Menguatkan Orientasi Narasi Untuk Aksi, IMM KEB UM Purwokerto Bedah Buku Catatan Tinta Emas

Ragam373 views

Purwokerto,Kabar One.com – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto (IMM KEB UM Purwokerto) sukses menggelar Bedah Buku Catatan Tinta Emas dari Narasi Menuju Aksi secara daring melalui zoom meeting pada Sabtu (29/05/2022).

Bedah Buku yang diadakan IMM KEB UM Purwokerto tersebut, menghadirkan penulis muda Sumsel Kakanda Preli Yulianto, S.P yang juga pemilik tulisan Buku Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi itu. Bedah buku itu program kerja dari bidang riset dan pengembangan keilmuan IMM KEB Purwokerto.

Ketua Panitia, Nesa Tresnawati mengatakan Buku “Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menjadi Aksi” bisa menjadi salah satu dasar dalam membentuk kader IMM terutama untuk IMM KEB UM Purwokerto yang unggul secara akademisi maupun unggul dalam segi aksi. Buku ini sangat bagus untuk menjadi salah satu dasar kader dalam bergerak baik untuk menghidupkan IMM maupun menjaga Marwah Muhammadiyah.
“Terimakasih kepada Kakanda Preli Yulianto, S.P yang telah antusias menjadi narasumber pada acara bedah buku yang diselenggarakan oleh IMM KEB UM Purwokerto bidang RPK (Riset dan Pengembangan Keilmuan) dan terimakasih pula kepada kakanda yang telah memberikan banyak ilmunya kepada kami semua,” ungkap Nesa.

Ketua Umum IMM KEB UMP, Ilham Nur Habibie mengucapkan terima kasih banyak buat bidang RPK yang sudah berusaha semaksimal mungkin demi terlaksananya acara bedah buku Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menjadi Aksi.

“Terima kasih pula kepada kakanda Preli Yulianto, S.P yang telah memberikan banyak ilmu, motivasi, dan berbagi pengalamannya untuk kita semua. Harapannya semoga bedah buku ini berguna dan dapat diterapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Habibie.

Ketua Bidang RPK, Berlian Thaeba Noevus mengatakan berbicara itu mudah, melakukan aksi itu susah. Lidah sering berdalih sana sini tapi badan tak pernah berkutik kesana kemari.
“Dari buku ini, jadi sadar bahwa setelah membaca literasi kemudian berubah bentuk menjadi mengkaji dan berubah lagi menjadi aksi. Dan seringkali aksi yang sering dilalaikan. Jadi jangan lupakan aksi nyata dan kerahkan semua energi di sana,” terang Berlian.

Pemateri Bedah Buku, Kakanda Preli Yulianto, S.P menjelaskan dalam paparannya sebuah ideologi hanya mampu bertahan bilamana kehadirannya mampu divalidasi dalam realita sosial. Tanpa bukti nyata, ideologi hanya akan berhenti sebagai sebuah rapalan dan slogan yang tidak bermakna bagi gerak perubahan sosial.
Ikatan ini harus mampu menyeimbangkan antara usaha intelektual untuk membangun narasi serta aksi nyata. Kehadiran buku ini menjadi suatu anugerah, yang semoga bisa menghadirkan gerakan IMM yang mampu menebar kebermanfaatan, semangat fastabiqul khairat, dan tentu narasi itu tertuntaskan menjadi aksi nyata untuk IMM berkemajuan untuk Islam yang murni (tajdid).

Penulis juga menjelaskan konsep Gerakan Intelektual Progresif (GIP) sebagai dasar gerakan dari narasi menuju aksi yang tersaji, sebagai tawaran-tawaran narasi dalam buku yang dibedah ini.

Terpisah, Kakanda Preli Yulianto, S.P mengatakan Buku Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi merupakan tulisan kumpulan esai yang terdiri dari prolog, 23 bagian Topik pembahasan, dan epilog yang di tawarkan penulis dalam narasi gerakan IMM berkemajuan/progresif untuk aksi (action).

“Catatan Tinta Emas Nari Narasi Menuju aksi berisikan kumpulan esai berisikan Pemikiran, ide, gagasan, pengalaman maupun wawasan yang dipatri (evidensi) menjadi narasi. Narasi inilah yang saya (penulis) tawarkan untuk aksi nyata,” jelas Preli pada awak media pada Senin (30/05/2022).

“IMM harus bisa menanamkan (jati diri) kader yang intelektualitas, religiusitas, dan humanitas sehingga dimensional gerakan menyeluruh dan mampu menjadi narasi untuk aksi. Gerakan seperti itu dikenal dengan ‘Gerakan Intelektual Progresif (GIP)’ adanya kesadaran kolektif (kosensus) sehingga IMM bukan organisasi yang sah saja. Tetapi IMM itu sebuah organisasi gerakan (movement) yang benar-benar menebar kebermanfaatan,” ungkap Preli.

“Sebenarnya bedah buku ini harus dilaksanakan dengan beberapa pertemuan, mengingat buku Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi terdiri dari 23 bagian narasi yang ditawarkan,” tambah Preli yang juga Ketua DPD IMM Sumsel Bidang Media dan Komunikasi.
Dalam bedah buku tersebut, terdiri dari rangkaian acara pembukaan, bedah buku, sesi tanya jawab-diskusi, dan kesimpulan bedah buku. Acara berjalan dengan lancar, dengan peserta bedah buku sangat antusias dalam mengikutinya. (***).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *