Pemkab Konawe Utara Programkan “Kampung Inggris”

Daerah, Regional661 views

Kabarone.com, Konawe Utara – Program Pemerintah Kabupaten Konawe Utara (KONASARA) yang menginginkan anak siswa-siswi SD memiliki kemampuan berbahasa Inggris melalui pendidikan bahasa Inggris di Sekolah mendapat respon sejumlah pihak. Pasalnya program ini nantinya akan menyedot anggaran dana dari pusat melalui penganggaran dana BOS ‎Sekolah dari APBN.

Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Konawe Utara, Raup,S.Ag, didampingi Drs.Mili,M.Si, Kadis Dikbud Konut, Lapeha,S.Pd.,M.Si, ‎Sekdis Dikbud Konut, Marthen Minggu Ka.BPKA‎D Konut saat memberikan arahan kepada Kepala Sekolah di ruang Pola Utama Pemkab Konut, Senin (5/9).

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Konawe Utara mengatakan, untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi dan budaya serta ilmu pengetahuan yang berdaya saing, maka kita harus memiliki ilmu pengetahuan yang bisa berdaya saing terutama dalam dunia pendidikan. ‎

“Presiden Jokowi sudah menyampaikan kepada semua Kapolda, Kajati bahwa jangan di kriminalisasi jika ada kepala daerah yang memiliki kebijakan yang menyangkut kepentingan publik,” kata Raup dihadapan ratusan kepala Sekolah Dasar se-kabupaten Konawe Utara.

Ia menambahkan, kita harus memiliki daya saing sehingga kita harus bisa berkomunikasi, “jangan hanya sumber daya namun kita juga harus bisa berkomunikasi,” tukasnya.

“Kecuali kita melakukan pencurian maka kita akan di proses, karena itu uang negara. Jangan kuatir terkait kampung Inggris ini adalah program pimpinan kita yang mana kita harus memiliki keberanian karena jika tidak ada keberanian maka tidak akan bisa berjalan, dan program ini kita akan coba perkembangannya selama tiga bulan, bagaimana responnya anak sekolah,” imbuh Raup.

Menurutnya, Konawe Utara memang masih perlu melakukan sejumlah pembenahan seperti sarana prasarana yang perlu dibenahi. “Kedepan kita akan lakukan pembenahan dan pendistribusian guru dan kita perlu lakukan itu, jangan lagi ada diskriminasi. Karena masih banyak sekarang yang malas melakukan tugas dan banyak yang datang kepada saya menangis meminta nota tugas, saya hanya inginkan kita harus bekerja sesuai dimana kita ditugaskan jangan hanya maunya disekitar kota, bagaimana daerah yang jauh seperti Langgikima. Karena itu siaplah untuk ditempatkan dimana saja, dan laksanakanlah dengan baik tugas yang diberikan itu.”

Nantinya, lanjut Raup, kalau semua sudah berjalan normal kita akan lakukan lagi mutasi misalnya sudah berjalan dua tahun tiga tahun kita akan lakukan mutasi. Karena itu kita akan melihat bagaimana kinerjanya, jangan selalu menganggap itu sebagai orang buangan karena itu semua adalah jalan yang membawa kita sukses.

“Kedepan ada sejumlah sekolah yang kelebihan kuota, maka mari kita susun agar bisa merata sesuai dengan sertifikasinya, untuk mengurangi kesenjangan dalam penyebaran tanaga pendidik seperti didaerah terpencil seperti di Wiwirano, Langgikima dan daerah lainnya. ‎Disatu sisi kita butuh pemahaman ilmu agama dan disisi lain kita butuh pendidikan lainnya karena itu, guru yang rangkap tugas perlu kita lakukan perbaikan, berapa kekurangan guru pendidik kita akan segera benahi agar tak terjadi ketertinggalan,” pungkasnya.

Untuk menyiapkan generasi muda yang lebih berkompeten dan memiliki daya saing yang lebih baik, kedepan harus ada solusi untuk mengatasi kekurangan tenaga guru ini, jangan kita tertinggal. Iapun menegaskan agar semua guru jangan malas apabila sering dipanggil rapat karena ini merupakan tujuan dari program kita dan tugas bersama kita untuk peningkatan mutu pendidikan, termasuk dalam hal pengawasan anak didik agar diperketat.

“Karena biasanya ada anak sekolah yang saat ini banyak yang suka ‘mumbul’ menggunakan lem fox atau bisa saja ada yang terlibat Narkoba, karena itu perlu dilakukan pemeriksaan ditas-tas mereka,” tegasnya.

Dan mengenai penggunaan dana BOS ini, Raup mengungkapkan agar jangan takut karena ini merupakan program yang sudah kita rencanakan dengan baik dan bukan penyalah gunaan anggaran.

Sementara Sekda Konut, Martaya kepada para KEPSEK saat memberikan arahannya menyampaikan, agar disektor pendidikan ini bisa menjadi sektor yang bisa meningkatkan daya saing daerah Konawe Utara, terutama sumber daya manusia.

“Penyebaran guru-guru kita tidak fair karena itu perlu dilakukan pemerataan, karena didaerah-daerah jauh sana banyak yang tak terjangkau sehingga perlu dilakukan pemerataan, serta anggaran yang akan kita gunakan kedepan 2017 kita akan dapatkan penjelasan dari BPKAD. Kualitas dan kuantitas guru kita, kita akan rancang bagaimana bisa dilakukan penempatan dan aturannya seperti guru-guru PHL dan GTT untuk besaran anggaran yang akan diberikan kepada mereka, agar mereka bisa betah untuk datang dan bekerja disana, ungkap Martaya.

Ia menambahkan, untuk Dana Alokasi Umum jangan digunakan untuk fisik tetapi untuk digunakan untuk kegiatan pendidikan. “Mata pelajaran yang minim maka itu yang diutamakan dan seleksinya agar Diknas segera dibuatkan petanya, agar jangan menumpuk dan yang sulit-sulit itu di prioritaskan, harus dibuat dari sekolah yang bersangkutan, bukan dari dinas karena tak mengetahui kondisi riil sekolah yang berkaitan.”

Selain itu menurutnya, guru-guru harus disesuaikan dengan tupoksinya, harus ada batasan-batasan dari Dinas agar jangan terjadi Miskomunikasi, dan yang lain harus fokus melakukan kegiatan belajar mengajar, dan tak boleh ada jam kosong di sekolah, karena bisa terjadi kerawanan seperti perkelahian antar pelajar dan hal lainnya.

“Untuk kelas tiga agar kedepan dilakukan penambahan pembelajaran dengan menggunakan dana dari dana DAU itu, untuk peningkatan mutu pendidikan, dana DAU bukan untuk Fisik, tapi untuk mutu pendidikan‎,” tegasnya.

Sementara, Sekretaris ‎Dikbud Konut, Lapeha,S.Pd.,M.Si, saat diwawancara mengatakan, kita berterima kasih atas apa yang telah di programkan oleh Pemerintah Daerah terutama dalam hal peningkatan mutu pendidikan di Sekolah, sehingga munculah program Kampung Inggris ini.

“Adapun mengenai penggunaan dana dari Dana Bos tentunya kita mengacu pada Juknis yang ada karena ini merupakan program pemerintah yang harus kita sukseskan,” jelasnya.

Untuk kampung Inggris ini, lanjutnya, kita akan programkan untuk Sekolah Dasar mulai kelas 4 SD akan diberikan pembelajaran Bahasa Inggris. “Tadi kita sudah melakukan rapat dan pertemuan dengan para Kepala Sekolah dan pihak English Kamp yang nantinya akan dilakukan kerjasama atau MoU dengan mereka karena itu sudah masuk dalam program pemerintah Konawe Utara, KONASARA,” jelasnya.

Selain itu dana yang akan digunakan adalah Dana BOS yang sudah kita dengarkan bersama bahwa itu adalah program Pemerintah Konawe Utara yang sudah direkomendasikan oleh Bupati (Ruksamin-Red) yang nantinya merupakan menjadi tanggung jawab kita semua dalam pengelolalaan dan pengembangan mutu pendidikan di daerah ini.

“Bukan hanya menjadi tanggung jawab kepala Sekolah namun ini sudah menjadi program pemerintah yang harus kita sukseskan,” pungkasnya. (Andi Jumawi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *