi yang dimiliki, dengan cara ini maka kita juga dapat meningkatkan pendapatan (income ) masyarakat.

Namun bila kita lihat postur APBD Lamongan alokasi untuk program pemberdayaan sangat minim bahkan nyaris tidak ada. Padahal program pemberdayaan adalah program pro job, pro poor, pro environment, pro innovation. Yang mampu mengurangi kemiskinan dan penganguran secara signifikan.

Dalam konteks Pilkada Kabupaten Lamongan, kita belum menemukan komitmen dan Visi para kandidat dalam mendesain model pemberdayaan yang cocok bagi masyarakat dan sustaineble.
Kebanyakan para kandidat yang muncul membangun popularitas dan elektabilitas hanya dengan jargon dan kebesaran lembaga, belum ada figur kandidat yang menawarkan gagasan genuine, fres dan memiliki best parctice. Mereka memaknai pesta Demokrasi hanya berkutat begitu begitu saja, sebatas adu strategi dalam merebut kekuasaan. Roh Demokrasi sebagai Instrumen untuk mensejahtrakan masyarakat tidak menjadi varibel utama dalam faktanya.

Capital sosial dan capital knowledge serta program paktisnya tidak di presentasikan pada khalayak masyarakat. Namun sebaliknya capital lainya dan sosialisasi figur yang di utamakannya. lebih dari itu, Para kandidat harus memiliki kedalaman berpikir, mampuh menguasai, menyelami, semua problem kedaerahan yang ada di lamongan.

Maka untuk itu kita tantang para kandidat Bupati Lamongan untuk berkomitmen baik secara gagasan maupun base praktisnya tentang desain program yang terukur dalam menangani kemiskinan dan model pemberdayaanya. Jika ada kandidat yang mampu membuat hal tersebut maka kandidat itu layak untuk dipilih.

Masyarakat Lamongan sudah memiliki kecerdasan dalam menentukan pemimpinya dia tidak akan terkooptasi dengan janji-janji yang tidak terukur apalagi yang tidak sesuai. Mereka merdeka dalam memilih.

Selamat menjadi pemilih rasional wahai masyarakat lamongan. 5 tahun di tentukan oleh ketepatan anda memilih. sekian terima kasih….

 

Oleh : Qomaruddin SE. M.Kesos.
Alumnus Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial UI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *