Hadapi Era Disrupsi dan VUCA, Universitas Pertamina Siapkan Para Lulusan dengan Keterampilan Kerja

Ragam450 views

Kabarone.com, Jakarta – Dunia hari ini sedang mengalami fenomena disrupsi (disruption) dan VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambigue). Pergerakan dunia industri dan persaingan kerja tidak lagi linear. Perubahan ini terjadi secara cepat dan menciptakan tatanan baru. Bahkan saat ini kita sudah terbiasa menggunakan kosa kata “New Normal” atau normal baru untuk menjelaskan kondisi hari ini.

Di era disrupsi dan VUCA seperti saat ini, perguruan tinggi dituntut untuk berkontribusi lebih besar dalam memberikan pelayanan publik melalui berbagai penelitian yang menghasikan inovasi dan teknologi tepat guna sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Terdapat tiga persoalan yang sedang dihadapi oleh Bangsa Indonesia saat ini, yaitu: jumlah peneliti yang masih kurang, riset nasional yang belum fokus, dan pendanaan riset yang masih rendah.

Di tengah kondisi ini, World Economic Forum mengatakan bahwa setidaknya terdapat 10 keterampilan kerja yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk dapat menembus persaingan kerja. Sepuluh keterampilan tersebut adalah pemecahan masalah yang rumit (complex problem solving), berpikir kritis (critical thinking), kreativitas, manajemen manusia, koordinasi dengan orang lain, kecerdasan emosional, pengambilan keputusan, orientasi layanan, negosiasi, dan cognitive flexibility. Kreativitas yang pada tahun 2015 berada pada posisi 10, melesat ke posisi tiga teratas dalam deretan keterampilan kerja yang paling dibutuhkan pada tahun 2020, bersama dengan complex problem solving dan critical thinking. Ketiga keterampilan tersebut sangat diperlukan untuk menghadapi perubahan dunia yang semakin tidak bisa diprediksi.

Di Universitas Pertamina, para mahasiswa diberikan dua mata kuliah yang dapat membantu mereka menjadi SDM unggul yang siap bersaing di dunia kerja. Kedua mata Kuliah tersebut adalah Creative Problem Solving dan Critical Thinking. Melalui kedua mata kuliah ini, diharapkan para lulusan dari Universitas Pertamina dapat berfikir secara kreatif dan kritis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di dunia kerja.

Rektor Universitas Pertamina, Prof. Akhmaloka, Ph.D, dalam wawancara daring usai pelaksanaan kegiatan Wisuda ke-2 Universitas Pertamina Tahun Akademik 2019/2020, pada hari Rabu 26 Agutus 2020, menyampaikan bahwa seorang sarjana juga harus memiliki tanggung jawab sosial yang sama besar dengan ipteks yang mereka miliki. Menurutnya, Ipteks adalah kekuatan intelektual manusia. Kekuatan ini akan menjadi bernilai tinggi bila digunakan untuk kepentingan kemanusiaan dan kemaslahatan masyarakat.

“Bangsa Indonesia menunggu karya inovatif dari para sarjana untuk bangkit menjadi bangsa yang besar. Jangan lupa untuk selalu mengedepankan karakter yang berkemampuan dan berkebiasaan memberikan yang terbaik (giving the best) yang dijiwai oleh akhlak dan budi pekerti yang mulia,” imbuhnya.

Pada Wisuda ke-2 Universitas Pertamina hari ini, terdapat 46 wisudawan yang meraih gelar cumlaude dari 97 wisudawan. 77% dari wisudawan merupakan lulusan program studi sainstek khususnya program studi dari Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi. Diharapkan para wisudawan dapat menjadi harapan baru bagi keberlangsungan dan ketahanan energi nasional di masa depan. (Dn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *