Afnan Hadikusumo: Kesalehan Sosial Sangat Penting

Ragam86 views

YOGYAKARTA, kabarOne.com – Saat ini, semua umat Islam di seluruh penjuru negeri bergembira menyambut Idul Fitri. Memang, inilah hari raya di mana kita bisa bergembira menyambut kedatangannya.

Hal tersebut disampaikan Drs M Afnan Hadikusumo, Anggota DPD RI Periode 2019-2024 Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta Utusan Muhammadiyah, dalam khutbah salat Idul Fitri 1 Syawwal 1444 Hijriyah di Halaman Kemantren Gedongtengen, Yogyakarta, Jum’at (21/4/2023).

Cucu salah satu pendiri Muhammadiyah, Ki Bagus Hadikusumo, mengatakan, kegembiraan di hari Idul Fitri ini merupakan perwujudan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas segala karunia dan nikmat yang telah kita terima, baik karunia lahir maupun batin.

“Di tengah kegembiraan, kita masih sangat prihatin karena di bumi yang lain, saudara-saudara muslim kita hidup di tenda-tenda akibat perang, baik yang di Suriah, Irak maupun Palestina,” kata Afnan mantan Anggota DPRD DIY.

Oleh karenanya, lanjut Afnan, kita patut bersyukur bahwa kita diberikan ketenteraman dan kedamaian. “Sehingga mampu melaksanakan puasa dan qiyam lail,” tandasnya.

Bagi Afnan, di bulan Ramadhan kita diajarkan melaksanakan hubungan horizontal, yakni hablun minannas, dengan mencapai derajat kesalehan sosial.

“Kesalehan sosial sangat penting sebagai manivestasi dari tercapainya predikat kesalehan individu,” ungkap Afnan.

Katanya, bagaimana mungkin kita bisa membuat alam ini lestari, makmur dan penuh kedamaian bila kita tidak memiliki sikap yang baik terhadap sesama manusia maupun pada alam semesta.

“Dalam rangka itu, maka hampir tidak ada ibadah yang dianjurkan dalam Islam yang tidak memiliki nilai atau efek sosial, yang dimaksudkan untuk tahzib, tadib dan tazkiyat al-nafs,” kata Afnan.

Tahzib, berarti  mengarahkan jiwa. Tadib, berarti membentuk karakteristik jiwa yang baik serta tazkiyat al-nafs yang berarti untuk penyucian jiwa. “Artinya, semua ibadah itu pada akhirnya ditujukan untuk membentuk perilaku yang melakukan ibadah itu, yang ujung-ujungnya akan memberi dampak sosial pada lingkungan sekitarnya,” papar Afnan.

Kondisi bangsa kita saat ini, kata Afnan, masih sangat jauh dari harapan dan cita-cita para pendiri negeri ini. “Para pendahulu kita memimpikan Indonesia menjadi negara yang aman, adil, makmur dan baldatun thayibatun warabun ghafur,” kata Afnan.

Untuk mencapai itu, keinginan mereka adalah agar umat bisa bersatu, saling tolong-menolong, saling menghargai satu dengan lainnya dan saling mengingatkan dalam kebaikan dengan kesabaran.

Mungkin, para pendiri negeri ini akan menangis manakala melihat generasi muda kita dirusak dengan maraknya peredaran Narkoba dan miras, terjadinya tawuran di mana-mana, pemanfaatan sumber daya alam yang kelewat batas, tindak korupsi yang tidak pernah berhenti, ketidakadilan baik dari sisi ekonomi, hukum maupun politik, bahkan masih adanya penyalahgunaan wewenang di sekeliling kita.

“Sesungguhnya, hal ini bisa dihindari jika umat memiliki kesalehan individu yang kuat,” tandasnya.

Idul Fitri ini, menurut Afnan, merupakan kemenangan kita dalam menahan hawa nafsu kejelekan selama ini. “Diwujudkan dengan naiknya derajat ketakwaan kita yang ditandai dengan munculnya sifat-sifat kesalehan individu dan kesalehan sosial dari diri masing-masing,” kata Afnan.

Jika ini terjadi pada mayoritas umat Islam di negeri ini, maka insya Allah persoalan bangsa perlahan tapi pasti akan dapat terselesaikan dengan baik. “Sebagaimana dicita-citakan oleh para pendiri republik ini,” pungkas Afnan yang sudah 3 periode di DPD RI guna mengawal kepentingan daerah di tataran Nasional. (Fan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *