Gerakan Nonton Film Bangsa Sendiri Belum Maksimal

Ragam569 views

Kabarone.com, Jakarta – Sudah tahu bukan kalau Amerika dan China sedang asik adu strategi perang ekonomi. Lalu bagaimana dengan negara kita? Jangan sibuk membicarakan negara lain, bila tidak peduli dengan negara sendiri. Perhatikan kondisi perekonomian negara kita saat ini, apakah sudah masuk dalam kategori negara ekonomi terkuat ? Memang, bila mengutip pendapat PricewaterhouseCoopers (PwC), Indonesia diperkirakan akan jadi negara dengan ekonomi terkuat ke lima di dunia pada tahun 2030. Namun bukan berarti hal tersebut sudah terwujud saat ini.

Sebagai bangsa Indonesia, apa saja upaya yang sudah dilakukan untuk memperkuat perekonomian negara ini ? Bagaimana produktivitas bisa meningkat, bila di pasaran dalam negri sendiri, hasil anak negri tidak laku bahkan cenderung mati ? Jangan hanya berani buka mulut komentar pedas dan kritik sana sini, bila tidak mau buka dompet untuk membeli hasil produksi bangsa sendiri. Untuk membangun negri ini butuh kerjasama dan pengorbanan semua pihak.

Tidak usah memikirkan yang terlalu berat dan mahal bila keuangan belum mendukung. Ada banyak cara turut serta mendukung produktivitas bangsa sendiri, meski uang di dompet tidak tebal. Misalnya saja dengan cara nonton Film buatan bangsa sendiri. Inilah salah satu cara yang dilakukan dan diajarkan oleh Dr. Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan, S.Sos, M.T atau yang akrab disapa Bunda Rossa Pandjaitan.

Apakah ide ini mudah dilakukan ? Ternyata menurut pengakuan Bunda Rossa cukup sulit. Contoh sederhana ketika ia bertanya pada anak-anaknya maupun mahasiswanya tentang pilihan nonton film import atau justru film produksi dalam negri sendiri, serentak mereka menjawab, lebih memilih nonton film import.

Bagaimana dengan anda. Coba jawab jujur pertanyaan ini. Bila harus membayar sendiri, anda lebih memilih nonton film import atau justru film produksi dalam negri ? Bandingkan jawaban anda dengan data sebagai berikut.

Menurut data yang berhasil dihimpun, jumlah penonton film Indonesia terus mengalami peningkatan. Dalam tahun 2017 menembus angka 40.188.947 penonton. Naik dua setengah kali lipat dari tahun 2016 yang hanya mencapai angka 16 juta penonton. Sedangkan pada tahun 2017, mencapai jumlah sekitar 27 juta penonton. Memang ada beberapa film lokal yang sempat populer dan mampu merangsang minat banyak penonton, seperti Surat Cinta Untuk Starla (2017) maupun Dilan (2018), namun fakta seperti yang diungkap oleh Bunda Rossa tersebut, bukan hal yang mustahil juga akan dengan mudah anda dengar keluar dari mulut keluarga, kerabat, ataupun pacar.

Butuh kejujuran dan keikhlasan tentunya dalam menilai fenomena tersebut, tanpa bermaksud mematahkan semangat produksi film Indonesia yang semakin meningkat. Diketahui ada sekitar 117 film Indonesia yang beredar dalam tahun 2017, seperti dihimpun dari banyak sumber.

Itulah sebabnya, sebagai cara turut serta mendukung produktivitas bangsa sendiri, melalui gerakan nonton Film bangsa sendiri, bekerjasama dengan MNC Pictures, disela-sela kesibukannya sebagai seorang dosen, komunikolog, dan pembicara, Bunda Rossa aktif mengajak banyak pihak untuk nonton film Indonesia yang sehat dan mendidik. Cara ini bukan hanya diajarkan pada keluarganya saja, tetapi juga pada mahasiswanya, teman sekolah anaknya, maupun lingkungan tempat tinggalnya, dengan cara mengajak mereka nonton film bersama.

Memang diakui oleh Bunda Rossa, meski sudah memasuki 68 tahun eksistensi film Indonesia di negerinya sendiri, namun mayoritas film Indonesia masih sangat sederhana. Bukan hanya sederhana dalam hal teknologi seperti efek suara dan visual, tetapi juga pada ide, alur cerita, bahkan judul film terkadang sudah bisa ditebak isi ceritanya. Seperti misalnya film Koki-Koki Cilik yang merupakan film drama anak-anak, karya sutradara Ifa Isfansyah, berdurasi 91 menit, yang diproduksi dalam kurun waktu dua bulan. Membaca judulnya saja, sudah pasti bisa menebak akan ide ceritanya.

Namun seperti kata pepatah, jangan menilai buku hanya dari sampulnya saja. Tidak ada salahnya mengorbankan sedikit uang untuk bangsa sendiri. Bukan hanya agar kenal dengan perkembangan produksi film bangsa sendiri, tetapi juga turut serta mendukung produktivitas perfilman anak negri. Apalagi bila film tersebut jauh dari unsur pornografi, kekerasan fisik, horor, dan tindakan balas dendam. Seperti film Koki-Koki Cilik yang meski sederhana dalam banyak hal, namun cukup menghibur dan mendidik. Bukan hanya mampu membuat penonton tertawa, tetapi juga mampu membuat air mata mengalir, dan paham tentang prinsip pertemanan dan cara memotivasi. Tidak percaya, silahkan nonton bersama keluarga. Film ini jauh lebih sehat dan mendidik dari pada film Dilan apalagi Conjuring, seperti dikatakan oleh Bunda Rossa. (RHP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *