Deteksi Dini Bahaya HTI Terhadap Keutuhan NKRI, Polres Gandeng Kampus Dan Elemen Masyarakat

Hankam518 views

Kabarone.com, Lamongan – Seminar sekaligus sosialisasi bahaya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terhadap Keutuhan NKRI telah disikapi oleh semua pihak, hal ini diselenggarakan oleh Kepolisian Resort (Polres) Lamongan yang bekerjasama dengan Universitas Islam Lamongan (Unisla) di Gedung Olahraga Lantai 4 Unisla Lamongan Jawa Timur pada Jum’at siang (2/11).

Acara ini dihadiri oleh Ketua MUI Lamongan KH. Aziz Choiri, Rektor Unisla Bambang Eko, Ketua PC NU Lamongan, Dr. Supandi, PC. Ansor dan Banser serta perwakilan organisasi Mahasiswa dan ribuan undangan yang hadir.

Dalam kesempatan ini Kapolres Lamongan AKBP. Feby D.P. Hutagalung menyampaikan, “Alasan tema ini diangkat bersama, kerena sebuah trend HTI yang mengarah dan bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Mensikapi bahaya yg sebuah organisasi yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa kita. HTI sebuah organisasi yang diawali dari elemen masyarakat tidak bisa dibiarkan.

Lebih lanjut AKBP. Feby D.P. Hutagalung, Kabupaten Lamongan Alhamdulillah saat ini secara umum sudah kondusif karena adanya peran serta semua lapisan masyarakat selama ini. Tentunya kondisi ini bisa kita pelihara bersama dg bahu membahu utk mengamankan kabupaten Lamongan sebagai kabupaten yg kondusif ini bisa dipertahankan.

Kita semua mempunyai tanggung jawab yang sama tentang bahaya HTI. Sehingga harus memberikan pemahaman pada masyarakat terkait hal tersebut, agar tidak semakin menyebar luas” tegas Kapolres Lamongan.

Ditambahkannya, tujuan utama kegiatan seminar sekaligus sosialisasi bahaya Hizbut Tahrir Indonesia ini adalah dalam upaya untuk menangkal dan menghapus paham HTI di Lamongan, karena sudah jelas HTI ingin merubah dasar dan sistem negara di Indonesia”, tandas Kapolres AKBP. Feby.

Dr. H. Supandi Awaluddin, S.Pd, M.Pd, Ketua PCNU Kabupaten Lamongan mengungkapkan, “HTI dinilai anti pancasila dan merupakan tindakan yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan Bangsa.

Sementara, Dr. Ainur Rofiq Al Amin salah satu mantan aktifis HTI mengajak masyarakat untuk lebih cerdas menerima informasi melalui media sosial (Medsos) karena saat ini disitu banyak orang yang berlagak pintar, namun komentarnya tidak rasional.

“Rofiq saat menyampaikan materi di hadapan ribuan peserta yang hadir, “Jangan berkomunikasi dengan medsos terlalu gila, diskusi tidak rasional, seakan akan paling mengetahuinnya. Namun ketika di tantang ketemu langsung tidak ada yang berani” terangnya.

Ditegaskannya, kami tidak pernah sepakat bendera bertuliskan kalimat tauhid di politisasi dengan mengatasnamakan agama, kemudian di gunakan untuk kekerasan apalagi dijadikan dalil pembenaran membunuh sesama muslim, seperti yang telah terjadi di beberapa negara timur tengah.

“Kami tak sependapat soal pembakaran bendera karena bisa memunculkan konflik antar organisasi. Cintai NKRI jadi jangan sampai ada kejadian pembakaran bendera lagi.

“Setelah saya banyak membaca buku, berdiskusi dan membaca sejarah dan sebab yang di sebabkan oleh gerakan ini. Dan ternyata banyak bertentangan dengan nilai Islam dan ideologi Indonesia, ini yang menjadikan saya keluar dari HTI” tegas Rofiq.

Minabaul Mubin, M.Pd. narasumber yang suaranya menggelar tersebut menyatakan, “HTI tdak wajib untuk di diskusikan karena sudah jelas HTI mengancam keutuhan NKRI. HTI semakin dibicarakan maka HTI merasa akan merasa lebih mulia.

Aparat Kepolisian dan TNI harus berada di barisan paling depan dan rakyat siap mendukung siapa saja yang merong rong kedaulatan NKRI”, jelasnya.

Harapannya, “Pada semua siswa dan para mahasiswa harus ada pelajaran atau mata kuliah sejarah dan juga upacara bendera dengan tujuan untuk menumbuhkan serta memperkokoh kedaulatan NKRI. (pul/Ian/pur).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *